Chapter 15: You were the trigger.

1K 106 32
                                    


[trigger warning!!! 2k+ words contains mature and explicit content!!!]

!!!

[peringatan!!! 2k+ kata mengandung adengan dewasa yang dijelaskan secara gamblang!!!]

▪︎▪︎▪︎

TIDAK ada sedikitpun pemikiran di kepala Jaeyun bahwa di balik kedai yang menawarkan menu berupa panggangan daging babi serta minuman keras yang mereka kunjungi juga menyewakan bilik-bilik berukuran tak cukup lebar di belakang ruangan tempat mereka menyantap pesanan. Tidak, sebelum Sunghoon menarik tangan Jaeyun dengan tergesa ke dalam bilik yang terbuka, lalu menggeser pintunya dengan cepat dan mengajak Jaeyun untuk kembali berciuman.

Ruangan sempit itu diterangi dengan lampu jingga redup dan hanya berbentuk sekat-sekat kayu tipis. Suara-suara pengunjung kedai yang tengah saling bercengkrama dan melempar candaan bahkan masih terdengar dengan baik di telinga Jaeyun. Bising suara 'kotor' yang berasal dari bilik-bilik lain di samping dan depan bilik yang mereka pakai juga turut membuat situasi saat ini begitu riuh.

Dahi Jaeyun mengernyit di sela Sunghoon yang tanpa henti mencumbuinya. Jujur, Jaeyun ingin memuntahkan isi perutnya mendengar suara-suara inkoheren yang didominasi oleh lengkingan tinggi suara wanita dan geraman rendah pria yang saling bersahutan.

Tubuh Jaeyun terus terdorong ke belakang oleh Sunghoon yang terus merangsek ke arahnya. Ia lantas memekik terkejut tatkala merasakan tubuhnya sempat melayang di udara sebelum mendarat di atas tilam yang terasa keras bertemu punggung. Akan tetapi, Sunghoon seperti tidak memperdulikan apapun saat ini. Ia dengan tergesa-gesa membantu Jaeyun untuk menanggalkan kardigan dan kaus yang dipakainya sebelum dengan gerakan yang sama terburu meloloskan sweater yang dia kenakan.

Telapak tangan Sunghoon secara serampangan membelai apapun yang dapat ia belai dari tubuh Jaeyun. Bibirnya terus mengecup setiap inchi dari kanvas putih yang tersaji di depannya. Mewarnai itu dengan ruam merah pekat yang esok akan menggelap dan berakhir menjadi ungu. Menyisakan Jaeyun yang dalam diamnya mempertanyakan sikap semacam apa yang hendak diambilnya.

Selama dua puluh satu hidup di panti asuhan dan menyerahkan dirinya untuk terus berbakti di sana membuat sebagian dari diri Jaeyun memberontak untuk merasakan apa itu yang dinamakan kebebasan. Sesuatu yang pada lazimnya telah dicicipi oleh orang-orang seusia Jaeyun di luaran sana.

Mereka bilang, burung yang pada mulanya ditangkap secara paksa dan dikurung di dalam sangkar emas sekalipun akan tetap terbang sejauh mungkin tatkala sangkarnya dibuka. Tak peduli pada rasa aman ataupun kenyamanan yang ditawarkan di dalamnya. Maka, itulah Jaeyun kini.

"S-Sunghoon?" Jaeyun mendeguk dengan napas tertahan tatkala Sunghoon meraba paha bagian dalamnya yang entah sejak kapan telah bebas dari balutan celana jeans.

Tidak ada sahutan selain kecupan bertubi dan rasa basah yang Jaeyun dapati di bawah sana. Kedua tangan Jaeyun berusaha menggapai tubuh Sunghoon, bersama desahan putus-putus sarat akan keputusasaan ketika Sunghoon ganti mengerjai pusat tubuh Jaeyun yang masih terbalut celana dalam.

Seringai di wajah Sunghoon terlihat begitu mencemooh Jaeyun yang hanya bisa menggeliat tak beraturan di bawah kendalinya. "Bagaimana, Jaeyun? Kamu menyukai musim panasmu, tahun ini?" tanyanya bersama kekehan rendah yang menggelitik telinga Jaeyun. "Oh! Aku terkejut dengan reaksi tubuhmu. Apakah aku memang sehebat itu?" lanjut Sunghoon lagi setelah menanggalkan satu-satunya kain pada tubuh Jaeyun. Ia menatap bagaimana pusat tubuh Jaeyun yang telah tegak sempurna dan menghasilkan cairan pre-cum bahkan hanya dengan remasan di balik celana dalam.

"Or...are you a virgin?" Sunghoon menyentil main-main pucuk Jaeyun yang memerah. Menghasilkan lengkingan desah dari mulut Jaeyun. "Benar? Oh Tuhan, beruntungnya aku?!" sorak Sunghoon bersama gelak tawa penuh kepuasan yang ia lepas dari mulutnya. Pikiran Jaeyun semakin berkabut ketika Sunghoon merangkak perlahan di atas tubuhnya. Menaungi tubuh Jaeyun yang lebih kecil darinya.

Jaeyun's Question Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang