Kemarin, hujan turun begitu lebat saat jam pulang sekolah. Hyunsuk harus menunggu di ruang musik sendirian kala itu. Hingga reda pada pukul lima sore.
Hyunsuk yang pada dasarnya lebih suka memakai transportasi umum menolak ajakan Mama yang siap sedia menjemputnya saat itu juga.
"Aku ngga mau repotin Mama." Jawabnya singkat.
Kini, langit masih sama menunjukkan wajahnya yang kelabu. Bedanya, hujan belum turun.
Hyunsuk menaikkan lagi resleting jaketnya hingga mencapai leher.
Tidak peduli dengan beberapa sapaan yang menghampiri.
Tidak peduli pada alarm ponselnya yang sejak ia bangun tadi tidak dimatikan. Otomatis akan berbunyi setiap 10 menit sekali.
Tidak peduli pada hawa yang semakin dingin.
Yang ia pedulikan saat ini adalah perutnya yang masih keroncongan karena semalam setelah sampai rumah, ia memilih untuk langsung tidur. Melewatkan jam makan malam dan juga mandi.
Pagi tadi, ia juga malas menyentuh sarapannya.
Dan baru merasakan lapar saat langkahnya hampir mencapai gerbang sekolah.
Hyunsuk tengah memikirkan dengan siapa nanti teman yang akan ia ajak ke kantin ketika-
"WUHUU!"
Hyunsuk mendongak dan melihat punggung seseorang yang tengah menaiki sekuter elektrik dimana bagian lampu dekat roda belakang berkedip.
Satu tangan orang itu terbuka dan rambutnya bergerak seperti memantul.
Hyunsuk menggelengkan kepala.
Ia sudah terbiasa melihat beberapa spesies unik di sekolahnya. Jadi untuk yang satu itu, tidak mengherankan.
Di sebelah pintu masuk menuju koridor kelas, ada parkiran khusus sepeda. Biasanya Hyunsuk tidak terlalu peduli dan terus berlalu lalang sesukanya.
Tapi,
Ia justru tertarik ketika sudut matanya melihat bagaimana sekuter canggih itu dilipat dengan mudah dan kini oleh pemiliknya disenderkan dekat tembok parkiran.
Hyunsuk rela berhenti demi melihat sekuter itu namun sedetik kemudian matanya menjadi fokus pada sang pemilik sekuter yang membalikkan badan. Menatap balik Hyunsuk dan melangkah ke arahnya.
Hyunsuk yakin ia pasti dianggap aneh sekarang oleh orang itu.
Wajah tegas itu masih menatapnya hingga beberapa saat lagi mereka akan saling menatap dalam jarak dekat.
Sial.
Hyunsuk nyaris tak bisa bernafas ketika lelaki yang akan mengiranya aneh itu malah tersenyum ramah saat melewatinya.
Hyunsuk melihat jelas wajah itu sekarang.
Tahi lalat di bawah matanya. Atas bibirnya.
Mata monolid yang cantik.
Hyunsuk melihatnya dengan jelas.
Sangat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Kak! ( Random Short Story )
RandomKisah manis seorang adik kelas yang jatuh hati pada kakak kelasnya. Tidak semua sih, ada kakak kelas yang jatuh duluan. Tapi entahlah... >.<