Hawa Nafsu

791 5 0
                                    

(⚠harap bijak membaca terdapat beberapa unsur kedewasaan 18+⚠)

Di pagi hari yang cerah telihat kedua sosok insan yang masih tertidur lelap. Tiba tiba Rangga pun bangun karena sorot cahaya matahari mengenai wajahnya. "Baby, ayo bangun. Lihat lah mentari sudah bersinar," ucap Rangga sambil membangunkan gadisnya itu.

"5 menit lagi," jawab Jasline yang masih menutup matanya.

Drtt.. Drttt

Suara dering telpon Rangga berbunyi pertanda ada seseorang yang  menelponnya.

["Hallo,"]

["Apa benar ini dengan tuan Rangga,"]

["Yah, siapa?"]

["Syukurlah, apa kah anak saya ada bersamamu tuan? Tolong jangan sakiti anak saya,"]

["Tenang saja anak mu aman bersamaku,"]

["Kalo begitu, kembalikan anak saya kepada saya tuan,"]

["Tidak! Dia sekarang milikku,"]

"Ibu itu ibu ku kan? Ibu! Ibu! Ini Jasline bu," ucap Jasline yang tiba tiba bangun akibat suara keras dari Rangga. Sontak membuat Rangga memutuskan telponnya begitu saja.

"Tidak! Dia bukan ibumu. Sudah ayo sarapan pagi dulu," jawab Rangga.

"Gak! Itu Ibu gue, gue denger suaranya sama persis dengan Ibu, ayo lah Rangga gue pengen ketemu sama Ibu gue," ucap Jasline kekeh.

"Sudah ku bilang itu bukan ibumu," jawab Rangga yang hampir habis akan kesabarannya.

"Gak! Gue pengen ketemu sama Ibu gue Rangga. Kenapa lo gak ngerti," ucap Jasline sambil memohon.

Kini kesabaran Rangga sudah habis ia sudah tak tahan lagi akhirnya ia pun mendorong tubuh Jasline kemudian menindih nya sambil memegang kedua tangan Jasline.

Kini kesabaran Rangga sudah habis ia sudah tak tahan lagi akhirnya ia pun mendorong tubuh Jasline kemudian menindih nya sambil memegang kedua tangan Jasline

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ap–Apa, menyingkirlah dari tubuhku," ucap Jasline yang kini di penuhi rasa takut.

"Kau yang terus memancingku baby," jawab Rangga dengan smirknya itu. Sedangkan Jasline kini sudah berkeringat dingin ia tidak tau apa yang akan terjadi nantinya.

"Gue mohon jangan berbu–buat sesuatu hal yang di luar nalar," ucap Jasline yang kini benar benar ketakutan.

"Aku belum melakukan apa pun tapi kamu sudah mulai berkeringat," jawab Rangga dengan tatapan yang sulit di artikan itu. Tanpa sadar ia mengubah kata lo–gue menjadi aku kamu.

"Rang...mpssh," tiba tiba Rangga mencium Jasline dengan rakus kemudian mel***nya dengan kasar.

Seakan kehabisan napas Jasline pun memukul-mukul dada bidang Rangga. Rangga yang paham pun melepaskan ciumannya.

"Ke intinya saja ya baby,'' ucap Rangga dengan nada sensualnya. Sontak membuat Jasline ketakutan bukan kepalang apa lagi ini apakah nasibnya akan berakhir sekarang pikirnya.

Tanpa babibu lagi Rangga langsung merobek baju Jasline dengan satu tarikan. Dan langsung memulai aksinya itu. "Hiks, Hiks Rangga be-berhenti! Rangga! Hiks," jawab Jasline yang sudah menanggis sambil memukul mukul punggung Rangga. Kali ini sudah di pastikan hidupnya akan hancur berkeping keping.

Brak'

Pintu terbuka lebar menampakan seorang berbadan kekar dengan jas di tangannya serta baju yang kusut penuh darah. ''Rangga sadarlah! Kau sudah melewati batas," ucap orang tersebut sambil berusaha melepaskan Rangga dari Jasline.

Bersambung...

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang