#16

56 14 40
                                    

"Sial!" Tzuyu menggaruk dahinya. Pantas saja ada yang aneh pada pria itu. Masalahnya, dia cukup yakin Jungkook bukan tipe pria yang mudah berubah pikiran. Apalagi, dia bisa melihat dengan jelas pria itu punya trauma yang cukup mendalam soal hubungan. Namun, dengan mendadak pria itu mengatakan akan mempertimbangkannya.

"Kenapa? Penjualannya menurun lagi?" Wanita yang rambutnya terikat itu, menuang air kemudian meminumnya. Melihat bagaimana Tzuyu terdiam dengan wajah seperti itu, dia yakin penjualannya menurun lagi. Dia heran mengapa Tzuyu memilih bisnis itu dibanding yang lain? Apalagi mengeluarkan air mata itu hal yang sulit dan melelahkan.

"Aku memasukkan bunga ini." Tzuyu menunjukkan sebuah bunga berwarna putih dengan putik biru, membuat Hyunjoo menyemburkan air dari mulutnya karena terkejut. "Ini bukan bunga pemikat 'kan? Ada yang serupa, bunga keabadian. Apa aku keliru memetiknya?"

"Tzuyu ... Astaga, ini benar-benar bencana." Hyunjoo benar-benar kehabisan kata-kata. Memang, kedua bunga yang hanya tumbuh di negeri Gu itu punya kemiripan yang cukup membingungkan. Namun, jika dilihat lebih dekat, bunga pemikat punya warna biru yang lebih muda dari bunga keabadian. Satu hal yang pasti membuat bingung adalah, kedua bunga itu selalu hidup berdekatan. Makanya terkadang harus sangat teliti saat akan memetiknya. "Kau membuatnya untuk ramuan itu?"

"Eo. Pantas saja dia langsung bilang akan mempertimbangkannya. Ternyata ini penyebabnya," gumam Tzuyu Sembari melempar bunga itu. Dia terlalu panik karena mencurinya sampai lupa 2 bunga itu bisa saja tertukar.

"Apa tidak ada penawarnya?"

Hyunjoo terdiam sejenak sebelum kemudian menggeleng. "Selama ini, 2 bunga itu hanya digunakan Mago. Sudah jelas untuk menyatukan 2 manusia atau membantu orang sakit mendapat keajaiban."

"Aku tidak tahu ini akan jadi keuntungan atau tidak." Tzuyu sudah menghadapi berbagai macam pria. Kebanyakan dari mereka memang sangat tergila-gila padanya. Namun, itu malah akan sangat berbahaya bagi Jungkook. Pria itu pasti akan sangat menempel padanya. Dengan begitu, Jungkook malah akan semakin sering pingsan. Bisa saja nyawa pria itu dalam bahaya.

Tzuyu menatap bunga itu, mencoba meyakinkan dirinya kalau bunga yang dia gunakan tak salah. Namun, yang tersisa memang benar bunga pemikat. Nampaknya dia memasukkan 2 bunga itu secara bersamaan. "Astaga, bagaimana aku bisa seceroboh ini? Astaga, aku jadi ingin makan sup pereda pengar jika seperti ini meski tak mabuk."

"Dengan pakaianmu sekarang?"

"Tentu saja tidak. Aku akan pakai gaun yang dibelikan bintang biduk. Aku yakin ada penawarnya. Nanti akan kutanyakan pada Mago." Efek dahsyat yang Jungkook terima setelah berkontak cukup lama dengan bayinya Hyunjoo, benar-benar jadi tanda dirinya juga tak bisa melakukan kontak fisik lebih lama dengan pria itu.

Memang, Tzuyu sangat membutuhkan energi yang diberikan pria itu. Namun, dia biasanya hanya menyentuh sebentar. Jadi, itu nampaknya takkan terlalu berbahaya untuk Jungkook. Berbeda jika pria itu mulai tergila-gila padanya. Bisa-bisa pria itu terus menggenggam tangannya.

Tzuyu yang kini tengah berdiri di depan cermin sembari mencoba gaun selutut itu, mengembuskan napas kala sebuah telepon masuk ke ponselnya. Bahkan efeknya bekerja dalam waktu 24 jam?

"Wae? Jangan merusak suasana pagiku dengan apa pun itu."

"Bogoshipo."

"Eh?" Tzuyu segera menutup telepon itu kemudian melemparkan ke ranjang. "Meski aku selalu merayu, mendengar rayuan malah membuatku merinding."

***

"Enyahlah." Tzuyu benar-benar kesal acara makan siangnya yang tenang harus terganggu dengan tatapan Jungkook. Sungguh, dia memilih Jungkook yang sebelumnya saja dibanding ini. "Pesanlah sesuatu dan jangan ganggu."

"Ani ... Kau semalam mabuk?"

"Bukan urusanmu," ujar Tzuyu kemudian menyesap kuah sup pereda pengar itu. Dia tersenyum hingga lesung pipinya muncul. Memang tak ada yang terbaik dibanding makan makanan yang sangat dia inginkan. Seperti saat ini misalnya. Meski dia tak mabuk sebelumnya, rasanya tetap terasa begitu lezat.

"Kenapa tidak mengajakku?"

Tzuyu menghela napas. Dia sungguh menyesali keputusannya untuk membiarkan pria itu ikut. Pria itu mendadak ada di depan rumahnya, membuat Tzuyu tak bisa berkutik. Apalagi saat pria itu mulai mencebikkan bibirnya. Kali ini, pria tersebut juga melakukan hal yang sama. "Untuk apa? Aku tidak bisa minum dengan orang yang akan pingsan hanya karena 2 teguk."

"Aku bisa mengemudi untukmu."

"Aku jarang minum di luar. Untuk apa butuh pengemudi? Jika kau tidak memesan apa-apa, lebih baik kau pergi." Tzuyu mengisi kembali mulutnya, mengibaskan tangan agar pria itu pergi.

"Shirreo." Jungkook menjulurkan sedikit lidahnya, membuat Tzuyu harus menelan umpatan-umpatan terhadap pria itu. Sungguh, saat ini dia sangat kesal. Jangan sampai dia harus membuat pria itu pingsan.

"Apa kubuat dia pingsan saja?" gumamnya dalam hati. Dia menyeringai kemudian meraih tangan Jungkook. Dalam hitungan detik, pria itu segera pingsan, membuat Tzuyu menahan kepala Jungkook dengan tangan kirinya agar tak terbentur.

"Aku melakukan ini karena terlalu kesal."

***

Tzuyu mengembuskan napasnya. Sudah hampir 5 buku dia baca, namun tak satupun menjelaskan soal penawarnya. 2 bunga itu memang harus digunakan dengan sangat hati-hati. Dia ingin menanyakannya pada Mago. Namun, itu malah akan membuatnya dihukum, mungkin.

"Aku menyerah," gumam Tzuyu kemudian meletakkan buku ke-5 yang dia baca di perpustakaan negeri Gu. Dalam perpustakaan dengan dominasi warna putih itu, Tzuyu mengendap-endap, berusaha agar tak tertangkap.

"Aw!" Tzuyu mengusap dahinya saat menabrak sesuatu. Dia lantas mendongak, tersenyum canggung saat mendapati pria dengan pakaian serba putih itu ada di hadapannya. "Hai! Lama tak bertemu."

"Apa kau tahu hukumannya jika kau masuk ke sini?" tanya Junho yang kemudian membuat Tzuyu mengembuskan napas.

"Ini darurat. Aku perlu mencari tahu soal ... Bunga pemikat. Kau tahu sesuatu soal bunga itu?"

Junho mengerutkan dahi. Bunga-bunga yang ada di sana hanya disentuh oleh Mago. Namun, Junho pernah mempelajari bab itu saat di akademi. "Seingatku, bunga itu bisa membuat seseorang sangat terpikat padamu."

"Kau tahu penawarnya? Aku keliru saat membuat ramuan." Tzuyu segera meletakkan telunjuknya di bibir sembaru menoleh ke kanan dan kiri. "Ini rahasia. Aku akan dihukum jika Mago tahu."

"Tidak ada. Kecuali orang itu mati."

"Tidak ada yang lain?"

"Kau menggunakannya untuk memikat seseorang?" tanya Junho dengan tatapan penuh selidik.

Tzuyu terkekeh sembari memberikan sanggahan. "Tidak ... Untuk apa aku melakukannya? Seseorang terlihat tidak baik-baik saja. Jadi, aku membuat ramuan itu. Karena kau tidak tahu, aku permisi. Akan berbahaya jika ada yang menyadari kehadiranku di sini."

Junho menghela napas sembari menatap punggung Tzuyu yang menjauh. "Kau sepertinya memang jatuh cinta padanya, Tzuyu." Dia tak sengaja memantau Tzuyu dan tahu mengapa Tzuyu berakhir di sini. "Tapi ... Jika orang itu tidak mendapat balasan cinta dalam sebulan, dia akan mati."

Don't TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang