Chapter 27: Finish line.

665 97 29
                                    

INI adalah sebuah acara ulang tahun. Kediaman Lee terlihat begitu ramai dan penuh warna. Dominan berwarna biru langit dan putih, baik balon-balon yang mangambang sampai di langit-langit rumah, maupun sulur-sulur kertas yang menghiasi berbagai sisi. Jaeyun membantu memasang balon berbentuk huruf berwarna keemasan di dinding, sedangkan Heeseung bersama Heedo masih terus mengisi balon dengan helium. Nyonya Lee dan menantunya menyiapkan kue yang baru saja mereka beli dari toko.

Tak lama setelah lilin-lilin kecil berjumlah lima ditancapkan pada kue, suara pintu yang terbuka membuat semua orang yang telah bersiap mengambil topi kerucut untuk kemudian mereka pakai. Heeseung berlari ke arah Jaeyun, menyerahkan topinya dengan senyum lebar yang menghiasi wajah. Meminta dipakaikan. Melupakan fakta bahwa kini ia telah berada di rumahnya yang sesungguhnya. Dimana, sekarang sudah ada ibu yang bisa Heeseung gunakan untuk tempat bersandar alih-alih malah terus bergantung pada sosok Jaeyun.

"Pakaikan, tolong." pinta Heeseung selayaknya anak baik. Dia menekuk kedua lututnya sedikit agar tubuhnya menjadi lebih rendah dari Jaeyun. Sedangkan Jaeyun sendiri dengan otomatis mencuri tatap pada nyonya Lee yang juga tengah menatapnya. Ibu Heeseung hanya tersenyum, lantas mengangguk.

"Sudah." ucap Jaeyun setelah memakaikan topi kerucut di kepala Heeseung. Yang kemudian di luar dugaan adalah Heeseung yang mengecup bibirnya. Di mana itu jelas membuat semua mata membola menyaksikan apa yang baru saja tengah bungsu Lee lakukan.

"Terimakasih, Jaeyunie!" sedangkan Heeseung, tentu saja tak menyadari itu. Pemuda Lee malah tampak kebingungan ketika semua orang menatap dirinya dan Jaeyun secara bergantian, sedangkan Jaeyun kini tertunduk dalam di hadapannya. Diam-diam menyembunyikan wajah yang telah merah padam. Gabungan antara merasa malu juga was-was yang tertimbun di benak, sebab, tentu saja semua orang tak akan mengira Lee Heeseung akan bersikap demikian. Juga, besar kemungkinan mereka akan menaruh curiga pada Jaeyun. Yang mana bisa saja dialah dalang yang mengajari Heeseung hal-hal tak wajar semacam itu selama ini.

"DONGKYU SUDAH PULANG!!!"

Teriakan khas seorang bocah seketika membuat fokus mereka kembali ke acara yang telah disiapkan. Heedo meraih confetti popper dan memberikan satu pada Jaeyun untuk kemudian bersama-sama berjalan mengendap ke arah datangnya suara.

"Kenapa gelap, kakek?" vokalnya yang melengking kembali mengudara.

"Kakek juga tidak tahu. Mana tangan Dongkyu, biar kakek pegang supaya tidak diculik hantu." balas tuan Lee kemudian.

"Kakek—Kakek, Dongkyu takut! Mana mama? Mama?! Mama?!"

"SELAMAT ULANG TAHUN!!!"

Lampu yang semula dipadamkan seketika menyala dengan begitu terang bersama dengan confetti yang berterbangan di udara, menghujani kepala kecil Dongkyu dengan potongan-potongan kertas warna-warni. Heeseung dan nyonya Lee meniup terompet ulang tahun, membuat suasana semakin gegap-gempita.

Dongkyu yang semula memeluk sebelah kaki tuan Lee penuh antisipasi segera tersenyum begitu lebar memperlihatkan gigi susunya yang tanggal satu. "MAMA!!!" ia kemudian menghambur ke arah ibunya, lantas berakhir di gendongan. Memeluk leher sang ibu dengan begitu erat.

Heedo menyerahkan topi kerucut untuk tuan Lee yang segera kepala keluarga Lee itu kenakan. Mereka lantas menyanyikan lagu ulang tahun, memanjatkan do'a, sebelum mempersilakan Dongkyu kecil untuk meniup lilin lalu memotong kue.

"Ayo beri suapan ke semua orang!" titah Heedo pada putranya. Dongkyu kemudian memegang potongan kue di tangannya seraya menyendokkan potongan-potongan kecil kue itu secara bergiliran ke semua manusia yang merayakan pesta ulang tahunnya.

Jaeyun yang sudah lebih dulu mendapatkan suapan melihat bagaimana Heeseung berjongkok di depan Dongkyu seraya membuka mulutnya lebar-lebar. Pemudanya kemudian mengajak keponakannya itu untuk melakukan tos. Menggemaskan rasanya melihat bagaimana telapak yang begitu jauh berbeda ukurannya itu beradu. Heeseung kemudian bertepuk tangan dengan riang, yang mana itu membuat seluruh manusia yang ada di sekelilingnya turut menerbitkan kurva di wajah mereka.

Jaeyun's Question Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang