Kini keduanya telah bersih mereka sudah memakai bajunya masing masing namun kini Jasline tengah termenung sambil meratapi nasibnya itu. "Jas, lo marah?" tanya Rangga. Sudah jelas jelas bahwa Jasline sedang marah tapi masih saja bertanya memang dia aneh.
Tidak ada satu pun jawaban dari Jasline hal itu membuatnya semakin prustasi dibuatnya. "Maafin gue, gue khilaf," ucapnya lagi.
"Khilaf lo bilang! Lo bener bener gila, gue benci sama lo! Dan apa yang lo katain ke gue kemarin bikin gue gak bisa maafin lo ditambah sekarang ini, lo bener bener gila ya!" tegas Jasline yang mulai menanggis.
"Jas gu—"
"Cukup! Hiks, gue benci sama lo, gimana kalo gue hamil hiks!" ucap Jasline yang sudah menanggis.
"Gue bakal tanggung jawab," jawab Rangga dengan penuh keyakinan itu.
"Hiks, hiks, tanggung jawab? Lo yakin? Gampang banget lo ngomong! Pernikahan bukan mainan bego!" ucap Jasline.
"Gue tau, gue udah pertimbangin itu semua," jawab Rangga yakin.
Jasline pun diam dengan penuturan Rangga ia memang kurang yakin dengan ucapan Rangga tapi mau tidak mau ia tetap harus menikah dengan Rangga.
"Lo percaya kan sama gue? Gue janji bakal tanggung jawab," sambung Rangga.
"Besok kita nikah," sambungnya lagi.
"Liat mata gue, apa gue ada kebohong di mata gue," jawab Rangga serius. Memang benar dari tatapan bahkan ucapannya pun terlihat serius kali ini benar benar serius tidak ada sebuah kebohong.
"Lo gak bo—"
"Sttt.. Udah gak usah ngomong lagi," ucap Rangga ia pun mendekatkan wajahnya ke wajah Jasline.
"Lo—lo mau apa?" gugup Jasline karna jarak sangat dekat.
Bukannya menjawab pertanyaan Jasline Rangga justru semakin dekat dengan wajahnya.
Cup'
Satu kecupan mendarat di bibir ranum Jasline dan seolah tau Jasline akan marah Rangga pun langsung berlari keluar.
"Rangga! bangke lo," teriak Jasline. Rangga pun keluar dengan terkekeh akan amukan Jasline karna menurutnya itu sangat lucu.
"Deket dia bikin gue jantungan tiap detik," gumam Jasline sambil tersenyum ketika mengingat hal yang Rangga barusan tadi lakukan.
"AAAA! INI GAK AMAN BUAT JANTUNG GUE!" teriak Jasline hal itu pun didengar oleh Rangga sontak membuatnya tertawa.
"Haha, lucu," ucap Rangga.
***
Sementara itu Jason yang kini tengah berada di sebuah tempat gedung tua yang sangat gelap terlihat seorang pria di ikta di atas kursi dengan keadaan lusuh.
Jason menatap pria itu dengan senyuman puas serta rokok di tangannya. "Bangun bodoh!" bentak Jason.
Pria itu pun terbangun dan menatap Jason dengan gemetaran. "A-apa, tolong ampuni aku," ucap pria itu.
"Untuk apa aku mengampuni anak kecil sepertimu?" jawab Jason.
Tiba tiba dari sisi lain terlihat Rangga yang sudah berada di belakang Jason. Jason yang menyadari kehadiran anaknya itu pun tersenyum.
Jason pun langsung mengarahkan rokoknya ke pria itu dan mengarahkan bara api dari rokok itu mengenai pria itu. Pria itu meringis kesakitan.
"Kurasa itu gilaranku," ucap Rangga.
Jason yang mendengar itu pun tersenyum. "Ya lakukan sesuka mu," jawab Jason dan mulai menyingkir memberikan ruang untuk Rangga. Lalu duduk di kursi yang sudah tersedia itu. Jason duduk sambil melihat apa yang akan terjadi dengan anak buahnya di sebalah kanan dan kirinya
"Apa? Siapa kamu?" tanya pria itu.
"Buat apa lo harus tau? jawab Rangga sambil menyeringai lalu dengan cepat ia memotong kedua tangan pria itu.
"Arghhh!" teriak pria itu.
"Arghh gila! Apa yang kamu lakukan?!" bentak pria itu yang masih kesakitan.
"Hanya bersenang senang," jawab Rangga ia pun melanjutkannya dengan mengores wajah pria itu.
"Arghh! Hentikan!" teriak pria itu.
Rangga yang mendengar itu semakin membabi buta ia terus mengores wajah pria itu dengan pisaunya lalu di lanjutkan dengan menaruh besi panas yang telah di siapkan oleh anak buahnya dan menempelkannya ke luka itu bahkan ke seluruh tubuh pria itu.
Yang pria itu hanya bisa lakukan menanggis dan meminta ampun dan perlahan lahan suara ringisannya itu pun hilang dan dapat dipastikan ia telah mati.
Rangga yang melihat itu pun tersenyum. "Inilah akibat menganggu wanitaku," ucap Rangga.
Jason yang melihat itu pun tersenyum. "Kamu benar benar kejam," jawab Jason.
"Lalu bagaimana denganmu? Kamu bahkan membakar seorang nenek tua," ucap Rangga. Jason yang mendengar itu pun terkekh pelan.
"Baiklah aku anggap ini impas," jawab Jason.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine
RomantizmKetua geng yang sangat ter obsesi pada gadis biasa dan ingin menjadikannya sebagai miliknya dan hanya miliknya. Namun mereka malah terus mendapat masalah, akan kah hubungan mereka bertahan lama atau sebaliknya?