3. Hampir Saja - Sukhoon

118 17 0
                                    

Langkah Jihoon terhenti ketika mendapati Kak Hyunsuk berdiri membelakanginya. Tengah menikmati senja pukul empat.

Jihoon tersenyum tipis sebelum akhirnya menutup pintu kelas dan berdiri tepat disebelah Kak Hyunsuk.

"Sorenya cantik ya, Kak?" Ucap Jihoon guna menyadarkan lelaki yang kini terkejut mendapati kehadirannya. Jihoon menghadap lurus kedepan sembari menahan senyum. Tak ingin membuat Kak Hyunsuk malu karena tingkahnya. Karena dari sudut matanya nampak Kak Hyunsuk yang tengah memegangi dada kiri. Menghentakkan kaki kiri, Kak Hyunsuk kini kembali menikmati pemandangan yang sempat terganggu.

Jihoon menoleh dan tersenyum manis.

"Kamu belum pulang? Anak kelas sepuluh harusnya sudah selesai pukul dua tadi."

Tanpa mengalihkan pandangan, Jihoon tersenyum lebih lebar lagi hingga nampak barisan giginya yang rapi.

"Lalu, apa bedanya sama Kakak? Anak kelas sebelas harusnya sudah selesai pukul tiga tadi."

Kak Hyunsuk menoleh dengan mata menyipit, seolah sebal karena Jihoon meniru perkataannya.

Terdengar tawa renyah dari Jihoon yang tak mampu menahan kelucuan Kakak Kelas dihadapannya. Dan itu mampu membuat Kak Hyunsuk juga ikut tertawa walau nadanya lebih rendah.

Kak Hyunsuk mengalihkan pandangannya kedepan. Menutup matanya dan menghirup nafas dalam-dalam.

Jihoon?

Menatap lamat seluruh wajah Kak Hyunsuk dari samping.

Menikmati mata itu terpejam. Menikmati lengkungan bibir yang timbul perlahan. Menikmati pipi bersih serta rambut poni Kak Hyunsuk bergerak perlahan seiring angin berhembus.

Jihoon benar-benar menyukai pemandangan yang ia lihat sekarang. Bibirnya melengkung lebih lebar diikuti mata sabit miliknya.

Angin sore itu berhembus lembut menerpa keduanya. Jihoon tak memiliki niatan untuk beranjak barang sedikit pun walau waktu terus berjalan.

Kemudian Jihoon teringat sesuatu. Menoleh ke depan dengan pikiran bimbang.

Haruskah?

"Dua hari lagi, kelasku kembali ke gedung lama." Ucapnya kemudian. Senyum yang sedari tadi menguar tiba-tiba hilang. Jihoon menipiskan bibir dan menahan diri untuk tidak menoleh untuk melihat reaksi Kak Hyunsuk.

"Baguslah kalau begitu. Tak akan ada lagi tragedi peralatan lab hilang seperti kemarin-kemarin."

Jihoon tersenyum tipis. Walaupun bukan dirinya yang menghilangkan, tapi seluruh anak kelas kala itu diminta untuk membantu mencari sampai pukul tujuh malam. Itu pun dibantu Kakak Kelas, walaupun tak ada Kak Hyunsuk kala itu.

"Bukan aku yang hilangkan, Kak."

"Aku tahu." Jawab Kak Hyunsuk pendek.

Jihoon menoleh dan mendapati kedua mata indah itu sudah terbuka dan masih menikmati pemandangan dihadapannya.

Oranye indah dari ufuk barat mulai menyinari seluruh lapisan sekolah. Tapi Kak Hyunsuk tak ada niatan sepertinya untuk pulang.

"Kenapa kelasmu jauh?" Ucap Kak Hyunsuk tiba-tiba. Membuat Jihoon yang masih menatap Kak Hyunsuk sedikit terkejut.

"Kelasmu. Kenapa diseberang sana?" Jelas Kak Hyunsuk sembari menoleh pada Jihoon. Pandangan mereka bertemu. Kelakar yang akan Jihoon keluarkan tiba-tiba macet ketika Kak Hyunsuk menunjukkan ekspresi sedih.

Tertawa hambar, Jihoon menatap arah lain dengan sedikit salah tingkah.

"Mana aku tahu, Kak. Aku bukan dewan guru. Hahahaha."

Hello, Kak! ( Random Short Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang