Pada malam harinya tepat pukul 23.00 WIB. Jasline terbangun karna mengalami mual mual ia pun berjalan ke kamar mandi. Hal itu terjadi beberapa kali hingga akhirnya Rangga terbangub karna mendengar suara langkah kaki yang terus menerus.
Rangga yang terbangun dan melihat istrinya yang terus bolak balik ke kamar mandi pun ikut terjaga dan membantunya memapahnya ke kamar mandi. Hingga tepat pukul 02.00 WIB hal itu pun tergenti hingga Jasline pun bisa tertidur kembali dan Rangga pun memeluknya.
Beberapa jam berlalu hingga menunjukkan waktu subuh Jasline membangunkan suaminya sontak Rabgga pun terbangun namun masih dengan wajah yang mengantuk.
"Aku pengen rujak jengkol," ucap Jasline.
Rangga yang mendengar itu pun seketika tersadar dan membelakan matanya. "Mana ada rujak jengkol, kamu jangan ngada ngada deh, ini juga masih pagi gak ada yang jualan jam segini," jawab Rangga.
Jasline yang mendengar hal itu pun menjadi kesal. "Pokoknya mau rujak jengkol titik!" tegas Jasline.
Rangga yang mendengar itu pun menghela nafasnya. "Ya udah, tapi nanti ya." ucap Rangga.
Raut wajah Jasline pun seketika menjadi semakin kesal. "Orang maunya sekarang!" kesal Jasline.
"Tapi jam segini belum ada yang jualan sayang," ucap Rangga.
"Tapi ini kan keinginan anak kita loh, kamu mau anak kita ileran." jawab Jasline.
Mendengar hal itu seketika Rangga langsung berpikir dan langsung bersiap siap lantaran tidak mau anaknya mengalami ileran atau apa pun itu.
Setelah selesai bersiap dan hendak keluar rumah Rangga berpamitan terlebih dahula pada istrinya dan anaknya yang masih di dalam kandungan.
Rangga pun mencium kening Jasline dan berkata. "Tunggu aku di rumah jangan kemana mana," tegasnya. Jasline pun mengangguk dan tersenyum.
"Jangan nakal ya sayang ya, jangan nyusahin Bunda kamu ya sayang baik baik di dalam sana. Ayah pergi dulu ya." ucap Rangga pada anaknya yang di dalam perut Jasline sambil mengelus perut Jasline.
Rangga pun pergi dan mencari rujak jengkol yang sangat aneh itu. Ia mencari kemana mana namun tak kunjung ketemu. Hingga akhirnya Rangga pun menelfon bawahannya untuk mencari rujak jengkol.
Via Telfon.
("Hallo pak ada apa?")
("Carikan saya rujak jengkol,")
(Hah?! Pak rujak jengkol mana ada pak,")
(Saya gak mau tau pokoknya kamu cariin sampai dapat,")
Panggilan telfon pun terputus, ia pun terus melanjutkan mencari rujak jengkol. Rangga pun meminta bantuan lagi pada teman temannya hingga teman temannya terpaksa setuju lantaran ancaman Rangga yang mematikan itu.
Rangga pun sempat beberapa kali mampir ke rumah tetangga menanyain tetang rujak jengkol. "Permisi," ucap Rangga di salah satu rumah tetangga nya.
Seorang nenek tua pun membuka pintu dan menatap Rangga sambil tersenyum. Rangga yang melihat itu pun ikut tersenyum. "Ibu maaf saya disini mau bertanya apa ibu punya rujak jengkol?" tanya Rangga.
Sang nenek pun menjawab dan tertawa ringan. "Oh, ada ada sebentar ya," jawab nenek sambil masuk ke dalam mengambil rujak jengkol itu.
Rangga yang melihat itu pun tersenyum dan menunggu nenek itu keluar hingga beberapa saat kemudian sang nenek keluar dengan sepiring semur jengkol. Rangga yang melihat itu pun binggung.
"Ini cu, rujak jengkol nya," ucap sang nenek sambil memberikan piring itu pada Rangga pun menerima dengan raut wajah yang bingung.
Melihat raut wajah Rangga yang vingung sang nenek hanya tersenyum. "Rujak jengkol itu semur jengkol cu, pasti istrimu lagi ngidam ya cu," sambung sang nenek.
Rangga yang mendengar itu pun terkekeh sambil mengaruk tekuknya yang tak gatal. "Iya nek, saya baru tau soalnya. Tapi sebelumnya terimakasih ya nek, kalo begitu saya permisi nek." jawab Rangga.
"Iya hati hati cu," ucap sang nenek. Rangga pun pergi dari sana dan menuju rumahnya. Beberapa menit kemudian ia pun sampai di kediamannya dan melihat Jasline yang malah tertidur pulas.
Rangga pun hanya menghela nafasnya dan menaruh piring yang berisi semur jengkol itu pun di laci atas. Rangga pun mencium kening Jasline dan ikut merbahkan dirinya di samping Jasline.
"Kamu emang niat ngerjain saya ya, awas aja." ucap Rangga lalu memeluk Jasline dan memejamkan matanya. Sementara Jasline ternyata hanya berpura pura tertidur dan menahan tawanya.
Hinggabeberapa saat kemudian terdengar suara ketukan pintu hingga Jasline pun terbangun begitu juga dengan Rangga, sontak Rangga dan Jasline pun keluar dan mengecek siapa itu.
Ternyata itu adalah bawahannya Rangga dan beberapa temananya Rangga yang ia suruh mencari rujak jengkol.
Terlihat mereka membawa beberapa kantong kresek yang berisi jengkol mentah dan bumbu rujak bahkan ada yang membawa beberapa lontong sayur.
Rangga yang melihat itu pun memijat pelepisnya pelan sementara Jasline menahan tawanya. "Ini semua apa?" ucap Rangga.
"Rujak jengkol," jawab mereka serempak.
"Terus kenapa ada lontong sayur?" ucap Rangga sambil menghela nafasnya.
Sementara yang membawa lontong sayur hanya cengengesan dan mengatakan bahwa itu miliknya karna ngiler melihat lontong sayur yang sedang berjualan. Rangga yng mendengar itu pub menghela nafasnta.
"Pulang saja kalian, saya udah nemuin barangnya," tegas Rangga dan menutup ointu mengabaikan semua orang yang ia suruh lalu menatap Jasline dengan intens, sementara Jasline yang sudah tau apa yang terjadi pun langsung berlari ke kamar dan menguncu pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine
RomanceKetua geng yang sangat ter obsesi pada gadis biasa dan ingin menjadikannya sebagai miliknya dan hanya miliknya. Namun mereka malah terus mendapat masalah, akan kah hubungan mereka bertahan lama atau sebaliknya?