Sembilan

3.5K 114 0
                                    

Sudah hampir tiga hari Laut belum sadar kan diri, ia sudah dipindahkan ke ruang rawat agar teman temannya lebih leluasa untuk menjenguk Laut.

Disana, dialam bawa sadar Laut sedang bersenang senang tidak maksudnya adalah Lana ia rasa hidupnya disana sangat menyenangkan namun Laut sangat menganggu nya, ia terus dipaksa oleh Laut untuk kembali.

"lo ga capek apa ganggu gue terus? " kesal Lana

"ya makanya kakak balik deh, banyak yang tungguin kakak" ucap Laut

"halah males banget, mending lo aja yang balik kesana gue disini aja males" sahut Lana

Lana berlari kesana kemari, ia sangat sangat menikmati keindahan ditaman yang menurutnya seperti surga itu namun lain hal itu bukan lah surga melainkan dimensi lain

"ih kakak nurut aja kenapa sih" gerutu Laut

"lah kok lo maksa sih" sungut Lana

"ya abisnya kakak ngeselin, udah berapa hari coba kakak disini" ucap Laut

"ih cerewet banget lo, iya udah gue balik tapi sejam lagi deh masih mau nikmatin hidup enak disini" putusnya

Lana kesal karena Laut yang asli ternyata lebih cerewet darinya, bahkan Laut yang asli sangat lah menganggu bagi nya namun jika Laut tak ada Lana merasa kesepian

"hua, padahal pengen lebih lama disini tapi males juga kalo disini soalnya ada calon hantu yang cerewet banget" lirihnya

Laut terkekeh sebelum ia menghilang dari hadapan Lana, ia sangat terhibur dengan adanya keberadaan Lana didekatnya apalagi selama ini ia belum merasakan apa itu kasih sayang dari orang lain.

•••

Perlahan mata Laut mulai terbuka agar membantu penglihatan nya menerima cahaya, mereka semua belum ada yang sadar hingga akhirnya Laut membuka suara

"a-air" ucap Laut terbatah batah

Meta yang sadar pun membantu Laut untuk minum dia memegangi gelas nya, Laut melihat sekelilingnya ia merasa aneh mengapa disana ada Reygan?

"anjir, ketos monyet ngapain disini, ngeselin amat baru bangun udah ada dia aja didepan mata" batinnya

Reygan mendekati kasur Laut, ia mengusap pucuk kepala Laut dengan senyum tipisnya

"akhirnya lo sadar" ucap Reygan dengan nada rendah

Laut masih diam saja, ia tak menjawab ucapan Reygan. Laut menatap Reygan dengan seksama ia masih ragu untuk bertanya, namun seolah Reygan tau apa yang dipikiran nya Laut

"gue disini, karena daddy lo yang nyuruh" ucap Reygan

Laut ber oh ria "oh, bentar kok bisa? " tanya Laut

"ya bisa, lo istirahat lagi gue pulang dulu" pamit Reygan, ia mengecup pucuk kepala dan pipi chubby milik Laut

Reygan sudah pulang, namun Laut ia masih shock padahal ini bukan pertama kalinya Reygan memperlakukan nya seperti, ini sudah kedua kalinya.

"gila, ngebucin depan gue" seru Yiren

"kalo mau ngebucin minimal tau tempat" sambung Meta

"iya, gue setuju sama kalian berdua" ucap Ghea menyetujui teman temannya

"ih, alay gitu doang heboh" gumam Dina

Tidak, Dina belum sama sekali berubah bahkan ia semakin menjadi jadi, beberapa waktu lalu di saat tak ada yang menjaga Laut, ia nekat melepaskan tabung oksigen yang membantu Laut bernafas.

Syukurnya, dokter segera memasangkan kembali alat bantu nafas nya dan Dina, ia seolah tak melakukan apapun karena ia masuk bersamaan dengan yang lain.

"kenapa ga mati aja sih tuh orang" batinnya kesal

Laut yang memperhatikan raut wajah Dina tak suka pun tersenyum miring, ia tau apa yang ada dipikiran oleh Dina.

"gue pengen nasi padang, laper banget" ucap Laut mengelus perutnya

"aneh, baru aja bangun mau nasi padang, gada lo makan bubur dari rumah sakit aja" ujar Ghea tak habis pikir sama Laut

"gak dulu deh mending ga makan gue, daripada makan bubur" tolak Laut

Ghea terus memaksa Laut untuk makan dan mengisi perutnya, ia tak ingin Laut kelaparan sehabis tidur selama tiga hari.

"lo pingsan udah kek orang mati anjir, susah dibangunin" celetuk Meta

"eh lo bego atau apasih, dimana mana orang pingsan ya susah lah buat dibangunin" sungut Yiren kesal dengan ucapan Meta

"berhubung Laut udah bangun gue pulang dulu" pamit Dina

Setelah kepergian Dina mereka mengobrol bersama, menurut mereka jika ada Dina mereka tak akan leluasa untuk bercerita apalagi mereka suka sekali mengghibahi Dina.

"eh lo pada tau ga sih? sama Lana yang katanya dijuluki sebagai Queen of Racing itu? dia meninggal" heboh Ghea, benar Ghea sangat menyukai Lana alias Laut yang ada didepannya

Laut mendengar itu tersenyum kecil, menurutnya itu adalah suatu kebanggaan yang patut diapresiasi oleh dirinya namun ia tak bisa melakukannya karena saat ini ia adalah Laut.

"gue mau tanya, orang yang gue ajakin balapan kemarin mana? " tanya Laut

mereka menggelengkan kepala "hari ini belum dateng tapi kemarin kemarin ada dua cogan yang jenguk lo" jawab Yiren

Laut menganggum paham, mengerti dengan ucapan Yiren, dua cogan yang dimaksud nya ialah Andre dan Gevan atau abangnya.



















jangan lupa vote karena vote itu gratis
see you the next part
jangan lupa tandain jika ada typo
tbc.

Obsesi si ketosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang