"Mwo?"
Jungkook menggaruk tengkuknya sembari mencoba menahan tawa. Dia pikir Tzuyu takkan memberikan respon seperti itu.
"Kau bercanda?"
"Ani ... Aku serius."
Gadis dengan balutan dress bermotif bunga hijau serta outer yang senada itu melempar tatapan penuh selidik. Tentu ini membuat Jungkook semakin bersemangat menjahili Tzuyu. Dia menggendong Tzuyu kemudian mendudukannya di atas meja dan meletakkan kedua tangannya di kanan juga kiri.
"Jadi nona Tzuyu, kau ingin memutus pemikatnya tapi tidak mau aku menikah dengan orang lain? Konsepnya seperti apa?"
Tzuyu menumpangkan kakinya kemudian melipat kedua tangannya lalu berdecih. Dia yakin Jungkook hanya sedang mengujinya. Tentu saja tidak akan mempan. Dia punya pengalaman lebih dari 1000 kali kencan. "Kau yang tidak mau tuan Jeon. Aku sudah memberikan guntingnya tadi."
"Aku melihat wajahmu memelas tadi. Jadi aku menolak."
Tzuyu menyingkirkan anak rambutnya sembari memalingkan mata dan menyeringai. Sejak kapan dirinya yang mengejar? Ah, sejak tahu Jungkook adalah bintang biduk, tapi dia akan melindungi harga dirinya sekarang dengan jual mahal meski rasanya ingin terus memeluk pria itu. "Bukankah itu karena rasa cintamu yang gila itu? Aku bahkan tidak akan mempermasalahkannya jika benangnya diputus."
Jungkook tersenyum kemudian mengangguk. "Baiklah, anggap aku percaya itu. Jadi ... Aku masih jatuh cinta sendirian?" Pria itu melangkah menuju sofa kemudian menuangkan teh ke gelas yang dia siapkan untuk Tzuyu.
"Aku tidak jatuh cinta sembarangan."
"Apa yang kurang dariku? Aku bisa memberikan apa pun untukmu. Apa masih kurang?"
Tzuyu meraih cangkir teh itu kemudian berdecih. "Aku bisa membelinya sendiri."
"Membeli sendiri dan dibelikan itu konsep yang berbeda. Kau ingin apa?"
"Kau tidak segila aku 'kan?"
"Kita buktikan saja." Pria itu dengan santai menyesap teh yang dia buat. Tentu saja dia bukan tipe pria yang suka ingkar janji.
***
"Ternyata dia lebih gila dari aku," gumam Tzuyu sembari memijat pangkal hidungnya. Dia pikir Jungkook hanya sekadar membual. Ternyata tidak.
"Bagaimana? Apa kau lebih suka warna ini? Atau yang ini?"
"Kau membeli mobil semudah ini?"
"Tentu saja. Untukmu." Pria itu mulai melihat-lihat mobil yang ada dan mencari warna yang mungkin cocok untuk Tzuyu. Padahal gadis itu masih punya mobil yang bagus. "Bagaimana dengan yang ini? Warnanya bagus untuk mengantarmu ke kedai hotpot milikmu. Kau bisa pakai baju serba hitam dan kacamata hitam." Jungkook menggunakan tangannya sebagai bingkai, menutup sebelah matanya kemudian menyusuri ujung kepala Tzuyu hingga ujung kakinya.
"Jungkook-ssi, ini mobil."
"Anak TK pun tahu ini mobil. Katanya kau ingin mobil baru. Aku belikan."
Tzuyu sungguh tidak berniat memoroti pria itu. Dia bahkan bisa membelinya sendiri. Namun, Tzuyu tipe orang yang suka mengumpulkan uang juga emas, bukan mobil atau aset yang lain. Makanya dia masih tinggal di rumah yang tak terlalu besar itu juga bertahan pada mobil yang sama. "Aku bercanda."
"Meskipun itu bercanda, cepat pilih. Tidak mungkin kita keluar lagi."
Tzuyu menghela napas. "Lalu mobilku disimpan di mana? Bagasinya cuma muat satu mobil."
"Kalau begitu beli rumah yang baru. Atau ...."
Tzuyu yakin ada jawaban aneh yang akan dia dengar. Bahkan, ini membuatnya langsung menutup telinga atau akan sangat merinding mendengar rayuan kuno yang digunakan Jungkook.
"Bagasiku luas. Kau bisa simpan di sana." Pria itu mendekatkan dirinya pada Tzuyu lalu berbisik, "Aku juga punya kamar lain jika ingin tinggal di rumahku."
"Wah ... Sepertinya pemikat itu benar-benar membuat dirimu di luar kendali." Tzuyu menarik pria itu. Tubuhnya cuma satu. Dia tak mungkin memakai 2 mobil di saat lebih banyak di rumah. Pria itu ada-ada saja.
"Wah ... Dia bahkan lebih menyebalkan dari sebelumnya," gumam Tzuyu dalam hati. Dia pikir setelah bereinkarnasi, sifat seseorang bisa berubah. Ternyata dugaannya salah. Malah lebih menyebalkan.
"Tzuyu, katanya kau ingin mobil. Apa ... Kau lebih suka kejutan?"
"Simpan saja uangnya. Aku tidak terlalu membutuhkan mobil itu," jawab Tzuyu.
"Sungguh? Itu akan bagus jika sama seperti bajumu. Iya 'kan?" Pria itu berjalan mundur agar bisa menatap wajah Tzuyu yang sepertinya malu setelah dia mengatakan untuk tinggal di rumahnya. "Lalu kau ingin apa? Ah ... Soal lamaran itu ... Aku menerimanya. Kapan kita akan membicarakannya?"
"Astaga, mentang-mentang pemikatnya tidak dihilangkan kau jadi seperti ini?"
"Agak mengerikan jika tiba-tiba ada pria lain mendatangimu lalu kau memilih menikah dengannya."
Tzuyu berdecih sembari melanjutkan langkah. Namun, dia terkejut saat Jungkook tiba-tiba ada di hadapannya dengan wajah cemberut. "W-wae?"
"Kau tidak berencana hanya memanfaatkanku 'kan?"
"Bukankah kita sama-sama diuntungkan? Kau menghindari gadis itu dan aku bisa mencapai tujuanku. Sesederhana itu." Tzuyu mengangkat kedua bahunya kemudian melewati Jungkook begitu saja. Dia sampai lupa soal hal yang perlu dia lakukan. Yap! Jatuh cinta pada Jungkook. Hanya dalam waktu kurang dari satu bulan, dia harus kembali membuat bunga di hatinya tumbuh untuk pria itu atau Jungkook akan mati. Jika begitu, sia-sia dia menunggu pembunuhnya.
Tzuyu mengerutkan dahi kemudian menggaruk pelipisnya pelan saat mendapati pria berbalut jas hitam itu duduk di lantai dengan wajah yang cemberut. Persis seperti anak kecil yang keinginannya tidak dituruti oleh sang ibu.
Tzuyu menghampiri pria itu kemudian mengulurkan tangannya. "Baiklah, ayo cari makanan enak untuk dimakan. Aku lapar."
"Hanya ... Makanan?" tanya Jungkook yang cukup heran dengan keinginan gadis itu. "Kau suka makanan yang cukup pedas 'kan? Ayo cari toppoki atau jampong."
"Hatiku mati sejak misi balas dendam ini dijalankan. Apa aku bisa jatuh cinta padanya?"
Gumaman Tzuyu dalam hati, tentu membuat Jungkook tersenyum. Dia juga ikut bergumam dalam hatinya, "Kau pasti akan jatuh cinta padaku, Tzuyu. Sama seperti sebelumnya. Bukankah sangat jelas alasanku melakukan reinkarnasi? Aku memang sangat mencintaimu."
Jungkook tersenyum sembari membukakan pintu untuk Tzuyu. Bahkan, dia menjaga agar kepala Tzuyu tak terbentur bagian atap mobil miliknya.
"Aku bisa sendiri untuk yang ini," ujar Tzuyu saat pria itu juga berinisiatif untuk memakaikan sabuk pengaman juga. Namun, pria itu tersenyum dan tetap melakukannya. Bahkan, dia malah memberikan kecupan manis hingga membuat Tzuyu membatu.
"Sepertinya tidak satu bulan. Jatungku berdebar lagi," gumam Tzuyu dalam hatinya. Dia tahu ini mungkin efek dari ulah Mago yang malah memperlihatkan dengan jelas benang merah mereka terhubung. Namun, rasanya berbeda jika dia kembali jatuh cinta karena sikap manis Jungkook.
"Aku tahu tempat yang mungkin sangat kau sukai, karena sekarang sudah hampir malam, aku yakin akan banyak makanan di sana." Jungkook tersenyum kemudian menyalakan mesin mobilnya. Bukan karena kecupan itu, tapi karena respon yang diberikan Tzuyu setelahnya. Gadis itu terus diam sembari menyentuh pipinya.
*****
Bucheeen dasar😭
21 Sep 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch
Fanfiction"Kau yakin bisa mencintaiku? Aku bisa membunuhmu kapan pun aku mau." Kisah seorang gumiho penuh dendam, Chou Tzuyu yang hidup demi menunggu orang yang telah membantai habis keluarganya. Hingga akhirnya dia dipertemukan dengan Jeon Jungkook, pria pem...