Chapter 9

425 49 2
                                    

Chapter 9

Max menyukai mainan barunya. Boneka kaktus bercicit, dan sepertinya menurutnya sangat menghibur sehingga memberi Fourth sedikit waktu luang untuk bekerja. Atau begitulah yang ia kira. Ia baru saja duduk di mejanya dengan secangkir kopi dan setumpuk faktur yang harus dicatatkan ke dalam laptop ketika terdengar ketukan di pintu kantornya. Ia mendongak, bingung karena Gemini tidak pernah mengetuk pintu dan para pekerja lainnya jarang mengunjungi kantor.

"Masuk." Seru Fourth.

Pintu terbuka dan memperlihatkan seorang Titichareonrak versi tua berdiri di ambang pintu. Pria itu mengenakan baju formal bisnis, kemeja putih disetrika rapi, dengan jas hitam serasi dengan celana Panjang kain warna hitam. Jangan lupakan dasi bermotif dan juga jam tangan emas menghiasi pergelangan tangannya, yang Fourth perkirakan berumur lima puluhanm meskipun ia memiliki fisik seorang pria yang jauh lebih muda.

"Sawadee krub." Sa[a Fourth bangkit berdiri memberi salam waii, dan menebak bahwa pria itu pastilah Tae Darvid Titichareonrak, sang kepala keluarga.

Pria itu mengamati Fourth lama hingga membuatnya merasa seperti serangga percobaan di dalam botol. Kemudian mata coklat gelap pria itu menjadi lebih ramah dan mulai bersinar. Pria itu mengangguk singkat. "Sawadee krub, aku ayah Gemini, Tae."

Saat memasuki ruangan, Tae bergerak dengan keluwesan yang sama dengan putranya, kontur tubuhnya yang berotot kuat tampak mengesankan untuk seorang pria seusianya. Sepasang bahunya yang kuat meregangkan kain kemeja pada lengan atasnya.

Fourth memutari meja dan memberi salam waii lagi. "Aku Gunthapon Wongwitthaya, staf pembukuan."

Sembari membalas salam waii, Tae berkata, "Bukannya Gemini bilang namamu Fourth?"

"Oh...itu nama panggilanku."

"Kalau begitu aku juga akan memanggilmu begitu." Setelah memperhatikan Max sebentar, Tae tersenyum lebar dan geleng-geleng kepala. Kemiripannya dengan Gemini begitu mencolok hingga Fourth tak sanggup berhenti menatap. "Tempat ini kelihatan seperti habis diterjang angin topan."

"Angin topannya bernama Max, DIa suka merobek-robek kertas koran."

"Pantas saja." Tae berjongkok di samping si anak anjing dan memegangi mainannya. Max menapakkan kaki-kaki kecilnya yang gemuk kuat-kuat, mengeram buas, dan mulai menarik kea rah yang berlawanan. Tae tertawa, "Dia punya nyali. Kuakui itu."

"Mau kuambilkan kopi?" tawar Fourth. "Baru saja kubuat."

"Boleh." Jawab Tae. "Dengan satu sendok krim dan satu bongkah gula, please."

Fourth beranjak ke ruang kopi, Ketika Fourth kembali sesaat kemudian, Tae sudah menyandarkan pinggul rampingnya ke meja Gemini, Tae menerima kopi yang dibawa Fourth sembari mengangguk berterima kasih, menyesap pelan-pelan dan kemudian berkata, "Aku berniat kemari dan menemui lebih awal, tapi istriku membuatku sibuk dengan ini itu."

Fourth tersenyum mengangguk pelan. "Khun Gemini mungkin lagi ada di bawah basement, memantau paket-paket."

"Aku kemari bukan untuk menemui Gemini. Aku kemari untuk menemuimu."

"Oh." Fourth menunggu Tae bicara lebih lanjut, tapi taka da perjelasan yang keluar. "Kau menemuiku untuk apa?" tanya Fourth akhirnya.

"Tidak ada alasan khusus. Cuma ingin menemuimu dan mengucapkan selamat datang." Tae mereguk lagi kopinya. "Gemini bilang kau staf pembukuan yang hebat."

"oh, ya?"

Tae tergelak. "Kau kelihatan terkejut. Kau tidak setuju dengan penilaian itu?"

Fourth mengangkat cangkirnya dan memegangnya dengan kedua tangan. "Bukan begitu, tapi urusan pembukuan bukan spesialisasiku."

[Completed] The Northern Star | GeminiFourthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang