Satu minggu full event sekolah. Jajaran stand makanan memenuhi lapangan hingga aula sekolah. Suara musik dari ekstrakulikuler band sekolah kembali terdengar. Katanya, hari ini akan ditunda karena beberapa mic rusak, bahkan kemarin bibir anak IPS yang menyumbangkan lagu tersetrum ketika akan memulai intro.
Leeseo entah pergi kemana bersama Wonyoung. Mereka berdua semakin lengket, padahal Junghwan tahu kalau Leeseo sempat sebal dengan gadis tinggi itu.
Alasannya?
"Kamu tuh cowok. Ngga bakal ngerti perasaan aku. Aku tuh capek."
Oke. Cukup.
Junghwan memilih menidurkan kepala diatas tumpukan buku. Sebenarnya ia lapar, namun memilih menahannya. Karena rasa kantuk Junghwan mendominasi.
Sebelum matanya terpejam, Junghwan seperti merasakan ganjil. Ia ingin melakukan apa, tapi lupa. Selalu begitu. Ia berusaha mengingatnya, tapi tidak bisa.
Hatinya sedikit gelisah. Tapi memilih untuk mengabaikannya walaupun kadang muncul.
Kedua mata Junghwan yang kini sepenuhnya terpejam, kembali terbuka. Lidahnya ingin mengecap rasa manis rupanya.
"Hah, menyusahkan sekali."
Junghwan memilih menangkupkan wajahnya sebentar. Lalu mengusap wajah pelan dan kemudian berjalan keluar kelas. Kedua matanya menyipit ketika lapangan sedikit ramai oleh orang, namun beberapa stand makanan mulai sepi.
Junghwan berjalan dan menuruni tangga menuju lapangan.
Sekilas ia melihat Leeseo tengah duduk di depan panggung sembari merekam vokalis band yang akhir-akhir ini jadi pembicaraan panas dalam perghibahan mereka. Junghwan berdecak dan menggelengkan kepala.
"Dasar bocah." Gumam Junghwan lirih.
Junghwan dengan langkah lebarnya kini sedang menelisik stand makanan yang hatinya inginkan. Memang ramai, tapi keramaian lapangan sudah lebih banyak beralih di panggung. Jadi bagi Junghwan, ini membuatnya sedikit lebih nyaman.
Junghwan masih terus mencari. Sesekali berhenti untuk menanyakan makanan yang masih tersisa. Dan semua yang Junghwan inginkan sudah habis. Nyaris menyerah, tapi Junghwan memilih untuk pergi ke ujung lapangan. Diisi beberapa stand minuman disana.
Setelah berpikir sebentar, ia memilih untuk membeli minuman saja.
Junghwan dengan senyum tipis berjalan menuju salah satu stand-
"Untukmu."
Tiba-tiba sekali.
Junghwan terkejut dan hanya bisa diam mendongak menatap lelaki berjaket biru yang menatapnya datar. Tangan itu masih terulur menyerahkan sebotol susu putih padanya.
Junghwan tertegun kemudian. Lelaki ini rupanya Kakak yang seminggu lalu bertemu disaat hujan.
Junghwan menunduk segera ketika ia mendapati Kakak itu memiringkan kepala dengan terus menatapnya.
"Hei, ini tidak beracun. Ini terbuat dari susu sapi, bukan susu nuklir." Ucap Kakak tersebut meyakinkan.
Apa tadi? Susu nuklir?
Humornya jelek sekali!
Junghwan mendongak.
"Maaf, Kak. Tapi aku-"
Junghwan terdiam ketika tangan kanannya diraih oleh Kakak tadi dan meletakkan botol susu hangat itu. Lalu membantu Junghwan mengeratkannya.
"Terserah. Itu untukmu."
Junghwan menatap kepergian Kakak tadi yang berjalan dengan santai menuju arah panggung.
Junghwan ingin mengejarnya, namun ia hanya bisa terdiam. Menatap susu di tangannya lamat.
![](https://img.wattpad.com/cover/347365786-288-k7027.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Kak! ( Random Short Story )
RandomKisah manis seorang adik kelas yang jatuh hati pada kakak kelasnya. Tidak semua sih, ada kakak kelas yang jatuh duluan. Tapi entahlah... >.<