Sampailah mereka di Rumah Sakit. Kini Rangga dibawa ke ruang IGD. "Tolong dok selamatkan anak saya," ucap Jason pada dokter tersebut.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin. Bapak tunggu saja disni," jawab Dokter tersebut.
'Semoga dia baik baik saja,' batin Jasline cemas.
Beberapa jam telah berlalu kini Rangga sudah sadarkan diri dari kejadian tadi. Kini Jasline dan Jason tengah menemani Rangga yang sedang dirawat.
Tok'
Tok'
Suara ketukkan pintu terdengar dari luar pertanda ada yang akan masuk. "Masuk," ucap Jasline. Tampaklah seorang suster masuk kedalam dengan membawa nampan berisi makanan.
"Permisi tuan ini waktunya makan," ucap suster tersebut.
"Oh baiklah berikan padaku," jawab Jasline. Kemudian suster pun memberikan makanan tersebut lalu pergi.
"Makan dulu," ucap Jasline pada Rangga.
"Gak mau," jawab Rangga sambil memalingkan wajahnya.
"Kenapa?" ucap Jasline sambil menaruh kembali makanan tersebut.
Bukannya menjawab pertanyaan Jasline justru ia malah menarik Jasline ke dalam pelukannya.
"Eh apa apaan si lo, ini masih ada Ayah lo main peluk peluk aja," ucap Jasline pelan sambil berusaha melepaskan pelukannya.
Bukannya mendengarkan penuturan Jasline Rangga justru semakin mempererat pelukannya itu. Jason yang melihatnya pun paham apa yang anaknya ini inginkan.
"Ayah akan pergi keluar kalian nikmati saja waktu bersama dulu," ucap Jason sambil berlalu pergi.
"Lihat dia sudah pergi," ucap Rangga yang tetap dengan posisi memeluk Jasline.
"Yakk! Itu semua karna dirimu," jawab Jasline kesal.
Rangga pun hanya cengengesan mendengarnya namun ia teringat akan suatu hal. Ia pun langsung bangkit dengan tertatih dan memegang pundak gadisnya itu. "Ap-apa ken-kenapa lo liatin gue kek gitu," ucap Jasline gugup.
"Apa dia menyentuhmu?" tanya Rangga dengan nada seeius.
"Apa? Siapa?" jawab Jasline.
"Ck! Devan siapa lagi kalo bukan dia," ucap Rangga kesal.
"Tidak, dia tidak menyentuhku," jawab Jasline.
"Bohong," ucap Rangga.
"Gue gak bohong," jawab Jasline yang mulai kesal karna Rangga tidak mempercayainya.
"Lagian apa untungnya gue bohong sama lo," sambung Jasline lagi.
Pernyataan tersebut membuat Rangga terdiam beberapa saat. Rangga pun tiba tiba mendekatkan wajahnya ke wajah Jasline dan.
Cupp'
Cupp'
Cupp'
Rangga mencium Jasline hampir diseluruh wajahnya sontak membuat sang empu terdiam kemudian Rangga pun memeluk Jasline lagi.
"Meskipun iya lo gak disentuh sama dia tetep aja gue gak suka. Dia udah meluk lo pas waktu dia bawa lo ke tempatnya di depan gue dan gue gak bisa apa apa saat itu. Lo itu cuma punya gue. You are mine," ucap Rangga tegas.
DAMN!!
Pernyataan tersebut sontak membuat Jasline terdiam seribu bahasa walau dalam keadaan seperti ini Rangga tetap bisa membuat Jasline tersipu.
'Sialan lo Rangga, bisa gak si gak bikin gue jantungan,' batin Jasline yang kini sedang mengontrol detak jantungnya.
"Jatung lo kenapa? Kok berdetak cepet banget," ucap Rangga sambil menahan tawa ia tahu bahwa Jasline sedang bulshing.
'Anj*ng pake nanya lagi lo,' batin Jasline kesal.
Rangga yang melihat itu pun hanya tersenyum tipis. "Mulai sekarang lo jangan jauh jauh dari gue," ucap Rangga."Gue gak mau kehilangan lo lagi," sambung Rangga dengan nada sedih.
Jasline yang mendengarnya pun hanya terdiam kemudian mengangguk. "Jas, main yuk," ajak Rangga sambil tersenyum mengoda.
Jasline yang mengdengarnya pun sontak langsung memukul wajah Rangga pelan. "Gila lo!" sentak Jasline kesal.
Rangga pun meringis kesakitan akibat pukulan Jasline bisa di bilang ia hanya berpura pura kesakitan. "Aduh, sakit." ringis Rangga.
Jalisline yang melihat itu pun kaget dan langsung memegang wajah Rangga. "Mana? Mana yang sakit? Maaf ya gue kenceng banget ya mukulnya," ucap Jasline sedih.
Rangga yang mendengar itu pun langsung mengarahkan tangan Jasline ke arah dada kiri Rangga. "Disini," ucap Rangga sambil tersenyum.
Jalsline pun semakin kesal dan langsung mencubit dada Rangga dengan kencang sontak ia pun langsung meringis kesakitan.
"Aduh, iya iya sorry. Jalsline sakit, lepas lepas." ringis Rangga.
"Mampus! Biarin biar dada lo kendur!" kesal Jasline yang masih mencubit dada Rangga.
Rangga yang mendengar hal itu pun langsung membelakan mata dan membayangkan bagaimana jika dadanya kendur.
"Tidak! Jasline, awas lo ya," teriak Rangga sambil menarik Jasline kepelukkannya dan terjatuh di atas Rangga.
Rangga yang melihat itu pun tersenyum. "Gimana? mau main?" tawar Rangga sambil menyeringai.
Jasline yang melihat itu pun langsung melepaskan cengkaraman nya dan turun dari atas Rangga lalu berlari keluar dari kamar Rangga. Rangga yang melihat itu pun tertawa pelan. 'Manis,' batin Rangga senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine
RomansaKetua geng yang sangat ter obsesi pada gadis biasa dan ingin menjadikannya sebagai miliknya dan hanya miliknya. Namun mereka malah terus mendapat masalah, akan kah hubungan mereka bertahan lama atau sebaliknya?