#12

65 16 33
                                    

"Apa ada yang bisa membaca pikiran?"

Pertanyaan Tzuyu langsung mendapat sebuah ujung sendok mendarat di kepalanya. Meski tak terlalu kencang, tetap saja sendok adalah sendok.

Pria dengan rambut panjang yang terikat serta kulit putih dan berlesung pipi itu tak bisa menahan tawa setelah mendapat pertanyaan aneh yang diajukan Tzuyu. "Kau baru jadi gumiho minggu kemarin?"

"Aku hanya ingin mengetahui sesuatu karena itu cukup menggangguku." Tatapan Jungkook hari itu benar-benar membuat Tzuyu penasaran apa yang terjadi pada bintang biduk. Dia pikir Jungkook hanya menghindarinya. Ternyata tidak. Pria itu memang tak mau menikah sepertinya memang tidak akan pernah menikah.

"Tunggu, aku baru saja mengkhawatirkan orang lain? Aku?" gumamnya dalam hati. Dia bahkan sampai memukul-mukul kepalanya untuk kembali sadar.

"Wae geurae?" Pria dengan nama Sejin itu mengerutkan dahi. Dia benar-benar heran dengan tingkah Tzuyu yang makin aneh. "Kau sepertinya belum dapat makanan."

"Dia punya bintang biduk." Hyunjoo menarik kursi yang ada di meja makan kemudian duduk. Tangan kanannya meraih sebuah pisang dan menyantapnya.

"Bintang biduk? Sungguh? Wah ... Aku ketinggalan berita karena sibuk menjaga negeri Gu. Bagaimana? Kau menghisap semua energinya?"

Tzuyu menggeleng dengan lesu. Lagipula, hanya menyentuh saja dia sudah sangat kenyang. Makanya dia tidak punya pikiran untuk menghisap seluruhnya. Dia akan menyimpannya sampai membutuhkannya nanti.

"Kupikir kau menghisap semuanya," ujar Sejin yang kembali mengajak putranya bermain. Dia hanya punya waktu yang sedikit untuk menemui keluarga kecilnya. Makanya dia memanfaatkan hal itu dengan baik. "Ah ya, kau masih menolak perjodohannya?"

"Sudah kubilang, aku tidak mau menikah dengannya. Dengan begitu aku malah akan tinggal di negeri Gu, berlagak sangat anggun sebagai ratu. Oh ... Aku sangat tidak suka pakaiannya." Tzuyu yang kini duduk di sofa, bergidik ngeri membayangkan bagaimana dirinya harus mengenakan pakaian putih dengan gaya rambut yang tak bisa diubah sesuka hati. Bisa-bisa dia gila dan lupa pada balas dendamnya jika begitu.

"Mereka tidak akan berhenti sampai kau benar-benar punya pasangan, Tzuyu, tapi kau malah selalu memakan pasanganmu."

Ucapan Sejin memang benar. Meski punya, pasangannya akan berakhir sakit atau gila karena energinya diserap habis. Bagaimana dia bisa meyakinkan mereka agar tak mengejarnya terus menerus?

Jungkook? Dia memang bisa saja membantunya. Namun, pria itu malah terus menolak. Satu lagi, dia kesal karena untuk kali pertama dia merasa kasihan pada seseorang.

"Aku harus mencari udara segar." Gadis dengan balutan gaun putih dan rambut yang dikepang bando itu beranjak menuju kamarnya. Apa lagi yang akan dia lakukan selain mencari pakaian yang cocok dengan makan siangnya.

***

Dengan balutan kaus pendek berwarna hitam serta rok midi polos, gadis itu memadukannya dengan sebuah cepolan. Dia melangkah di bawah terik matahari dengan kacamaya hitamnya, mencari makanan yang mungkin bisa meredakan rasa panas yang dia rasa.

Hingga akhirnya dia memilih berbelok pada sebuah toko es krim kala melihat anak-anak meniup sesuatu di wadah es krimnya. Tentu ini cukup menarik perhatian Tzuyu untuk mencobanya.

"Makanan semakin aneh saja," gumamnya sembari menyontek pesanan dari pasangan ibu dan anak yang ada di sebelahnya. Gengsi jika dia harus menanyakan jenis menu yang dipilih anak-anak.

Tzuyu tersenyum saat pesanannya siap. Dia segera membayar kemudian menunggu pesanannya selesai. Dia sungguh tak sabar meniup bola-bola kecil yang mengapung kala dia meniupnya.

Don't TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang