Love Mate 16

285 23 2
                                    

°°°°°

Junseong terbangun dari tidurnya. Junseong tersenyum dan mencium seseorang yang ada di dalam pelukkannya. 

"Good Morning Baby". Ucap Junseong ketika Seongho membuka matanya.

"Good morning too, cup". Seongho membalas ucapan Junseong dan mencium bibir Alpha tersebut. Junseong tersenyum mendapatkan ciuman selamat pagi dari matenya itu. Junseong membawa tubuh Seongho ke atas tubuhnya. Seongho meletakkan kepalanya di dada Junseong. "Aku suka mendengar suara detakkan jatungmu Hyung". Seongho mengangkat kepalanya dan menatap Junseong.

Entah siapa yang lebih dulu mendekatkan kepalanya. Mereka berdua pun berciuman sangat intens. Tangan Junseong tidak diam, dia bergerak menyetuh bagian bawah Seongho. Di sela-sela ciumannya Seongho mendesah ketika Junseong telah memasukkan tangannya di balik celana yang ia pakai.

"A-apha yhang khamu l-lakukan". Ucap Seongho yang berusaha menyingkirkan tangan Junseong. Junseong hanya tersenyum dan melanjutkan apa yang dia lakukan. Seongho hanya bisa pasrah saja dengan semua tindakan Junseong terhadap dirinya.

Pagi itu Junseong mendominasi tubuh kecil Seongho. Entah mengapa dia merasa seperti rut tiba-tiba ketika mencium feromon Seongho yang begitu memabukkan. Junseong melepaskan seluruh pakaian yang dikenakan oleh dia dan Seongho.

Junseong mencium bagian bawah Seongho. Tangannya terus aktif meremas dada bidang Seongho. Seongho hanya mengerang dengan apa yang di perbuat oleh Junseong pada tubuhnya.

"Baby boleh kah aku melakukannya?". Tanya Junseong yang bertanya pada Seongho. Seongho yang tidak sanggup lagi menjawab hanya mengangguk saja. Junseong tersenyum senang mendapatkan lampu hijau dari matenya itu. Junseong pun melanjutkan kegiatannya lagi. Junseong mencoba melonggarkan bagian hole Seongho agar bisa Junseong kecil masuk dan Seongho tidak merasa sakit nantinya. Karena ini pertama kalinya Seongho dimasuki oleh Junseong kecil.

Perlahan namun pasti Junseong kecil memasuki hole milik Seongho. Seongho merasakan sakit saat pertama kalinya benda besar milik Junseong memasukinya. Seongho menjerit kesakitan ketika milik Junseong telah masuk semuanya. Junseong mencoba menenangkan Seongho dengan mencium bibir seksi Seongho.

Pagi itu kedua sejoli menikmati penyatuan mereka. Seongho terus-terusan mendesah dengan apa yang dilakukan oleh Junseong. Keduanya menikmati penyatuan tersebut. Mereka melakukan berbagai gaya. Hingga beberapa jam kemudian penyatuan keduanya telah usai karena Junseong telah beberapa kali mengeluarkan spermanya ke tubuh Seongho. Setelah melepaskan miliknya, Junseong mencium perut Seongho yang telah tertidur kembali karena kelelahan.

Junseong menoleh ketika mendengar suara ponsel Seongho berbunyi. Di layar sana tertera nama Seonwoo Hyung. Junseong menatap Seongho sekilas dan baru mengangkat telpon tersebut.

Belum sempat dia menyapa orang di seberang sana. Seonwoo terlebih dahulu membuka suaranya.

"Seongho-ya kenapa kalian belum kembali?". Tanya Seonwoo dengan suara sedikit khawatir. "Kalian cepatlah kembali, hyung khawatir dengan kamu di sana. Nanti namja itu berbuat sesuatu denganmu". Lanjut Seonwoo lagi.

"Anda tidak perlu khawatir dengan keadaan Seongho dan Daenyeol. Saya akan menjaga mereka berdua dengan kedua tanganku dari namja gila itu". Seonwoo menatap layar ponselnya, dia ingin memastikan benar nomor Seongho yang dia telpon. Tapi kenapa suara pria lain. "Saya Lee Junseong, matenya Seongho". Seonwoo menutup mulutnya ketika mendengar siapa orang yang mengangkat telponnya.

"O-oh,,, saya mohon pada anda untuk menjaga kedua adik saya di sana". Ucap Seonwoo sedikit gugup.

Junseong tersenyum dan menjawab kembali ucapan dari Seonwoo. Telpon itu telah berakhir begitu saja. Junseong meletakkan ponsel milik Seongho. Junseong menatap Seongho sebentar dan mencium kening serta bibir seksi kekasih hatinya itu.

"Saranghae". Setelah mengatakan hal itu Junseong beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah ke arah dapur. Untuk menyiapkan makan siang untuk mereka berdua. Karena tadi pagi mereka melewatkan sarapan pagi.

Daenyeol sedang membantu Yoona berkebun karena dia sangat bosen hanya diam saja. Sedangkan Yonghee sedang ada tugas kuliah yang harus dia urus.

"Daenyeol-ah cepat sini. Kita minum dan menikmati cemilan yang imo buat". Daenyeol menghentikan aktivitasnya dan menghampiri Yoona yang sudah duduk di kursi dihalaman belakang. "Apa Shindong oppa dan Seongho di sana bahagia?". Tanya Yoona pelan pada Daenyeol.

Daenyeol mengangguk. "Samchon sangat bersemangat berkebun dan Seongho-ie sangat senang bekerja di cafe milik hyungku imo". Yoona tersenyum bahagia mendengarnya. Selama 5 tahun dia membenci calon menantunya tanpa alasan yang jelas karena surat palsu mengatas namakan Shindong dan Seongho.

"Syukurlah mereka bahagia di sana, semoga Shindong oppa dan Seongho bisa kembali ke Seoul dengan aman dan nyaman".

"Shindong samchon juga berharap seperti itu Imo. Tapi demi keselamatan kalian, mereka rela pergi menjauh". Yoona merasa sedih mendengar fakta tersebut. "Tapi Imo jangan khawatir, semuanya akan secepatnya berakhir dengan bahagia". Ucap Daenyeol mencoba membuat Yoona tenang dengan semua terjadi pada Seongho dan Shindong selama 5 tahun ini gara-gara keegoisan si Changmin.

Mereka berduapun berbincang-bincang tentang apapun untuk menikmati waktu sore hari dirumah tersebut.

°°°°°

Changmin telah sampai di perusahaan karena Heechul memanggilnya. Ketika dia memasuki ruang kerja Heechul membuat Changmin emosi melihat pemandangan tidak senonoh yang diperlihatkan oleh ayahnya.

"Appa aku sudah sampai". Ucap Changmin dengan suara sedikit keras membuat kedua orang yang sedang berciuman yang begitu panas.

"Hanna, kamu kembali ke tempat dudukmu ya. Nanti kamu kesini lagi setelah urusan ku sudah selesai dengan putraku". Wanita itu mengangguk. Jung Hanna adalah sekretaris Heechul.

Changmin mendengus kesal ketika Hanna melewati dirinya.

"Kenapa kamu tidak menghubungi Appa kalau mau kedatang kesini di jam segini". Ucap Heechul tanpa menatap Changmin sedikitpun. Karena telah mengganggu kesenangannya bersama sekretaris seksinya.

"Untuk apa aku memberitahu Appa kalau aku datang kesini dengan cepat. Apa Appa akan bercinta di ruangan ini dengan yeoja jalang itu". Ucap Changmin dengan ketus. Heechul menatap ke arah putra satu-satunya itu dengan tatapan marah. Heechul bangkit dari duduknya dan menghampiri Changmin.

Bugh...

Sebuah bogem mentah Heechul layangkan kepada Changmin. Changmin yang mendapat begom mentah itu menatap Heechul dengan penuh permusuhan.

"Jaga mulutmu. Apa Eomma mu tidak mengajarkan sopan satun dengan Appa mu sendiri hah". Bentak Heechul sambil menyalahkan ibunya.

"Kenapa Appa membawa Eomma dalam pertengkaran kita ini. Eomma tidak salah apapun dengan apa yang terjadi padaku. Semua ini terjadi karena Appa sendiri yang membuatnya. Jadi jangan pernah menyalahkan Eomma". Marah Changmin ketika ibunya di bawa-bawa dalam pertengkaran mereka saat ini.

"Kenapa Appa membawa nama Eomma mu. Karena dia tidak becus mendidikmu menjadi anak yang berguna. Kamu hanya bisa mempermalukan keluarga Kim dan sifat egoismu itu dari Eomma mu sendiri. Kalau saja Eomma mu tidak hamil kamu saat itu mungkin Appa tidak menikah dengan dia. Karena dia Appa harus kehilangan orang-orang yang sangat aku cintai kamu mengerti". Mendengar ucapan Heechul, Changmin cukup terkejut dengan fakta yang baru saja dia ketahui.

Jadi ibunya adalah perebut milik orang lain. Makanya selama ini ayahnya begitu acuh tak acuh dengan ibunya. Ternyata ibunya bukan orang yang dicintai oleh ayahnya. Changmin merasa hancur mendengar semua fakta tersebut. Ibunya yang malang harus tersiksa dengan pria seperti ayahnya yang begitu membencinya seumur hidup karena ibunya telah membuat orang-orang yang dicintai ayahnya pergi dari hidupnya.

°°°°°

TBC

Love MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang