Sembilan belas

1.9K 58 0
                                    

Reygan mengajak Laut untuk menikmati sore hari ini dengan makan ice cream, sambil jalan jalan menelusuri taman kota yang terlihat jauh lebih indah jika menjelang malam.

Laut berlarian mengejar burung burung liar yang biasanya ada ditaman kota, Reygan hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum mengiringi Laut dari belakang.

"so pretty" batin seseorang

Reygan dan Laut sudah cukup puas berkeliling disana, akhirnya Laut mengajak Reygan untuk pulang mengingat langit sudah menggelap.

"Rey, temenin beli martabak ya" ucapnya

Reygan mengangguk, "oke" jawabnya

Reygan melajukan motornya, menerobos lalu lintas yang cukup ramai sepanjang perjalanan mereka hanya diam saja, Reygan dengan sengaja menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

Reygan dan Laut menikmati suasana dihari yang sudah mulai menggelap ini, selama menunggu martabak Reygan dan Laut hanya diam saja tanpa berbicara sedikit pun

"mas, mbak ini martabak spesialnya sudah selesai, totalnya 35.000 ya" ucap penjual nya dengan ramah

Belum sempat mengeluarkan lembar uang, Reygan sudah membayarnya terlebih dahulu sebelum Laut yang membayar, ciri laki laki yang sangat loyal dan juga royal.

"ini pak, kembalian ambil saja" ucapnya sebelum meninggalkan penjual martabak itu

Reygan menarik tangan Laut agar segera menaiki motornya, ia melajukan motor dan meninggalkan area pedagang kaki lima.

Adzan berkumandang menandakan sudah masuk waktu maghrib, Reygan memberhentikan motornya sejenak kemudian mulai menjalankan motornya mencari masjid terdekat untuk melakukan ibadah

"lah, Rey islam? " benaknya

"gue ga pernah liat dia ibadah" sambungnya

Laut memperhatikan Reygan yang berjalan kearah dalam, Reygan mengerutkan keningnya bingung mengapa Laut hanya diam saja dan tak mengikuti nya

"ayo, udah mau mulai sholatnya" ajak Reygan

Dilanda kebingungan Laut hanya bisa patuh mengikuti Reygan dari arah belakang, ia mengambil air wudhu mengikuti orang yang ada disampingnya

Iqomah mulai dikumandangkan semua orang berbaris dengan rapi sesuai dengan shaf, Laut mengambil barisan paling belakang dan paling ujung

"bentar, gue ga tau caranya gimana" batinnya

••••

Reygan dan Laut sudah selesai menunaikan sholat berjamaah dimasjid yang mereka singgahi tadi, Laut ingin bertanya namun hatinya ragu dan takut

"didunia gue kemarin, gue jarang bahkan ga pernah ikut ke tempat ibadah" gumamnya

Reygan melajukan motornya untuk mengantarkan Laut pulang, mengingat waktu juga sudah malam dan Laut hanya meminta izin sampai sore saja

Menempuh jarak yang lumayan jauh, akhirnya mereka sampai diperkarangan rumah keluarga Wilson, awalnya Laut mengajak Reygan untuk masuk namun ia menolak dengan alasan besok harus bangun pagi untuk berangkat ke sekolah.

"jadi didunia ini, Laut yang asli beragama muslim" ucapnya dengan penuh tanya, tak ingin mengambil pusing ia segera menaiki tangga

"tapi kenapa Laut ga pernah kasih tau gue" kesalnya

Laut membuka laptop yang berada diatas meja belajarnya, ia mencari tahu bagaimana cara umat muslim beribadah dan apa saja bacaan nya, Laut yang memang dengan mudah menghafalkan berbagai bacaan dalam waktu beberapa menit ia sudah mulai menghafal bacaan doa

"jadi gue harus menunaikan sholat lima waktu ya" ucap Laut sambil menganggukkan kepala

Ia melanjutkan menghafal berbagai bacaan sholat dan surah yang harus ia baca ketika sholat, ia juga membeli mukena dan sajadah melalui online shop karena memang ia tak mempunyai alat sholat tersebut.

(tidak, sebenarnya mereka punya hanya saja Laut tak menanyakan soal itu, dan juga dirumah nya sudah tersedia mushola kecil untuk beribadah)

Waktu makan malam sudah tiba, akhirnya Laut turun untuk melaksanakan makan bersama dimeja makan, martabak yang sempat ia beli tadi sudah dimakan oleh kedua abangnya

"bang, martabak diatas meja kemana? " tanya Laut

Haidar tersenyum canggung, "udah makan hehe" jawabnya dengan kekehan

"ganti martabak gue" putus Laut, ia tak ingin memperbesar masalah sepele

"iya nanti gue ganti deh" ucap Haidar

Mereka bertiga mulai makan diawali dengan doa, dan kesenyapan yang menemani mereka disaat makan malam, aturan keluarga nya jika sedang makan tidak boleh bersuara apalagi bercanda ketika makan bersama

Awalnya Laut ingin membuka suara namun ia diperingati oleh Fattan untuk diam hingga makan malam nya selesai, aturan ini di buat sejak beberapa waktu lalu awalnya diperbolehkan saja

Kakek dan neneknya yang meminta untuk menerapkan aturan keluarga besarnya dikeluarganya juga, Kedua orang tua Laut tak masalah dengan aturan yang ada karena menurut mereka itu hal yang wajar

"banyak aturan, kenapa juga omah dan opah mengunjungi rumah ini" batin Laut kesal

Ia tak setuju namun ia juga tidak bisa seenaknya saja memprotes suatu aturan yang memang sudah ada sejak dulu, aturan turun temurun dari keluarga ibunya itu.

Mereka sudah selesai makan, dan berjalan kearah ruang keluarga, Haidar Fattan dan juga Laut menunggu kepulangan Sekar dan Farhan dari perusahaan, sambil menunggu mereka berbagi cerita

"bang, kita muslim kan? " tanya Laut

"iya, kenapa? " jawab Fattan

"lo kok ga tau kita agama nya apa? " tanya Haidar

"bukan gitu, masalahnya dikamar gue gada sama sekali alat sholat" ucap Laut

Fattan menggelengkan kepala, "kita punya mushola biasanya disana kita ibadah sama sama" ucapnya

"namun karena orang tua kita udah sibuk banget dan ga ada waktu buat sholat sama sama, jadi kita udah ga pernah ibadah berjamaah lagi" seru Haidar

"bukan cuma itu, gue sama Haidar juga jarang dirumah karena ngampus kalo pun sholat kita sholatnya di mushola kampus bukan dirumah" sambung Fattan sedikit menjelaskan


















Jangan lupa voment karena voment itu gratis
maaf kalo alurnya kurang nyambung sama chapter sebelumnya, tandai saja jika ada typo yang ada disetiap paragraf atau kalimat.
see you next part
tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obsesi si ketosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang