°°°°°Di dalam mobil Junseong dan Seongho tidak berbicara sedikitpun ketika mereka sudah duduk begitu lama di dalam mobil. Seongho yang tidak tahan dengan keterdiaman keduanya yang sudah berlangsung lama.
"Apa maksud semuanya ini? Kenapa kamu tiba-tiba menciumku Junseong-ssi". Junseong menatap Seongho yang tidak menatapnya sama sekali. "Jangan membuatku salah paham dengan semua ini. Tolong katakan padaku, kenapa kamu melakukan ini padaku!!". Seru Seongho sambil menatap Junseong dengan tatapan sedihnya. Junseong melihat Seongho seperti itu dia merasa sakit juga.
"Maafkan aku Seongho-ie. Memang aku bodoh yang tidak berani mengatakan kepadamu tentang perasaanku sesungguhnya padamu selama ini". Junseong menghapus air mata Seongho yang sudah menetes setelah pria cantik itu berbicara. "Jangan menangis Baby". Tangis Seongho semakin kencang mendengar Junseong memanggilnya baby. Junseong memeluk tubuh Seongho. Junseong dibuat gemas dengan semua tingkah Seongho yang begitu lucu. "Menangislah sepuasmu baby. Setelah ini kamu tidak boleh menangis selain tangisan bahagia". Ucap Junseong.
Seongho melepaskan pelukan Junseong dan memegang pipi pria tampan itu.
"Bodoh!! Ini tangis bahagia namja bodoh. Kalau urusan percintaan kamu begitu bodoh tapi kalau soal pelajaran otakmu begitu pintar". Junseong tersenyum mendengar ucapan Seongho.
"Kamu benar. Kalau aku memang bodoh soal percintaan yang hampir kehilanganmu. Jadi ajari aku agar tidak bodoh lagi tentang cinta my mate". Seongho tersipu malu dengan kata terakhir yang keluar dari bibir Junseong.
Cup...
"Aku akan mengajari mu my Alpha". Junseong tersenyum dan memeluk tubuh Seongho. Pria itu mencium kepala Seongho dengan rasa sayang dan cintanya selama ini untuk Seongho.
"Saranghae". Seongho benar-benar bahagia mendengar kata cinta dari Junseong.
"Nado". Balas Seongho dengan malu-malu. Junseong tersenyum mendengar ucapan dari Seongho dengan malu-malu.
"Mau makan apa?". Tanya Junseong dengan suara lembut. Seongho sedang berpikir untuk makan apa.
"Bagaimana kita ke restoran Appa ku saja? Jun-ah tidak ada kelas kan?". Junseong bahagia di panggil oleh Seongho yang selalu digunakan oleh ibunya.
"Boleh. Sebenarnya tidak ada lagi sih. Apa baby tidak ada kelas juga?". Seongho menggeleng mendengar pertanyaan dari Junseong. "Baiklah, kita ke restoran Samchon Shindong". Seongho mengangguk dengan bahagia. Mobil yang dinaikin oleh Junseong dan Seongho melaju ke restoran milik keluarga Seongho.
Mobil milik Yoona itu telah sampai di halaman restoran milik keluarga Seongho. Pasangan baru itupun turun dari mobil dengan berpegangan tangan. Restoran saat ini sedang ramai pengunjung.
"Appa...". Ucapan Seongho terhenti ketika Leeteuk teman ayahnya menariknya masuk ke dalam restoran. Leeteuk yang melihat Seongho datang merasa terselamatkan.
"Seongho-ya bantu Ahjussi, Appa mu dan Daebong melayani pelanggan yang lainnya. Kami kekurangan karyawan. Oh ya siapa dia?". Tanya Leeteuk ditengah kesibukannya.
"Oh dia, Junseong putra dari Samchon Donghae dan Imo Yoona". Jawab Seongho.
"Iya sudah ajak dia juga membantu kita hari ini". Tanpa mendengar jawaban dari Seongho atas apa yang dikatakan oleh Leeteuk.
Seongho menatap Junseong meminta persetujuan pada pria itu. Junseong mengelus kepala Seongho dan tersenyum sambil mengangguk. Pertanda Junseong menyetujui untuk membantu ayah Seongho yang sedang kerepotan di restoran.
Hari itu hari paling sibuk di restoran. Untung saja Seongho dan Junseong tidak ada kelas dari jam makan siang hingga restoran tersebut tutup.
"Terimakasih Junseong-ah sudah membantu Samchon hari ini. Samchon tidak tahu kenapa hari ini restoran begitu ramai". Ucap Shindong.
"Sama-sama Samchon. Ini bukan apa-apa kok, aku senang bisa membantu Samchon dan lainnya". Balas Junseong dengan suara lembutnya.
Junseong sebenarnya sejak tadi merasa ada tatapan tajam ke arahnya tapi dia tidak menghiraukan tatapan dari orang tersebut.
"Oh ya maaf, kalian ke sini pasti mau makan siang tadikan. Malahan Ahjussi meminta kalian untuk membantu kami di sini". Ucap Leeteuk yang tidak enak
"Tidak apa-apa Ahjussi. Aku tidak keberatan membantu di restoran Appa mertuaku". Daebong, Shindong, Leeteuk dan Seongho terkejut dengan kata terakhir yang di ucapkan oleh Junseong.
"Appa mertua? Apa yang kamu maksud Junseong-ah?". Tanya Shindong yang begitu heran dengan perkataan Junseong. Karena Shindong tahu kalau Junseong tidak menyukai Seongho putranya.
"Ehmm,,, Samchon sebenarnya hari ini aku dan Seongho resmi menjadi sepasang kekasih". Shindong dan yang lainnya dibuat terkejut kembali dengan pengkuan Junseong tersebut. Junseong tidak memperdulikan keterkejutan mereka semua, karena saat ini dia lebih fokus pada Seongho yang menatapnya dengan tatapan lucunya.
Cup... Seongho mengerjapkan matanya ketika Junseong menciumnya dengan tiba-tiba di depan... Seongho menatap ke arah ayah, Leeteuk dan Daebong. Bukan Seongho saja yang terkejut tapi mereka juga terkejut dengan tindakan Junseong yang menciumnya di depan semuanya.
"Junseong!!". Seru Seongho yang merasa malu dengan apa dilakukan oleh Junseong.
Junseong hanya terkekeh begitu saja dengan tingkah malu-malu Seongho.
"Junseong-ah, bisa kamu pulang sendiri hari ini". Junseong menatap ke arah Shindong yang saat ini menampakkan wajah datarnya.
"Kenapa kita tidak pulang bersama samchon?". Tanya Junseong.
"Malam ini Samchon dan Seongho tidur di sauna. Ini sudah malam kalian bisa pulang ke rumah masing-masing". Ucap Shindong sambil berdiri dari duduknya dan membereskan piring-piring bekas mereka makan tadi.
Junseong dan lainnya merasa heran pada Shindong tiba-tiba begitu dingin dengan Junseong.
"Kamu hati-hati ya bawa mobilnya". Junseong mengangguk, sebelum masuk ke dalam mobil Junseong mencium kening Seongho penuh dengan cinta.
"Kamu juga hati-hati ya, aku mencintaimu". Seongho tersenyum mendengar kata terakhir yang di ucapkan oleh Junseong. Junseong masuk ke dalam mobil dan mobil itupun meninggalkan perkarangan restoran milik keluarga Seongho.
"Seongho-ie putuskan Junseong". Seongho membalikkan tubuhnya ketika mendengar ucapan dari ayahnya yang begitu tiba-tiba. "Kamu tidak perlu menanyakan alasannya kenapa. Mulai besok kita akan pindah dari villa milik keluarga Lee". Ucap Shindong kembali dan meninggalkan Seongho yang terdiam dengan segala ucapan yang ia dengar tadi. Kenapa ayahnya bersikap begitu aneh. Apa terjadi sesuatu pada ayahnya dan keluarga Junseong? Tapi itu tidak mungkin. Seongho melihat sang ayah dan ayah Junseong masih terlihat akrab pagi ini. Mereka tidak mungkin bertengkar. Itulah yang saat ini Seongho pikirkan. Jadi malam ini Seongho dan ayahnya tidur di sauna.
°°°°°
"Aku tidak setuju!! Kenapa harus mengorbankan kebahagiaan Junseong demi perusahaan keluarga mu itu!!". Junseong yang baru memasuki rumahnya mendengar suara teriakan ibunya.
"Yeobo, aku juga tidak ingin mengorbankan kebahagiaan Junseong. Tapi ini jalan satu-satunya untuk mempertahankan perusahaan yang dibangun oleh Appa ku agar tidak hancur". Ucap Donghae yang masih berusaha menenangkan isterinya.
"Aku tidak akan menyetujui perjodohan gila ini demi menyelamatkan perusahaan tersebut. Junseong akan menikah dengan Seongho bukan dengan orang lain". Ucap Yoona lagi. Yoona tidak sengaja melihat ke arah pintu masuk rumahnya, di sana dia melihat Junseong telah berdiri dengan tatapan yang tidak bisa Yoona artikan. "Jun-ah". Donghae menoleh juga ketika isterinya memanggil nama Junseong.
"Aku lelah". Ucap Junseong singkat dan melangkah ke arah kamarnya. Yonghee yang mendengar suara pertengkaran kedua orang tuanya keluar dari kamar dan di sana dia melihat sang kakak begitu dingin tanpa menyapanya seperti biasa.
°°°°°
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Mate
RandomTidak ada deskripsi langsung baca aja ya semoga suka. cerita ini untuk pasangan Hisman 2 yaitu Junseongho