Love Mate 18

243 23 2
                                    


°°°°°

Rumah duka Kim silih berganti para tamu yang berdatangan. Changmin terlihat seperti mayat hidup sambil memandang foto Jessica yang sedang tersenyum bahagia. Sedangkan Heechul berusaha tegar dengan semua keadaan yang saat ini terjadi pada keluarganya. Heechul tidak menyangka Jessica bisa melakukan hal bodoh ini.

"Tuan Kim saya turut berduka cita atas kepergian isteri anda". Ucap salah satu rekan bisnis Heechul.

"Iya terimakasih Tuan Jung". Jawab Heechul dengan senyuman tipisnya. Setiap orang memberikan kata-kata belasungkawa kepada Heechul. Setelah itu mereka duduk di ruangan yang telah di sediakan oleh Heechul.

Heechul menatap ke arah Changmin yang masih duduk di dekat foto Jessica diletakkan. Heechul tahu kalau Changmin anaknya itu benar-benar kehilangan sosok Jessica yang selalu ada untuknya. Heechul yang ingin mendekati Changmin ia urungkan karena dia tidak mau ada pertengkaran diantara mereka di depan banyak orang yang saat ini datang. Heechul pun melangkah menuju ruangan di mana para tamu datang.

Beberapa menit kemudian Junseong dan Daenyeol telah sampai di rumah duka. Junseong menatap Changmin yang seperti mayat hidup. Junseong mendekati Changmin.

"Changmin". Panggil Junseong dengan lembut. Pria jangkung itu menoleh dan langsung berdiri serta memeluk Junseong. Daenyeol yang melihat hal itu ingin memukul wajah Changmin tapi dia urungkan karena saat ini bukan waktu yang tepat untuk memberikan pelajaran pada Changmin. Daenyeol berusaha menahan amarahnya demi menghormati orang-orang disini yang sedang berduka.

Brak...

Semuanya menatap ke sumber suara. Di sana seorang wanita dengan keadaan hamil besar.

"KIM HEECHUL KAMU KELUAR!!". Teriak wanita hamil itu sambil mencari-cari keberadaan Heechul. Ketika dia menemukan di mana Heechul. Wanita itupun mendekati Heechul dan menyiramkan air yang ada di atas meja. "PRIA BRENGSEK!!! SEMUA INI GARA-GARA KAMU, KENAPA HARUS EONNI KU YANG PERGI UNTUK SELAMANYA? KENAPA TIDAK KAMU SAJA HAH". Marah wanita itu.

"Kristal kamu tenang sayang. Ingat kamu saat ini sedang hamil". Ucap suami wanita itu berusaha menenangkan isterinya yang marah-marah dengan keadaan hamil.

"Bagaimana aku bisa tenang Kai. Lihat Eonni yang teramat aku sayangi pergi begitu saja. Dia pergi bukan karena dia sakit tapi karena gara-gara pria brengsek ini hiks". Tangis Kristal terdengar di ruangan rumah duka itu yang mendengarnya merasa iba.

Heechul tidak berusaha membela dirinya apa yang diucapkan oleh Kristal. Karena apa yang di ucapkan oleh Kristal semuanya benar mengenai dirinya yang selalu memperlakukan Jessica tidaklah baik.

Sampai Jessica memilih mengakhiri hidupnya untuk selamanya. Karena dendam Heechul terhadap Jessica yang membuat kekasih hatinya pergi untuk selamanya. Sehingga Heechul teramat benci dengan Jessica, tapi bukan seperti ini yang Heechul mau. Heechul hanya ingin Jessica merasakan penderitaannya setelah kepergian kekasihnya akan keegoisan Jessica perbuat.

Hati Heechul juga hancur ketika mendapat kabar bahwa Jessica mengakhiri hidupnya. Heechul sebenarnya sudah berdamai dengan masa lalu dan ingin memperbaiki hubungannya dengan keluarga kecilnya tapi semuanya sudah terlambat.

Heechul hanya bisa diam mendengar semua cacian dari Kristal mengenai dirinya tanpa ada pembelaan sedikitpun. Sedangkan Changmin masih berada di dalam pelukan Junseong. Daenyeol sejak tadi sudah sedikit geram melihat Changmin yang memeluk Junseong dengan erat.

"Andai bukan hari berduka sudah ku banting dan ku dorong nih namja gila ini". Batin Daenyeol.

"Kamu harus tetap kuat Changmin, jangan seperti ini. Pasti Imo sedih melihat kamu bersedih seperti ini". Ucap Junseong yang berusaha memberikan kekuatan pada Changmin yang saat ini terlihat rapuh.

"Iya Jun, kamu benar Eomma pasti sedih melihat aku seperti ini". Changmin melepaskan pelukannya pada Junseong, sambil menghapus airmatanya dan tersenyum. "Terimakasih Jun sudah datang ke sini dan maaf untuk semuanya. Di sini aku ingin mengakui kesalahanku yang sudah memisahkanmu dan Seongho, maaf ya karena keegoisan ku kalian berdua berpisah. Satu lagi aku akan pergi keluar negeri bersama seseorang yang membuatku selalu bahagia". Ucap Changmin sambil tersenyum pada Junseong. Junseong pun ikut tersenyum.

"Semoga kamu selalu bahagia ya. Aku juga sudah memaafkanmu". Ucap Junseong sambil menepuk bahu Changmin. "Oh ya, aku pamit dulu ya". Changmin mengangguk sambil menatap punggung Junseong dan Daenyeol dengan tatapan sendu.

"Semoga kamu juga bahagia bersama dengan Seongho". Ucap Changmin dengan senyuman sedih.

Pada akhirnya dia yang harus melangkah mundur untuk mendapatkan hati seorang Junseong. Karena hati namja itu hanya untuk Seongho seorang. Changmin juga melangkah pergi dari rumah duka menuju ke sebuah apartemen yang selama ini ia sewa bersama seorang omega cantik yang selalu ada untuknya.

°°°°°

Seongho yang melihat wajah cemberut Daenyeol menjadi bertanya-tanya.

"Daenyeol-ah kamu kenapa?". Tanya Seongho ingin duduk di dekat Daenyeol langsung terhenti ketika Junseong menariknya hingga dia sudah terduduk di pangkuan namja jangkung itu. Seongho mendengus kesal meskipun masih duduk tanpa ingin beranjak.

"Tanya saja dengan mate mu itu Seongho-ie". Jawab Daenyeol dengan kesal sambil berjalan menuju kamar Yonghee. Seongho menatap Junseong yang sudah menatapnya penuh dengan mesum.

"Baby, kita tidur ya". Seongho benar-benar dibuat geram dengan ucapan dari Junseong.

"Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui? Kenapa wajah Daenyeol jadi cemberut seperti itu habis dari rumah duka ibunya Changmin". Seongho bertanya dengan Junseong sambil melipat kedua tangannya di dada.

Cup...

Junseong malah mencium sudut bibir Seongho yang membuat Seongho menggeram kesal.

"Lee Junseong jawab pertanyaan ku bukan malah menciumku seperti ini". Seru Seongho sambil beranjak dari pangkuan Junseong.

"Baik-baik baby. Karena Changmin meminta maaf padaku dan aku langsung memaafkan". Seongho menyerngitkan keningnya mendengar jawaban dari Junseong. Junseong gemas dengan tingkah Seongho langsung menggendong tubuh itu menuju kamarnya. Seongho yang tiba-tiba di gendong seperti itu menjerit dan memukul bahu Junseong. Junseong hanya terkekeh melihat wajah mereka Seongho yang kesal.

Malam itu Junseong menceritakan semuanya yang membuat Seongho juga memaafkan Changmin. Mau bagaimana pun semuanya sudah terjadi dan Changmin sudah mengakui kesalahannya serta sudah meminta maaf meskipun bukan padanya dan ayahnya.

Seongho hanya berharap Changmin dan seseorang itu bisa bahagia selalu. Seongho juga bukanlah seseorang yang mudah memaafkan ataupun memiliki dendam pada orang yang sudah menyakitinya. Seongho hanya berpikir semua itu hanya pelajaran dalam hidupnya agar tidak berbangga hati dalam mendapatkan hati seorang Lee Junseong yang ia kejar sejak kelas satu SMA.

Seongho menatap Junseong yang sudah tertidur sambil memeluknya. Seongho mendekatkan wajahnya mencium kening dan bibir kekasihnya itu.

"Saranghae". Ucap Seongho dan diapun memejamkan matanya untuk menyusul Junseong yang sudah pergi ke alam mimpi sejak tadi.

°°°°°

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang