2. Tanpa Meminta Responnya : Jaesahi

155 17 0
                                    

Hari berjalan seperti biasanya.

Pelajarannya pun tidak ada yang berubah, hanya tugas yang menggunung.

Asahi tenang.

Mengerjakan semuanya dalam diam walau hati sering mengeluh lelah. Tidak apa. Menjadi calon astronaut harus rajin belajar kan?

Asahi memang sering terlihat mendengarkan, walaupun tangannya selalu asyik menggambar pada sketchbooknya. Apa saja ia gambari, karena apapun objek yang mencuri atensinya, dia lah pemenangnya.

Seperti sekarang.

Semua murid tengah mencatat penjelasan guru. Disamping Asahi membuat mind mapping dalam buku tulisnya, tangan kiri Asahi membuat sketsa wajah.

Kalian tidak perlu bertanya. Jawabannya sudah pasti.

Kedua tangan Asahi tidak pernah bisa tenang. Begitupula dengan isi kepalanya yang membuncah. Satu sisi fokus pada pelajaran, satu sisi fokus pada wajah yang mencuri atensi sejak lama. Hanya ia menyadari itu baru-baru ini.

Asahi memutuskan untuk memilih fokus pada pelajaran terlebih dahulu, karena untuk sketsanya kali ini, ia tidak ingin ada kesalahan satu centi pun dari karyanya nanti.

Ia akan menggambar wajah itu dengan hati-hati. Karena ia membuatnya dengan perasaan.

Asahi sadar bahwa ia benar-benar menyukai Kak Jaehyuk sejak masa Pengenalan Lingkungan Sekolah beberapa bulan lalu. Mereka jarang bertemu, tapi Asahi selalu ingat dengan wajah itu.

Apa yang membuat Asahi menyukai seorang Yoon Jaehyuk? Padahal, lelaki yang lebih tampan dan baik juga ada banyak disini. Para gadis juga tidak kalah cantik.

Kenapa harus Yoon Jaehyuk?

Asahi akan menjelaskannya nanti. Setelah dirasa olehnya siap.

Karena, Asahi menyukai Kak Jaehyuk jauh sebelum Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah.

Masa SMP?

Jawabannya, tidak.

Asahi baru mengenal Kak Jaehyuk sejak ia berada di sekolah ini. Kecil kemungkinan untuk kalian berkhayal bahwa mereka adalah dua manusia yang pernah bertemu sebelum cerita ini ada. Ya memang betul, Asahi sebenarnya mulai menyukai Jaehyuk sebelum Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, tapi pasti waktunya bukan yang terlalu lampau.

Kalian paham?

(Intinya, Lio sayang kalian walaupun Lio tidak jelas)

Setelah dirasa catatannya sudah sesuai, Asahi beralih pada sketchbooknya. Bahkan menggambarkan proporsi wajah Kak Jaehyuk saja, timbul rasa aneh di perutnya. Bukan mual, hanya ia tidak bisa menjelaskan itu apa.

Asahi menopang dagu.

Pensil pada tangan kanan yang kini memimpin sketsa pun hanya berdiri tanpa bergerak. Ia bingung, harus memulai menggambar bagian mana lagi. Semakin diingat, Asahi semakin gelisah.

Sesekali ia menatap Guru yang kini memberi tugas pada mereka untuk membaca bab selanjutnya. Mencari fokusnya yang sempat hilang karena mengingat kejadian toilet kantin.

Asahi ingat sekali bagaimana wajah Kak Jaehyuk yang berada di kaca, sangat bersinar dan elok dipandang.

Siapa yang tidak suka pada Kak Jaehyuk?

(Lio aja suka hiwhiw. Skip.)

"Hamada,"

Asahi menoleh ke samping kiri dan mendapati Jungsu tengah tersenyum sembari menunjuk sketsa dengan dagu. Suaranya berbisik karena takut mengganggu teman lain yang sedang fokus belajar.

Hello, Kak! ( Random Short Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang