"Bagaimana para saksi sah!"
"Sah!"
Serempak semua orang mengatakan kata sah kini Rangga dan Jasline pun resmi menjadi pasangan suami istri. Ia pun tak menyangka Rangga akan benar benar bertangung jawab.
Kini Jasline dan Rangga saling bertukar cincin. Rangga pun mencium kening Jasline dan Jasline pun mencium tangan Rangga.
"Selamat atas pernikahan kalian," ucap Jason memberikan selamat sambil menghampiri keduanya. Rangga yang melihat itu pun mengangguk dan tersenyum begitu juga Jasline.
Setelah acara tersebut kini Jasline dan Rangga pulang menuju rumah baru mereka. Ia sengaja membeli rumah baru karna tidak mungkin ia harus satu rumah dengan ayahnya sementara ia sudah menikah.
***
Sampailah mereka di rumah barunya. Rangga pun mengakat barang barang dibantu para maid untuk dibawa masuk kedalam sedangkan Jasline sedari tadi hanya diam dan terus menatap rumah barunya itu.
"Gila! Serius ini rumah gue? Bagus bener," gumam Jasline.
"Ayo, kenapa diam aja," ucap Rangga. Seketika buyar sudah lamunannya dan ia pun menoleh ke arah Rangga.
"Eh, iya ayo," jawab Jasline kemudian mereka masuk kedalam rumah barunya. Mata Jasline pun tak berhenti menatap sekitar seolah olah ia sudah terpesona dengan rumah yang ia singahi.
Kini mereka tengah sampai dikamar kemudian mereka membereskan semua pakainya masuk ke dalam lemari pakaian. "Huft...Cape juga ternyata," ucap Jasline yang kini tengah merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"Mau gue pijitin?" tanya Rangga yang kini sudah berada di samping Jasline.
"Boleh boleh, lo tau aja gue lagi capek," jawab Jasline.
Akhirnya Rangga pun memijat kaki serta tangan Jasline ia pun keenakkan dengan pijitan suaminya itu. "Udah?" ucap Jasline yang kini sudah tidak merasakan pijitan Rangga lagi.
"Gue juga capek, gantian." jawab Rangga yang tiba tiba membuka bajunya. Terlihat sudah perut six packnya itu. Jasline pun menelan ludah nya sendiri saking kagetnya dengan perut six pack suaminya itu.
"Apa? Cepetan malah diliatin aja," ucap Rangga.
"I—iya," gugupnya. Jasline pun memijit punggung suaminya itu dengan sedikit ragu.
"Yang bener dong sayang," ucap Rangga kemudian memengang tangan Jasline untuk lebih benar memijitnya.
"I—iya udah b-bener juga," gugup Jasline lagi seakan paham apa yang membuat istrinya ini gugup akhirnya ia pun membalikkan badannya menjadi di atas Jasline.
"Muka lo kenapa merah?" tanya Rangga dengan senyumannya itu. Sontak membuat Jasline membelakan matanya.
"A-apa sih gak jelas," jawab Jasline yang gugup. Rangga pun hanya tertawa akan tingkah istrinya itu.
"Oke, mandi bareng yuk," ucap Rangga yang tersenyum nakal itu.
"Apa nggak!" jawab Jasline sambil memalingkan wajahnya karna menahan rasa malunya itu.
"Gemes deh," ucap Rangga kemudiam menc1um Jasline lalu pergi ke kamar mandi dengan cepat.
"Yakk! Rangga! Kebiasan banget deh lo," teriak Jasline didengar oleh Rangga ia pun hanya terkekeh pelan mendengarnya.
Tring...tring
Tiba-tiba Jasline mendapatkan pesan misterius dari seseorang.
[Hidup lo gak akan tenang, inget satu hal lo cuman punya gue, gue pastiin lo bakal jadi milik gue]
Itulah isi dari pesan tersebut sontak hal itu pun membuat Jasline terkejut bukan kepalang baru saja menikah sudah ada masalah yang akan menimpanya. "Diego?" gumam Jasline yang ketakutan.
Beberapa menit kemudian keluar lah Rangga dari kamar mandi dengan handuk di pingangnya. Ia pun menghampiri Jasline.
"Sayang? kenapa kok kayak ketakutan gitu?" tanya Rangga.
"Rangga tolol." jawab Jasline kaget bagaimana tidak kaget Rangga yang tiba-tiba muncul di depan wajahnya sambil memakai handuk setengah badan itu.
"Apa coba ulang?!" sentak Rangga yang kesal.
"Eh eh, gak gitu. Tadi cuman salah ngomong aja," jawab Jasline yang berusaha membujuk Rangga agar tidak marah.
"Mata lo salah ngomong! Lo—"
Cup'
Tiba-tiba Jasline menciumnya hal itu membuat Rangga diam tak berkutik. "Orang tadi tuh kaget doang dih," ucap Jasline.
"Mangkanya pake baju biar gue gak kaget," sambung Jasline yang masih berada di depan Rangga.
Rangga pun tersenyum nakal mendengar penuturan Jasline. "Ya udah gue gak marah lagi asalkan—"
"Asalkan apa?" potong Jasline.
"Asalkan dikasih jatah sekarang," ucap Rangga sambil tersenyum dan memeluk Jasline. Hal itu pun membuat Jasline terkejut.
"Gak!" tolaknya sambil berusaha melepas pelukkan Rangga. Bukannya melepaskannya justru Rangga semakin mengeratkannya.
"Ayo ih ayo,"
"Janji deh gak akan sakit,"
"Matamu gak akan sakit, udah ah mo mandi," ucap Jasline yang masih berusaha lepas pelukkan Rangga. Tiba-tiba kuncul sebuah ide cermelang agar Rangga tidak meminta jatahnya sekarang.
"Kecoa!" teriak Jasline tiba-tiba sontak membuat Rangga melepaskan pelukkannya karna terkejut.
"Mana mana? Mana kecoanya," ucap Rangga yang tiba tiba naik ke atas ranjang. Hal itu pun membuat Jasline tertawa terbahak bahak, apakah suaminya ini takut kecoa pikirnya.
Menemukan sebuah kesempatan kabur akhirnya ia pun langsung menuju kamar mandi untuk mandi. "Anjing, gue diboongin," ucap Rangga yang sudah turun dari ranjang dengan wajah masam nya serta kakinya yang gemetaran ketakutan.
Ia pun langsung menuju ruang ganti untuk memakai pakaiannya. "Bener-bener ya tu cewek, pengen gue gorok jadinya,"
"Eh, tapi nanti gue jadi duda dong, dih ogah ah,"
"Liat aja lo besok gue bikin tepar,"
Semua unek-unek Rangga ia keluarkan di kamar sedangkan Jasline kini sudah di ruang ganti untuk memakai pakaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine
Любовные романыKetua geng yang sangat ter obsesi pada gadis biasa dan ingin menjadikannya sebagai miliknya dan hanya miliknya. Namun mereka malah terus mendapat masalah, akan kah hubungan mereka bertahan lama atau sebaliknya?