#31

80 14 26
                                    

"Wah ... Ini pekerjaan paling melelahkan." Tzuyu meletakkan berlian-berlian yang dia hasilkan ke kotak. Energinya cukup terkuras banyak karena harus menangis. Dia perlu mengisi energinya kembali.

Tzuyu meletakkan ponselnya di telinga, menunggu lawan bicaranya menjawab. Namun, dia kemudian berdecak saat telepon tersebut tak kunjung dijawab. Wajahnya tentu kini menunjukkan raut kesal. "Dia mengatakan akan selalu ada untukku tapi hanya omong kosong."

Tzuyu beranjak dari ranjang, melangkah menuju lemarinya untuk mencari pakaian yang akan terlihat cantik. Jika tak menjawab, dia akan langsung menghampiri Jungkook dan mencari tahu apa yang membuat pria itu sangat sibuk sampai tidak bisa menjawab teleponnya.

Sebuah gaun berwarna ungu menjadi pilihannya. Dia tersenyum kemudian melangkah menuju kamar mandi. Bahkan, dia sampai menggunakan sabun mandi buatannya agar aroma pemikat yang biasa tercium dari tubuhnya, semakin kuat.

Suara ketukan pintu membuat Tzuyu menghentikan air yang mengalir membasahi tubuhnya. Suara Hyunjoo tidak terdengar dengan jelas. Makanya dia segera menghentikan shower itu.

"Tzuyu, kau tidak ke mana-mana kan hari ini? Aku harus pergi dan tidak mungkin membawa Siwoo. Tolong jaga dia."

"Astaga! Apa aku harus membawanya?" Tzuyu segera membuka pintu setelah mengenakan handuk. "Eonni, aku harus pergi ke kantor hari ini. Aku tidak mungkin membawanya."

"Aku perlu pergi ke negeri Gu. Siwoo perlu dapat bunga kelahiran dari sana. Aku tidak mungkin membawanya."

"Apa tidak bisa besok? Aku sungguh harus bekerja. Tidak mungkin Siwoo bersamaku."

"Tidak bisa. Besok usianya 3 minggu. Aku harus memberikannya pada Siwoo besok. Aku titip ya."

***

Dengan wajah kesal, Tzuyu mendorong troli bayi itu. Dia sudah sangat cantik dengan gaun ungu serta baret. Sekarang dia malah terlihat seperti ibu-ibu sosialita.

Tadinya dia tak ingin menghampiri Jungkook. Namun, otaknya terlalu berkelana dan berpikir pria itu bisa saja sedang sibuk bersama gadis lain. Makanya dia datang meski harus membawa serta Siwoo.

Kedatangan Tzuyu dengan seorang bayi ke sana, tentu membuat karyawan Jungkook mulai saling berbisik. Mereka heran sebab sebelumnya, ada wanita lain yang membawa bayi. Bahkan, ada rumor Jungkook akan menikah dengan Yujin karena anak mereka.

"Dia masih saja tidak mengangkat teleponku. Sebenarnya dia sedang apa sih? Memindahkan bumi? Atau pergi ke planet Neptunus?"

















"Aku tidak bisa." Pria itu beranjak dari kursi panas itu. Bukan keinginannya duduk di sana dan membicarakan soal pernikahan yang tak dia inginkan. Hanya karena Yujin membawa seorang anak laki-laki, keluarganya langsung memaksa dirinya menikah dengan Yujin. Padahal, dia tak punya hubungan darah sama sekali dengan anak itu.

"Sahamnya anjlok. Kau mau menbiarkannya? Berita itu terlanjur tersebar dan dipercaya meski kau terus mengelak." Seorang wanita dengan rambut dikeriting itu beranjak dari kursinya sembari melipat kedua tangan. "Menolak artinya kau siap kehilangan segalanya. Investor akan menganggapmu sebagai pria yang tidak bisa bertanggung jawab."

Jungkook mengusap kasar wajahnya. Sungguh, dia ingin sekali marah karena berita mengenai pernikahannya mulai bersliweran di dunia maya. Padahal, dia sudah menolak mentah-mentah semuanya. Bagaimana bisa mereka mau memberikan warisan pada anak yang tidak ada hubungan apa-apa dengannya? "Aku tetap tidak mau menikah dengannya. Dia bukan anakku dan aku mencintai seseorang."

Don't TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang