Rio senang berada di perpustakaan sepulah dari sekolah dasarnya. Namun, dia mulai bosan dengan apa yang sudah dia baca. Dia ingin membaca buku yang membuatnya serasa seperti berpetualang di dunia baru. Akan tetapi yang berbeda dari dunia fantasy yang biasa dia baca.
Dengan pelan dia terus berjalan di perpustakaan tua yang ada di dekat rumahnya. Entah kenapa Rio merasa dia sudah berjalan terlalu jauh. Saat Rio berbalik ke belakang, entah kenapa dia hanya melihat lorong rak buku yang begitu panjang.
Kakinya ingin sekali melangkah pergi, tetapi matanya malah tertuju pada sebuah buku. Rio pada akhirnya mendekati buku itu. Tangannya terjulur ragu untuk mengambil buku itu.
"Ambilah!"
Rio terkejut dan menoleh ke sampingnya. Di sana berdiri wanita yang lebih tua darinya. Rambutnya panjang mungkin sampai menyentuh ujung tangannya. Mungkin saat dia duduk, dia akan menduduki sedikit rambutnya. Ada beberapa helai rambut yang dia kepang kecil.
"Ambilah, itu adalah buku yang kamu cari!"
Benarkah?" tanya Rio tak percaya.
"Itu adalah buku fantasy, penulis membangun latar tempatnya dengan sangat unik. Kau harus membacanya dan itu akan membawamu berpetualang di dunia baru."
Akhirnya Rio mengambil buku tersebut. "Apakah aku bisa meminjam ini?" tanya Rio.
"Kau bisa mengambilnya. Kembalikan buku itu saat kita bertemu kembali."
Rio mengerutkan dahinya. "Kalau begitu kapan kita bisa bertemu lagi."
"20 tahun dari sekarang."
"Lama sekali," ujar Rio polos.
Wanita itu tertawa. Tangannya terulur untuk membelai kepala anak itu. "Kembalilah! Orang tuamu pasti sudah menunggumu pulang."
"Ah, ini kan masih siang. Kenapa mereka menungguku?" tanya Rio heran.
"Kembali saja!" perintah wanita itu lembut.
Rio memegang buku di genggamannya dan menuju ke meja sirkulasi untuk melakukan peminjaman. Rio sedikit terkejut karena perpustakaan itu akan tutup.
"Sebentar bu, saya au pinjam bu-," ucapan Rio berhenti. "Eh mana bukuku?" tanya Rio yang sudah tak menggenggam apapun lagi.
"Sudah ya Rio. Kamu pulang. Sudah sore." Rio merasa lemas seketika.
Dia akhirnya pulang dengan perasaan kecewa. Buku yang dia cari malah hilang. Saat belajar, Rio sedang membuka tasnya untuk mempersiapkan pelajaran besok. Saat Rio membuka tas, aangkah terkejutnya dia melihat buku tadi sudah ada di tasnya.
"Wah, sebenarnya apa yang sedang terjadi?" teriak Rio merasa bingung.
Keesokan harinya Rio pergi ke perpustakaan dan tak menemui wanita rambut panjang itu. Dia bahkan tak mengalami sensasi berjalan di antara lorong rak begitu jauh seperti kemarin. Hey, apakah itu sihir?
Rio lalu menceritakan hal itu ke Pustakawan yang ada, tetapi mereka tidak tahu menahu soal hal itu. Apakah itu mimpi?
Berulangkali Rio melakukan hal yang sama sampai lima tahun kemudian gedung perpustakaan itu dipindah. Rio lalu menatap buku yang dia dapatkan waktu itu. Dia hanya menjaganya dengan baik buku itu.
Dia merasa terbebani karena belum mengembalikan barang itu dan khawatir akan merusak buku tersebut. Semoga suatu saat nanti, Rio dapat mengembalikan buku itu.
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Every Reader his/her book, every book its reader