Akhirnya ia pun menjalankan mobilnya menuju rumahnya sedangkan Jasline hanya memasang muka masamnya itu.
Tiba lah mereka di kediaman Rangga. "Wah megah banget," sergah Jasline.
"Ni macan ternyata tajir juga," gumam Jasline.
"Ayo cepat masuk kenapa diam disitu," ucap Rangga lalu menarik tangan Jasline.
'Ni macan gak bisa santai dikit apa,' batin Jasline.
"Tunggu lo tinggal sendirian?" tanya Jaslien.
"Nggk, ada bi Inah sama pembantu lainnya," jawab Rangga.
"Ibu Bapak lo kemana?" tanya Jasline lagi.
"Banyak tanya lo. Sekarang ke kamar terus lo mandi ganti baju terus makan," jawab Rangga.
"Perasaan gue cuman nanya dua kali dah," gumam Jasline namun dpaat didengar Rangga.
"Bi, tolong antar gadis ini ke kamar," ucap Rangga pada bi Inah.
"Baik tuan," jawab Bi Inah.
Bi Inah pun akhirnya mengantar Jasline ke kamar Rangga. "Ini non kamar nya, dan ini bajunya udah disiapin kalo non butuh apa apa panggil Bibi aja ya non," ucap bi Inah.
"Ah, iya Bi terimakasih," jawab Jasline. Bi Inah pun pergi dari kamar dan Jasline pun menuju kamar mandi nya.
15 menit sudah Jasline mandi kini ia mengenakan baju oversize dengan celana panjang yang tadi bawa oleh bi Inah.
Tok'
Tok'
"Non, di panggil tuan kebawah," ucap bi Inah dari puar pintu.
"Iya Bi," jawab Jasline.
Jasline pun pergi kebawah untuk menemui si macan itu. Saat sampai di bawah ia sudah melihat Rangga tengah menyantap makanannya. "Duduklah," ucap Rangga.
"Iya," jawab Jasline.
"Makan," ucap Rangga lagi.
"Iya," jawab Jasline lagi. Akhirnya mereka pun makan bersama di meja makan.
Selesai makan Jasline pun memlilih untuk tidur karna matanya sudah mengantuk. "Tidurlah," ucap Rangga kemudian di angguki oleh Jasline.
Ia pun pergi ke kamarnya dengan langkah gontai. Saat sampai di kamar ia bukannya tidur malah terus mengumpati Rangga entah dari segi wajah mau pun sikap. Tanpa ia dadari seseoramg tengah menatapnya tajam seperti ingin menerkamnya detik ini juga.
"Udah ngomel-ngomel gak jelasnya?" tanya Rangga dari arah pintu.
Sontak membuat gadis tersebut kaget bukan kepalamg dari mana Rangga datang bukan kah tadi masih di bawah pikirnya.
"Ra—rangga, nga—ngapain lo kesini?" tanya Jasline gugup.
"Terserah gue dong," jawab Rangga yang mulai mendekat ke arah kasur.
"Yakk! Ke—kenapa malah ti—tidur disini sih," ucpa Jasline.
"Santai Baby, gak usah gugup. Gue cuman pengen tidur bareng aja," jawab Rangga sambil memeluk pinggang Jasline dengan posesif.
"Apa apaan lo. Gak gue gak mau enak aja lo tidur disini. Tidur di kamar lo lah jangan disni," ucap Jasline sambil berusaha melepas tangan Rangga dari pinggangnya.
"Lo gak sadar atau gimana? Ini kamar gue," jawab Rangga. Seisi kamar di penuhi poto Rangga dengan berbagai pose yang bisa membuat semua orang terpanah.
Jasline pun terdiam saja sedangkan Rangga hanya tersenyum lalu menenggelamkan kepalanya ke leher jenjang Jasline sambil mengendus ngendus.
'Ni macan kenapa jadi manja gini si kan gue jadi gemes jadi pengen cium pipinya deh,' batin Jasline gemas.
"Kalo mau cium cium aja," ucap Rangga tiba tiba.
'Ni macan tau aja heran,' batin Jasline. Tanpa aba aba Jasline pun mendekatkan mukanya ke arah Rangga.
Cup'
Satu kecupan mendarat di pipi Rangga. Bagaimana kedaan Rangga sekarang? Oh tentu saja di sudah kesenengan. Akhirnya Jasline yang menciumnya duluan untuk kali pertama.
Sedangkan Jasline dia meratapi kebodohnya itu bisa bisanya dia benar benar mencium Rangga.
"Jas, pipi yang satunya belum," ucao Rangga dengan senyuman manisnya itu.
"Ap—apa sih," gugup Jasline dengan muka merah bak kepiting rebus. Sedangkan Rangga hanya bisa tertawa melihat pipi merah gadisnya itu.
Bersambung...
Ini wajah para pemain nya ya
1.Rangga Pradipta
2.Jasline
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine
RomanceKetua geng yang sangat ter obsesi pada gadis biasa dan ingin menjadikannya sebagai miliknya dan hanya miliknya. Namun mereka malah terus mendapat masalah, akan kah hubungan mereka bertahan lama atau sebaliknya?