Chapter 17 + Prolog Ending

1K 60 7
                                    

Chapter ini diberi rating 21+ karena adegan kekerasan fisik,

Chapter 17

Saat mondar-mandir di Lorong supermarket, Fourth masih memikirkan Gemini. Fourth melirik jam tangannya saat membuka bagasi mobilnya dan memasukkan barang-barang belanjaannya. Sekarang baru pukul satu lebih sedikit, tapi meskipun begitu, waktu sudah semakin sempit. Fourth masih memikirkan kemungkinan demi kemungkinan ketika membuka pintu pengemudi dan naik ke balik setir. Ia lemparkan tasnya ke jok samping. Sambil menyenandungkan lagu Rock and Star, ia menutup pintunya, memakai sabuk pengaman, menekan tombol untuk menyalakan mesin mobilnya. Saat menyetir mundur dari tempat parkir dan berbelok ke jalur mobil,

Tepat pada saat mobilnya mulai bergerak maju, sebuah benda datar dan dingin menekan laring Fourth, begitu tiba-tiba dan kuat hingga menghentakkan kepalanya ke sandaran kursi. Untuk sesaat, ia merasa kebingungan, dan yang terpikirkan olehnya hanyalah, apa?

"Dasar pemuda jalang bodoh, manja, tukang main serong."

Suara di telinga Fourth itu adalah suara yang ada di mimpi-mimpi buruknya. Lex. Oh Tuhan, Lex ada di jok belakang mobilnya. Pikiran-pikiran mengerikan memantul-mantul dalam otaknya. Pisau. Lex menekankan sisi bilah yang tajam ke urat merihnya. Hanya dengan satu gerakan pergelangan tangan saja Lex bisa membunuhnya. Ia bisa membayangkannya dengan sangat jelas. Darahnya yang panas mengaliri lehernya dan menggenang di dadanya. Cairan merah tua di lukanya menggelembung kala ia berjuang menarik nafas. Ia ingat pernah mengatakan pada Gemini kalau ia mampu membela diri sekalipun Lex menyergapnya dengan membawa senjata. Ternyata tidak. Ia tak pernah membayangkan scenario ini, dengan tangan menggenggam kemudi, mobil berjalan maju, dan pisau menekan lehernya.

Ia mengunci pintu mobilnya, bagaimana Lex bisa masuk? Dan kenapa... kenapa ia tidak memeriksa lantai belakang mobilnya dulu sebelum masuk tadi? Bodoh benar-benar bodoh. Orang manapun tahu harus melihat dulu dari jendela belakang mobil. Itu peraturan keamanan sederhana yang diikyi semua orang di zaman sekarang. Dimana pikirannya? Gemini. Ia tadi sedang melamun tentang Gemini.

Fourth bisa mendengar suara Gemini berbisik di benaknya, "Kau harus lebih pintar darinya. Pakai akalmu. Dia mungkin lebih besar dan lebih kuat, tapi kau punya elemen kejutan di pihakmu. Namun apa yang diajarkan Gemini padanya tidak mencakup situasi seperti ini. Aksi kekerasan acak. Ini memang ciri khas Lex. Lec mungkin sudah tidak sabar ingin menggorok lehernya, berencana meninggalkannya telungkup di atas setir mobil. Lex akan mengambil dompetnya dan ponselnya agar terlihat seperti perampokkan.

Fourth memaksakan pikirannya kembali pada apa yang harus dipikirkan, bukan rencana Lex, tapi bagaimana merancang rencananya sendiri. Bagaimana caranya agar ia bisa mengejutkan Lex dan mengendalikan situasi? Mustahil menanduk wajah Lex dengan bagian belakang tengkoraknya. Sandara kepala pada kursi mobil menghalanginya. Ia berpikiran untuk menginjak pedal rem keras-keras, tetapi mobilnya tidak sedang bergerak cukup cepat untuk menghempaskan Lex ke depan. Ia juga mengkhawatirkan reaksi momentum yang terbalik. Dengan sembilah senjata tajam di lehernya, ia gila jika menghentikan mobilnya secara tiba-tiba, Bukan rencana yang bagus. Menginjak pedal gas dalam-dalam dan menabrakkan diri ke tiang lampu juga sama buruknya.

Dengan tubuh kaku, Fourth memaksakan tatapannya ke kaca spion dalam. Rasa terkejut mengalirinya bak air es. Lex yang semula memiliki rambut yang lebat justru tidak punya rambut sama sekali. Kepala Lex segundul bawang bombai. Alisnya yang tebal dan berwarna hitam juga lenyap.. Bahkan bulu-bulu matanya hilang.

Lex tersenyum pada Fourth, senyum lebar nan mempesona yang sama yang telah membodohi begitu banyak orang hingga memercayai semua kebohongan yang pria itu katakana. "Tindak pencegahan agar aku tidak meninggalkan jejak DNA. Aku banyak menonton acara-acara forensikm dan persentase pembunuh yang tertangkap karena mereka meninggalkan jejak DNA di TKP sangat tinggi, Aku tidak berencana melakukan kesalahan yang sama.

[Completed] The Northern Star | GeminiFourthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang