Ketua geng yang sangat ter obsesi pada gadis biasa dan ingin menjadikannya sebagai miliknya dan hanya miliknya.
Namun mereka malah terus mendapat masalah, akan kah hubungan mereka bertahan lama atau sebaliknya?
Mereka pun langsung berdiri dengan tatapan yang tajam, mereka yang tadinya sedang bersenda gurau tiba tiba menjadi serius . 'Kenapa dia kembali,' batin Rangga dan Jason.
Sedangkan Jasline kini sedang dipanda kebingungan kenapa kenap semua terkejut pikirnya. "Lama tidak bertemu, tak terasa sudah tujuh tahun berlalu kamu masih menetap disini Jason," ucapnya sambil memainkan pistolnya itu.
"Apa tujuan mu kemari," jawab Jason dengan nada dinginnya. Baru saja ia mengalamai ketenganan hidup, kini sekarang sudah menghadapi hal menyusahkan lagi.
"Tunggu siapa gadis cantik itu? Oh aku tau dia kekasihmu bukan Rangga?" tanyanya sambil menatap mata Jasline.
"Berhentilah menatapnya," jawab Rangga dengan nada yang dingin.
'Kenapa suasananya menjadi menyeramkan seperti ini,' batin Jasline. Tiba tiba orang tersebut melangkahkan kakinya ke arah Jasline.
Hap'
Dengan satu tangkapan mampu membuat Jasline jatuh kepelukan orang tersebut. "Yakk! Apa apaan ini lepas," ucap Jasline.
"Hey, berhenti jangan bergerak atau gadis ini akan mati ditanganku," ujarnya lagi sambil menodongkan pistol ke wajah Jasline. Jasline pun kini dilanda ke takutkan ia tak ingin mati muda.
'Aku gak mau mati di usia muda huwa,' batin Jasline.
Rangga dan Jason pun menghentikan langkahnya. "Ck! Lepaskan dia," ucap Rangga.
"lo mau apa? Bakal gue turutin semua, asal lo lepas Jasline," sambung Rangga lagi.
"Sepertinya kamu sangat menyanyangi gadis ini ya, apa sebaiknya ku tembak saja dia sekarang,'' jawab orang tersebut yang hampir menarik pelatuknya.
"TIDAK! DEVAN KAMU GILA!" teriak Jason.
"TIDAK! JANGAN!" teriak Rangga.
Ya dia adalah Devano Alexander Gramantha atau bisa di panggil Devan dia adalah musuh bebuyutan keluarga Pradipta. Dia termasuk salah satu mafia namun dia masih kalah jauh dengan Jason. Karna selalu kalah dalam hal berbinis Devan pun mulai menyimpan dendam pada keluarga Pradipta.
"Kalo begitu mundur! Jangan mendekat!" ucap Devan. Sontak membuat Jason dan Rangga menuruti perintah Devan. Perlahan lahan Devan mulai berjalan sambil memegang Jasline dengan Pistolnya itu.
Drap..drap
Suara sepatu pun lama kelamaan mulai menghilang pertanda Devan sudah pergi dari tempat Rangga. "Sialan! Gue pasti nyelamatin lo Jas," ucap Rangga yang kini terbawa emosi.
"Tenang kita pasti menemukannya ayah tau dimana markas bocah ingusan itu," jawab Jason. Akhirnya mereka pun pergi ke tempat Devan membawa Jasline pergi.
***
Sementara itu Jasline kini sedah berada di gubuk tua dengan keadaan di ikat. Entah lah dia tidak tau dia dimana sekarang.
"Awss...sakit, tolongg! Apa ada orang? Tolong! Hey, apa ada orang hiks," ucap Jasline sambil menanggis.
Tiba tiba ada seseorang masuk kedalam gubuk itu. "Siapa itu? Ah, pasti itu Rangga ya pasti itu Rangga. Rangga to—" ucap Jasline terpotong oleh seseorang siapa lagi kalo bukan Devan.
"Bisa kah kamu diam!" bentak Devan pada Jasline, bukannya diam Jasline justru malah memaki maki Devan.
"Kamu yang diam, dasar baj*ngan," ucap Jasline sontak membuat Devan marah apa katanya baj*ngan.
Plak'
Plak'
Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Jasline. Bagaimana keadaan Jasline? Tentu saja dia sudah pingsan dengan sudut bibirnya yang berdarah.
"Baru ditampar udah pingsan aja. Dasar lemah!" ucap Devan lalu pergi keluar dari gubuk tersebut.
Bersambung...
•Devano Alexander Gramatha
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.