Dilema

1.8K 100 4
                                    

" Jujur sa, gue sayang sama lo, gue suka sama lo, gue nyaman sama lo, dunia gue berhenti di elu sa. Itu jawaban Kenapa selama ini gue khawatir ke elu" Tutur Roy.

Sasa yang mendengarnya merasa kaget dan sontak menatap lekat ke arah Lelaki di hadapannya itu. Seolah mencari kesungguhan tentang yang dikatakan Roy

" Bercanda lu nggak lucu ah " Kata Sasa.

Roy menarik tangan Sasa dan menggenggamnya.

" Gue serius sa, gue sayang sama lo. Gue cinta sama lo. Hanya lo yang bisa buat gue nyaman. Gue pengen hubungan kita lebih dari sekedar teman. Gue ingin lo jadi pacar gue" Tutur Roy penuh kesungguhan.

Sasa menarik nafasnya panjang dan memejamkan mata sejenak. Ia mengambil kendali akan dirinya saat ini. Bohong kalau sasa nggak ada rasa sama Roy. Bohong kalau sasa nggak sayang sama Roy. Bohong kalau Sasa menginginkan hubungan mereka hanya sebatas teman saja.

" Roy.. " Panggil sasa pelan dan menatap mata Roy yang juga menatapnya. Tatapan teduh yang sangat disukai Sasa. Tatapan yang hanya diberikan kepada Sasa seorang selain mamanya.

Sasa mengalihkan tatapannya pada kalung salib yang terpampang jelas pada leher Roy. Seperti tertampar kenyataan kalau benteng mereka sangat tinggi. Alasan itu yang membuat Sasa tak yakin akan hubungan mereka ke depannya, jika ia menginginkan Roy lebih dari teman.

Roy mengikuti pandangan Sasa yang tertuju pada lehernya. Ia tersadar kalau ia memakai kalung. Ia memegang kalungnya dan memasukkan ke dalam bajunya hingga tak terlihat.

" Gue hanya ingin dengar dari hati lo sa. Jangan hiraukan yang lain dulu. "

" Bohong kalau gue nggak ada rasa sama lo Roy. Gue juga sayang sama lo lebih dari teman. Tapi kita nggak bisa sama-sama Roy. Terlalu sulit" Jawab Sasa melepaskan genggaman tangan Roy.

" Kita coba sa, kita bisa sa. Kalau memang alasan lu kita nggak bisa karena latar belakang kita, kita coba dulu"

" Rasanya semua itu mustahil Roy "

" Jika Tuhan sudah berkehendak, nggak ada yang mustahil sa" Kata Roy penuh dengan keyakinan.

'Hmmmhh' Sasa membuang nafasnya kasar. Ia mengalihkan pandangannya pada ombak pantai yang menggulung pelan. Ia melirik senja yang akan hilang dari peradaban.

" Beri gue waktu Roy " Tutur Sasa.

" Iya, sa. Gue tunggu jawaban lo " Ujar Roy yang tetap memandang gadis itu.

" Gue harap, semoga perbedaan kita tak menghalangi kita untuk bisa bersama Sa. Mungkin Tuhan sudah menyiapkan rencana indah untuk kita ke depannya. Tak ada yang tahu kan sa" Ucap Roy masih meyakinkan keraguan Sasa.

Sasa masih terdiam dengan segudang pikiranya yang berkecamuk. Ia akui kalau dirinya juga cinta sama Roy. Tapi kembali lagi dengan kenyataan bahwa mereka terlalu berbeda. Ia ingin hubungan yang bukan sekedar untuk mainan, tapi hubungan yang serius. Ia masih mempunyai waktu untuk menjawab pernyataan cinta Roy.

Hari telah berubah menjadi gelap. Senja yang sedari tadi menemani mereka lenyap meninggalkan bekas segaris cahaya jingga.

" Udah maghrib, pulang yuk " Ajak Roy.

Sasa hanya mengangguk dan seraya berdiri.

" Gue anter sampe kost " Tawar Roy

" Tapi gue bawa motor sendiri " Jawab Sasa.

" Nggak papa, gue ikutin lo dari belakang " Ujar Roy kemudian.

Sasa mengangguk mengiyakan. Ia tak ingin berdebat lagi dengan temannya itu.

Senja dan Kamu _ End (Season 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang