Ketua geng yang sangat ter obsesi pada gadis biasa dan ingin menjadikannya sebagai miliknya dan hanya miliknya.
Namun mereka malah terus mendapat masalah, akan kah hubungan mereka bertahan lama atau sebaliknya?
Rangga yang masih memeluk Jasline pun bicara. "Bukan gue yang ngebunuh ibu lo," ucap Rangga.
"Sebenarnya ada yang ngambil ibu lo dari gue, gue udah nyoba nyari ibu lo, tapi hasilnya nihil. Dan gue gak tau kenapa ibu lo bisa sama Diego." sambung Rangga.
Jasline yang mendengar itu pun terdiam sesaat. "Maksud lo?" jawab Jasline.
"Emang bener tujuan utama gue buat dapetin lo, tapi sekali pun gue gak ada niatan buat bunuh ibu lo." ucap Rangga.
"Gue gak boong," jawab Jasline.
Jasline yang mendengar hal itu pun terdiam. Rangga yang melihat itu pun hanya paham dan langsung menangkup wajah Jasline. "Percaya sama gue," ucap Rangga.
"Gak mungkin gue bunuh ibu lo," sambung Rangga.
Jasline pun terdiam. 'Ada benarnya juga, apa gue di tipu sama Diego?' batin Jasline.
"Terus jasad ibu gue—" ucapnya di potong oleh Rangga.
"Itu udah gue urus ibu lo bakal di kubur dengan layak," ucal Rangga.
Jasline yang mendengar itu pun mengangguk. Rangga yang merasa situasi mulai tenang pun kembali menjalankan mobilnya menuju rumah mereka.
***
Sampai lah mereka di kediaman Rangga, ia memarkirkan mobilnya dan masuk kedalam bersama Jasline.
Jasline langsung masuk ke kamarnya dan di susul oleh Rangga namun belum sempat Rangga masuk Jasline langsung menutup pintu itu dengan keras.
"Sayang, buka pintunya," ucap Rangga.
Jasline tidak menjawab dan hanya membiarkannya di luar pintu ia pun duduk di tepi ranjang sambil bersandar dengan bantal di belakangnya.
Rangga terus mengetuk pintu dan terus memohon agar dibukakan pintu namun nihil. "Sayang?" panggil Rangga.
"Bukain pintunya," ucap Rangga.
"Bukain gak, kalo gak gue dobrak!" sambung Rangga yang mulai kesal.
Pintu terbuka lebar menampakan Jasline yang menatapnya lalu pergi ke kembali ke tepi tamjang dan merebahkan badannya di kasur.
Rangga yang melihat itu pun langsung menghampiri Jasline dan berbaring di samping Jasline.
"Maaf," ucap Rangga.
Tidak ada jawaban hanya ada keheningan hal itu pun membuat Rangga menghela nafasnya. "Gue minta maaf," ucap Rangga lagi.
"Gue minta maaf, maaf Jas jangan diemin gue," sambung Rangga.
Hening tidak ada jawaban. "Jas, please, jangan diemin gue," ucap Rangga yang mulai mengeluarkan air matanya.
"Jas," lirih Rangga. Rangga pyn mulai menanggis sabil memeluk Jasline dari belakang.
Perlahan lahan Jasline pun membalikkan badannya menghadap Rangga. Ia pun mengangkat pelan wajah Rangga dan menangkup wajah Rangga terlihat wajah nya yang sebab.
"Jangan nanggis." ucap Jasline sambil menghapus air mata Rangga.
"Jangan di diemin, gak suka," jawab Rangga
Jasline yang mendengarkan itu pun sedikit menahan senyumnya. "Iya, nggak." jawab Jasline.
Rangga yang mendengar itu pun tersenyum dan langsung memeluk Jasline erat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.