3. Kenapa temboknya disini sih! - Jaesahi

101 11 3
                                    

Serentak.

Brak! Brak! Brak!

Dum!

Asahi yakin sebentar lagi seluruh bangunan di sekolah ini roboh seroboh-robohnya.

Melirik ke samping kiri.

Kelas sebelas tengah mengadakan pekan pendidikan karakter ala militer. Acara seperti ini sudah menjadi rutinan setiap memasuki kelas dua SMA semester dua. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah kedisiplinan siswa. Lalu, memberikan nilai moral dan perilaku agar menjadi lebih baik kedepannya. Kegiatan ini walaupun dirasa sangat berat, sebanding dengan pengaruh peningkatan nilai mereka di rapor. Itu juga poin plus saat akan memasuki bangku perkuliahan.

Asahi mengalihkan atensi pada guru yang tengah mengajar di depan. Walaupun suara dan derap diluar sana bergema hebat, anehnya guru-guru tak terganggu sedikitpun. Seperti saat ini.

"SIAP! GRAK!"

Asahi mengedipkan mata sekali.

"LENCANG KANAN! GRAK!"

Asahi memainkan ujung bolpoinnya dengan telunjuk. Tanpa mengalihkan pandangan pada guru.

"TEGAK! GRAK!"

"Bagian wilayah yang Ibu lingkari biru ini-"

Tak.

"AMBIL SIKAP PUSH UP!"

"SIAP AMBIL SIKAP PUSH UP!"

"adalah bagian wilayah ditemukan fosil manusia.."

Asahi mendengar semua. Semuanya.

Mencatat beberapa point penting.

"NAIK SEPEREMPAT!"

Asahi meletakan satu tangan pada pipi kiri. Masih asyik menulis catatan dengan menggunakan huruf-huruf yang sengaja ia buat sesuka hati asal bisa dibaca.

"TURUN SETENGAH!"

Asahi ingin biasa-biasa saja, namun suara itu agak mengganggu konsentrasi sejak tadi.

Melirik sekilas.

Seseorang yang beberapa waktu mencuri semua atensi hidup tengah berdiri menghadap seluruh barisan yang kini masih push-up dengan tinggi setengah. Wajah putihnya memerah karena diterpa terik matahari yang semakin naik. Keringat turun deras dari wajah dan juga rambutnya basah. Baju komandan yang dikenakan berwarna biru sudah seluruhnya tercetak jejak basah oleh keringat.

Asahi menatap pada Ibu Guru yang kini tengah membuka buku cetak.

Melirik kembali.

"TURUN!"

Brak!

Tubuh seluruh peserta serentak ambruk menyentuh tanah dengan helaan nafas dan suara keluh yang agak panjang.

Gila. Apa tidak retak tulang mereka?

Asahi jadi membayangkan bagaimana jika ia berada disana saat ini.

Sudah pasti Asahi langsung di tandu ke UKS.

"Kerjakan tugas halaman delapan sampai dua belas. Kita bahas minggu depan."

Asahi meraih buku cetak sejarah dalam laci. Membuka halaman yang diminta.

Melirik kembali

Kali ini, seluruh wajahnya menatap jendela dengan mata berkedip dua kali.

Terkejut dengan pandangannya.

Lelaki itu tengah melakukan push-up.

Sendirian.

Hello, Kak! ( Random Short Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang