Apa Yang Terjadi?

222 5 0
                                        

Keesokan harinya Jasline bangun dmpagi pagi menyiapkan sarapan untuk Rangga. Dalam beberapa menit makan pun siap kemudian terlihat lah Rangga yang turun dari atas menuju meja makan, Jasline pun tersenyum melihatnya.

 Dalam beberapa menit makan pun siap kemudian terlihat lah Rangga yang turun dari atas menuju meja makan, Jasline pun tersenyum melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cup'

Tiba tiba saja Rangga mengecup bibir Jasline lalu duduk tanpa merasa bersalah padahal Jasline sudah diam membeku.

"Yak!" kesal Jasline yang mulai sadar.

Rangga hanya menahan senyum dan mulai makan. Jasline menatap Rangga dengan kesal kemudian duduk agak berjauhan dari Rangga.

Rangga yang melihat itu pun langsung menarik kursi Jasline hingga berdekatan dengannya. "Apa sih!" kesal Jasline.

Rangga mengabaikan perkataan Jasline kemudian memilih mengenggam tangan Jasline dan mulai makan.

Jasline yang masih kesal pun menepis tangan Rangga dan hendak berjalan pergi. Belum sempat ia melangkah Rangga langsung menarik Jasline hingga terduduk di pangkuannya.

"Maaf," ucap Rangga sambil tersenyum manis.

Jasline yang melihat senyuman Rangga pun langsung merkna kemudian dia mengelengkan kepalanya.

'Tidak, ini bukan waktunya aku terpesona!' batin Jasline gugup. Rangga yang melihat ekspresi Jasline pun menahan tawanya.

Sarapan pun selesai kini Rangga tengah pergi bekerja, benar Rangga kini sepenuhnya resmi bekerja bersama ayahnya yaitu Jason.

Jasline kini sendirian di rumah dan melakukan pekerjaan seperti biasa. Tiba tiba muncul sebuah notifikasi dari ponsel Jasline. Jasline pun membuka pesan itu dan melihatnya. Ternyata itu adalah Diego yang kemarin mengiriminya pesan.

["Hi, manis bagaimana kabarmu?"]

Jasline yang melihat itu pun menjadi kesal lalu membalasnya.

["Dasar gila! Jangan pernah hubungin gue lagi!"]

["Ahh, kesayangku marah ya?"]

["Alay!"]

["Oh? begitu, baik tidak masalah. Tapi kali ini Ayahmu berada di tanganku, jika kamu masih menyanginya datangilah aku"]

Jasline yang melihat itu pun membelakan matanya kaget. "A-apa?" gumam Jasline kaget.

["Jangan berbohong,"]

["Aku tidak berbohong manis, ini menyenangkan kan? Ayahmu di tanganku dan Ibumu mati di tangan suamimu,"]

Sontak Jasline pun langsung membeku di tempat kemudian kembali membalas nya.

["Apa maksudmu?!"]

["Jika kamu ingin tau temui aku saja, jangan lupa aku akan mengirimkanmu gaun yang paling mewah jadi pakai itu ketika kamu menemuiku,"]

Setelah itu Jasline pun tidak membalaa pesan nya lagi dan hanya terduduk lemas di sofa sambil menahan tangisnya itu. 'Apa ini benar?! Ayah? Ayah di tangannya? Ayahku yang menghilang itu di tangannya?' batin Jasline bingung.

'Aku tau Diego tidak pernah berbohong,' batin Jasline lagi.

'Mengapa aku harus perduli? Tapi dia juga berbicara tentang Ibu ku,' bantin Jasline lagi yang mulai frustasi.

***

Sementara itu seorang pria terikat di tengah tengah kolam tempatnya di tiang besi dengan keadaan kacau balau, ia pun mulai tersadar dari pingsannya itu.

Pria itu pun terkejut karna dia berada di tengah kolam yang banyak sekali hiu ganas. "Apa apaan ini!" teriak pria itu.

Tiba tiba seseorang tertawa lepas menatap pria itu. "S-siapa?!" tanya pria itu.

Muncullah seorang wanita cantik di hadapannya. "Kamu benar benar tidak mengenaliku tuan Akbar?" tanya wanita itu.

Akbar Setiansyah atau kerap di panghil Akabar ia adalah seorang CEO dari perusahan Arsyah grup. Dan merupakan Ayah kandung Jasline.

Sontak pria itu pun membelakan matanya kaget. "Stella?!" kaget pria itu.

Stella adalah kaki tangan Diego, ia lah yang menyuruh Stella menculik Akbar agar bisa mempengaruhi Jasline yang polos.

"Tenang tuan Akbar, kamu tidak akan mati secepat itu setidaknya sampai putrimu menyelamatkanmu," ucap Stella lalu pergi meninggalkan Akbar sendirian.

Akbar yang mendengar itu pun membelakaan matanya kaget. "Apa? Jangan membawa Jasline ke masalah ini!" teriak Akbar.

Stella yang mendengar itu pun tersenyum tipis lalu menoleh ke arah Akbar. "Ah, kamu masih menganggapnya anakmu?" tanya Stella.

Akbar yang mendengar itu pun terdiam dan tidak bisa mengatakan apa pun lagi. "Dasar orang tua bodoh!" bentak Stella lalu pergi meninggalkan Akbar.

"Yah, aku memang bukan orang tua yang baik," gumam Akbar.

1.Akbar Setiansyah

Akbar Setiansyah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2.Stella

Stella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. Diego

 Diego

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang