2. Ketulusan : Damdo

91 17 2
                                    

Kala itu, Doyoung pulang dengan selamat. Aman tanpa ada halangan apapun. Ia melewati jalan seperti yang Kakak itu sampaikan.

Sepanjang jalan sembari mengedit foto untuk lockscreen, Doyoung teringat dengan Kakak itu. Ia baik hati memberikan jalan alternatif karena saat Doyoung berjalan, ia pas sekali bertemu dengan beberapa anak TK yang menyapanya. Sangat sopan dan begitu hangat di hati Doyoung. Terlebih, ketika ia sampai di toko kue tujuannya, ia disambut ramah dan cupcake keinginannya masih ada.

Walaupun terkesan menjengkelkan, Doyoung ingin sekali berterima kasih secara sopan padanya.

"Kamu tadi lewat mana, Dek?"

"Saya tadi lewat yang ada Taman Kanak-Kanaknya, Kak."

"Syukurlah kalau begitu. Jangan lewat jalan depan ya, Dek. Soalnya disana kamu bakal dirisak sama anak sekolah lain. Sekarang, sudah mulai diusut pihak sekolah dibantu polisi untuk mencari anggota yang lain. Tapi, backingan mereka orang berada. Jadi agak sulit menghilangkan itu secara paksa. Jadi satu-satunya jalan hanya dengan lewat alternatif."

Mendengar penjelasan panjang pegawai toko kue tersebut, Doyoung ingat tentang Kakak Kelasnya yang mengarahkan tadi. Sebenarnya, Doyoung tahu niat Kakak itu baik, hanya saja ia sedikit kesal saat Kakak itu mengendap-endap saat mengikutinya.

Dan kini, ditemani Jaechan yang asyik menggambar kura-kura di buku catatan kimianya, Doyoung mengamati papan tulis entah memikirkan apa. Jelasnya, ada Kakak itu tak luput terlintas.

Lalu, ia teringat ketika Kakak itu mengatakan bahwa ia sekelas dengan Kak Kyoungyoon.

Menggoyangkan lengan Jaechan.

"Ada apa? Kau menggangguku membuat ekor kura-kura." Tukas Jaechan mempoutkan bibirnya.

Doyoung menggeplak pelan bibir Jaechan dengan bolpoin yang sedari tadi ia genggam.

"Teman akrab Kak Kyoungyoon siapa saja?"

Jujur, Doyoung tidak terlalu ingat namanya..

Bange? Bonge? Binge? Babang?

Hanya ingat itu saja.

Melirik Jaechan yang seperti berpikir, Doyoung menatapnya serius.

"Yang sahabat atau teman biasa? Soalnya kata Kak Kyoungyoon, teman biasanya banyak. Aku tidak terlalu hafal."

Doyoung berpikir, Kakak itu sahabat atau teman biasanya saja?

"Kalau sahabat ada Kak Kim Sehyeon dan Kak Bang-"

"Bang siapa?" Potong Doyoung agak cepat.

Benar!

Namanya Bang!

Ia ingat!

"...Y-yedam?"

"Ahh.. Bang Yedam ternyata."

Jaechan meletakkan kedua tangannya pada pipi Doyoung dan mengarahkan paksa padanya.

"Ceritakan! Detail! Tanpa jeda! Kenapa kau bisa kenal dia tanpa sepengetahuanku! Cepat!"























"Lain waktu, pergilah bersamaku. Walaupun aku payah, setidaknya jika terjadi sesuatu, aku siap melindungimu."

"Tapi waktu ada kecoa terbang kau meninggalkanku sendirian di kamar Kakakmu."

Jaechan berdecak.

"Karena kecoa itu monster. Aku tidak mau terkontaminasi dengan makhluk laknat seperti dia. Jika aku disuruh memilih menyelamatkan diri sendiri atau kau saat ada kecoa, aku pasti akan menyelamatkan diri sendiri. Kau? Urus selebihnya."

Hello, Kak! ( Random Short Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang