Love Mate 1

954 45 3
                                    

Cerita ku ini sedikit remake dari cerita Naughty Kiss/Playfull kiss kalau gak salah. Tapi seiringnya waktu cerita sedikit aku tambahin dan

*****

Selamat membaca guys

*****

Terlihat seorang namja cantik sedang menunggu di depan gerbang sekolahnya, dengan jantung berdebar-debar menunggu seseorang.

"Apa dia akan menerima surat ini ya?". Tanyanya pada diri sendiri sambil menatap surat yang berada di genggamannya. "Bagaimana kalau dia tidak menerima surat ini seperti orang-orang sebelumnya ya". Ujarnya lagi dengan perasaan cemas akan reaksi namja yang ia tunggu saat ini.

Namja cantik itu menatap ke arah jalan dengan perasaan cemas dan takut. Ketika dia melihat namja yang sejak tadi ia tunggu baru saja turun dari mobil. Jantungnya berdebar sangat kencang. Dengan langkah angkuhnya, namja itu berjalan ke arah gerbang dan melewati begitu namja cantik yang sejak tadi berdiri didepan gerbang sekolah. Surat yang di genggam oleh namja cantik terlepas begitu saja.

Namja cantik menatap surat yang susah payah ia buat telah tergeletak begitu saja di tanah yang becek karena hujan.

"Seongho-ya, kamu sedang menunggu ku". Seseorang memanggil nama namja cantik itu. "Seongho-ya kamu kenapa?". Tanya orang itu sambil menatap namja cantik itu dengan seksama.

"Surat". Lirihnya yang masih dapat di dengar orang di samping namja cantik bernama Shin Seongho.

"Surat? Surat apa ya...". Ucapan orang itu terhenti ketika Seongho menunjuk ke arah surat yang tergeletak begitu saja di genangan air. Orang itu masih bisa melihat nama siapa yang berada di amplop tersebut "Lee Junseong". Orang itu menggeram sangat kesal. "Buat apa kamu mengirim surat dengan namja menyebalkan seperti Lee itu sih!". Seru orang itu dengan wajah merah karena marah. Seongho menatap orang itu dengan tatapan menyeramkan.

"Kamu tidak perlu ikut campur apa yang ingin kulakukan". Ucap Seongho sambil berjalan pergi meninggalkan orang itu. Orang itu hanya bisa menatap punggung Seongho sedih.

"Semua tentangmu menjadi urusanku Seongho-ya". Gumamnya dengan sedih sambil melangkah mengikuti Seongho menuju ke kelas mereka.

*****

"Junseong kamu kenapa makai masker?". Tanya teman dekat Junseong kepada namja tersebut.

"Tidak apa-apa". Jawabnya singkat. Junseong masih merasakan feromon Seongho. Junseong berpikir bukannya Seongho Beta, tapi mengapa feromonnya Seong Ho bisa Junseong cium. Apa jangan-jangan Seongho adalah Matenya? Pikiran itu langsung di hilangkan begitu saja dari pikirannya. Junseong pun duduk di kursinya dekat jendela.

Tanpa sengaja Junseong melihat kelas F, yaitu kelasnya Seongho sedang dilapangan karena jam pelajaran olahraga. Di balik masker itu terpatri sebuah senyuman yang begitu indah dan menawan dari Junseong.

"My mate". Gumam Jun Seong yang dapat di dengar oleh teman sebangkunya yang bernama Mingyu.

"Mana mate mu, Jun?". Tanya Mingyu dengan semangat. Junseong natap Mingyu dengan datar dan dingin.

"Fokuslah ke depan". Ujar Junseong dingin. Mingyu mendengus dengan kesal dengan ucapan Junseong.

"Namja menyebalkan". Gerutu Mingyu sambil fokus kembali di depan. Di mana guru yang sejak tadi menjelaskan materi di papan tulis.

Sedangkan Junseong masih setiap menatap ke arah Seongho yang tertawa bersama dengan keempat temannya.

"Aku ingin senyuman itu untukku seorang. Aku membencinya kalau dia tersenyum seperti itu". Batin Junseong sambil meremas pena ditangannya hingga patah. Mingyu terkejut dengan tindakan Junseong seperti itu.

"Sepertinya ada yang membuatnya marah". Gumam Mingyu dengan pelan dan kembali menatap ke depan tidak menghiraukan kelakuan Junseong.

*****

Jam pulang sekolah telah tiba. Seongho sedang menunggu sang ayah menjemputnya. Ketika dia sedang menunggu terdengar suara ponselnya berbunyi.

"My Daddy"

Seongho tersenyum ketika sang ayah menelponnya.

"Halo Appa, sudah di jalankah atau masih direstoran?". Tanya Seongho kepada ayahnya di seberang telpon sana.

"Mianhae Seongho baby, Appa sepertinya tidak bisa menjemputmu. Karena Appa belum ketemu rumah yang cocok untuk kita tinggali". Jelas Shin Donghee ayah dari Shin Seongho dengan nada sedih. Seongho mendengar ucapan sang ayah merasa bersalah.

Bagaimana tidak bersalah. Karena setiap hari Seongho akan mengomel tentang tempat tinggal mereka.

"Appa, Seongho tidak mau terus-terusan tinggal di restoran. Seongho ingin tinggal dirumah kita sendiri. Kalau di restoran Seongho tidak punya privasi". Ujar Seongho saat itu.

"Appa Mianhae". Shindong terkekeh di seberang telpon sana mendengar suara lemah sang putra.

"Seongho-ya ini bukan salah kamu sayang. Appa memang dari dulu mau memberikan tempat tinggal yang layak kepadamu ketika Eomma mu pergi untuk selamanya". Air mata Seongho begitu saja mengalir di pipi chubbynya yang putih. "Iya sudah, kamu hati-hati ya pulang ke restoran". Seongho menjawab ucapan ayahnya dan mematikan telpon tersebut.

Seongho berjalan menuju halte bus di samping sekolahnya. Tidak menunggu terlalu lama, bus pun telah datang. Seongho naik ke bus itu dan menuju ke halte di daerah restoran milik ayahnya.

*****

"Chagiya, kamu kenapa?". Tanya ibu Lee Junseong kepada putra pertamanya itu.

"Jun, tidak apa-apa Eomma. Jun ke kamar dulu ya". Ibu Junseong mengangguk dan melanjutkan menyiapkan makan malam untuk keluarga kecilnya.

Di dalam kamar Junseong langsung membersihkan dirinya dan tertidur sampai jam makan malam tiba.

Keluarga Lee telah berada di ruang makan untuk menikmati makan malam yang di buat oleh ibunya Junseong.

"Junseong, bagaimana sekolahmu hari ini?". Tanya Tuan Lee kepada putranya itu.

"Sama seperti biasanya Appa". Jawab Junseong dengan singkat masih tetap menikmati makan malamnya. Tuan Lee hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja dan melanjutkan makan malamnya.

Setelah selesai makan malam keluarga itu duduk di ruang tamu sambil bercerita keseharian mereka.

"Eomma, Appa besok Yonghee ada acara camping di sekolah". Ucap si kecil Lee Yonghee dengan wajah datarnya seperti sang kakak, Nyonya Lee hanya bisa mengelah nafas dengan sikap dingin dan datar kedua putranya itu. Kenapa seperti dirinya dulu yang begitu dingin dan datar.

"Iya tidak apa-apa. Kamu harus hati-hati saja". Balas tuan Lee dengan lembut.

"Eomma juga mengizinkan". Nyonya Lee hanya bisa mengangguk saja tanda dia  setuju. Yonghee berpamitan untuk istirahat dan menyiapkan keperluannya besok. Junseong juga begitu.

"Kenapa sikap mereka begitu mirip dengan ku masih muda". Ujar Nyonya Lee yang bernama Im Yoona tapi kini telah berganti menjadi Lee Yoona.

"Akupun tidak tahu. Sudahlah, aku lelah sekali hari ini". Timpal Tuan Lee yang bernama Lee Donghae.

Yoona hanya mengikuti keinginan suaminya untuk istirahat.

*****

TBC

Love MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang