#30

79 17 34
                                    

"Wah ... Beraninya dia melakukan ini." Dengan wajah kesal, gadis berbalut dress pemberian Jung itu, meletakkan iPad-nya. Dia juga mengipasi diri agar tak terbawa emosi. Entah kenapa rasanya sangat kesal saat mendapati berita soal gadis itu dengan Jungkook menjadi pembicaraan di dunia maya. Wajar, sebab Jungkook memang orang yang cukup terkenal karena perusahaan perhiasannya.

"Sajangnim ...." Gadis itu nampak ragu untuk mengatakan sesuatu pada Tzuyu. Masalahnya, sang atasan terlihat sangat kesal. Biasanya bahkan Tzuyu akan mengunci pintu jika hatinya sedang berantakan. Alhasil, gadis dengan rambut pendek itu mulai berdoa agar Tzuyu tak memarahinya.

"Wae?" tanya Tzuyu ketus. Tentu ini sudah cukup untuk membuat gadis tersebut ragu untuk mengatakan sesuatu. Namun, ini malah semakin memancing rasa kesal Tzuyu. "Bicaranya nanti lagi. Aku ingin makan hotpot. Hatiku sangat panas."

Tzuyu menggerutu selagi melangkah. Masalahnya, baru saja kemarin pria itu menunjukkan seolah mencintainya. Bahkan tidak mau memutus benang merahnya. Kali ini apa? Tiba-tiba berita soal pernikahannya muncul ke permukaan. Entah apa yang membuat Jungkook berubah pikiran dalam waktu semalam.

Langkah gadis itu terhenti saat ponselnya berdering. Padahal dia akan mengajak Jungkook makan di restoran seafood yang ada di Jeju sampai mengenakan dress yang dibelikan pria itu.

"Wah ... Kau mau menikah dengannya?"

"Tzuyu, aku bahkan tidak tahu siapa yang merilisnya."

"Benarkah? Wah, aku bahkan tidak tahu internet bisa merilis berita sendiri. Jangan hubungi aku." Tzuyu memutus telepon itu kemudian mematikan ponselnya. Dia sudah telanjur kesal karena berita yang ada. Dia harus memakan sesuatu yang enak atau membeli banyak baju yang baru. Termasuk mengganti baju yang sekarang dia gunakan.

"Sial aku tidak tahu nama gadis itu sama sekali," gumamnya sembari menekan tombol lift. Andai saja dia tahu, dia akan langsung menemui gadis itu untuk sekadar melampiaskan rasa kesalnya dengan memberi tamparan atau ... Ah tidak, Tzuyu tidak mau dapat hukuman lain karena membunuh. Mungkin ... membuatnya pingsan adalah pilihan yang cukup bagus.

Tzuyu tersenyum kala mendapati pria berbalut jas hitam itu ada di pintu keluar. Namun, dia segera menggeleng karena saat ini tengah marah besar pada Jungkook. Masalahnya, bagaimana bisa pria itu berpaling dalam waktu yang singkat? Bahkan dengan kondisi terpengaruh ramuan pemikat. Benar-benar di luar dugaan.

"Tzuyu, kita akan makan siang bersama 'kan?"

"Lupakan. Kau makan dengan calon istrimu itu. Dia pasti sangat kesepian," ujar Tzuyu sembari menekankan kata 'calon istri' sembari melangkah menuju mobilnya.

Jungkook mempercepat langkahnya kemudian berdiri tepat di hadapan Tzuyu. "Sumpah. Aku tidak akan menikah dengannya. Aku juga masih mencari tahu siapa yang menyebarkan berita tak berdasar itu."

"Minggir, aku lapar."

"Tidak sebelum kau percaya. Aku hanya mencintaimu, Tzuyu. Sungguh."

Tzuyu menghela napas kemudian dengan kasar meletakkan tangannya tepat pada mobilnya dan membuat Jungkook terkejut. "Aku tidak suka pria yang plin-plan. Minggir!"

"Apa kau tidak percaya padaku?"

"Kau punya anak dengannya."

"Dia bukan anakku, Tzuyu. Kau sendiri tahu aku paling tidak bisa minum. Kalau aku melakukannya saat mabuk, itu hal yang mustahil. Lalu ...."

"Lalu apa? Lalu kau melakukannya secara sadar? Lupakan soal mencintaiku dan minggir. Aku bisa membunuhmu jika sedang lapar seperti ini." Tzuyu menatapnya dengan tatapan penuh kesal. Kali ini Jungkook tak melawan. Dia takut karena kata 'membunuh' yang disebutkan Tzuyu. Apalagi, dia tahu gadis itu bukanlah manusia. Dia merasa Tzuyu sangat mampu untuk melakukannya.

Tzuyu menutup pintu mobilnya dengan kasar kemudian mengemudikannya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Namun, Jungkook malah tetap berdiri di sana dan tersenyum. Bahkan, dia mulai menggosok ujung sepatunya di atas aspal karena salah tingkah.

"Mwoya ... Dia juga mencintaiku. Makanya dia sangat marah karena ada berita itu. Aku harus meminta Taehyun mencari pelakunya. Bisa-bisanya dia membuat Tzuyu-ku marah besar seperti itu." Jungkook berjalan santai menuju mobilnya. Kemudian dia mulai bersiul sembari memakai sabuk pengaman. Bahkan, dia sempat merapikan rambutnya sebelum menyalakan mesin mobilnya untuk menyusul Tzuyu.

Sementara itu, Tzuyu masih menggerutu di dalam mobilnya. "Dia pikir dia setampan itu? Bahkan dibandingkan dengan Sejin Oppa sebenarnya masih lebih tampan Sejin Oppa."

***

"Kau tidak akan makan? Tadi kau bilang lapar." Pria itu sudah menghabiskan bagiannya. Dia tak berani menyentuh bagian milik Tzuyu sebab sejak tadi gadis itu memang sedang marah besar. Bahkan dengan dia duduk di sana pun, itu sudah cukup membuat Tzuyu kesal.

"Sudah kubilang pergilah."

"Aniyo, Tzuyu-ku sedang marah. Aku hanya akan pergi saat kau sudah tidak marah." Jungkook meletakkan daging yang baru saja matang kemudian berniat menyuapi gadis itu. "A ... Buka mulutmu. Marah juga butuh tenaga."

Meski dengan rasa marah, gadis itu tetap menerima suapan dari Jungkook. Tentu, ini sudah cukup membuat pria itu tersenyum senang.

"Baiklah, aku akan menyuapimu dan memastikan dagingnya tidak gosong."

"Jadi ... Kau tidak akan menikah dengannya?"

"Tentu saja. Aku sudah mengatakan padamu 'kan? Kau masih tidak percaya? Baiklah sepulang dari sini kita cari cincin. Bagaimana?" tanya pria itu sembari membalik samgyeopsal agar tak gosong. "Aku hanya mencintaimu karena pemikatnya. Bagaimana bisa aku menikah dengan orang lain?"

"Jika pemikatnya tidak ada kau pasti memilihnya 'kan?" Tzuyu berdecih, melipat kedua tangannya sembari bersandar pada kursi. "Dasar pria."

"Eh ... Kau malah semakin marah." Jungkook meletakkan potongan daging di atas selada juga menambahkan saus. "A ... Kau butuh tenaga untuk mengumpatiku."

Jungkook tersenyum saat lagi-lagi gadis itu menerima suapan darinya. "Tzuyu, apa mungkin aku menerima kembali orang yang sudah menyakitiku? Itu sama saja seperti menyiram lukaku yang masih basah dengan alkohol. Rasanya akan semakin perih dan bisa saja memburuk."

"Ada anak. Itu cukup untukmu memutuskan menikah dengannya."

"Jika itu anakku, iya, aku bisa memaksakan diri. Tapi aku bahkan tidak pernah berani melakukannya. Aku dulu berpikiran untuk tidak punya anak karena takut akan bernasib sama seperti diriku. Makanya aku tidak melakukan apa-apa."

"Aku sudah tau mulut para pria itu manis."

"Kali ini rasa samgyeopsal. Kau mau coba?" Jungkook terkekeh melihat tatapan tajam dari gadis itu. Bahkan, Tzuyu juga mulai memukulinya. "Aku serius. Aku menikah hanya karena dulu aku mencintainya dan ingin hidup bersamanya selamanya. Aku tidak memikirkan soal anak."

"Bagaimana jika denganku?"

"Mungkin ... Aku bisa saja berubah pikiran. Aku penasaran akan semanis apa anak kita nanti." Jungkook tersenyum kemudian kembali menyuapi Tzuyu. "Aku bisa tahu. Kau membayangkannya juga sekarang."

Tzuyu langsung tersedak mendengar ucapan pria itu. Tentu saja Jungkook dengan segera memberikan segelas air sembari mengusap punggung.

"Kau bilang tidak mendengarnya lagi. Kau berbohong."

Jungkook terkekeh sembari tetap mengusap punggung gadis itu. "Jika aku mengatakan aku masih mendengarnya, aku tidak akan bisa tahu kau merasa bersalah padaku karena harus bereinkarnasi dan bertemu lagi denganmu."

"Jangan merasa bersalah, aku mungkin melakukannya karena terlalu mencintaimu," lanjut pria itu. "Astaga! Aku lupa pada samgyeopsalnya."

*****

23 Sep 23

Don't TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang