Part 11

5.8K 382 0
                                    

"Morning kakek grandong ."ledek Prilly sambil bergegas turun dari kamarnya untuk sarapan.

"Morning too mak lampir .. wlee .."ledek Jordan balik.

Prilly duduk dihadapan Jordan lalu mengambil dua buah helai roti dan mengolesinya dengan selai strawberry. Setelah semua sudut dan tengah roti ter-olesi penuh lalu ditutupnya roti itu dengan satu roti yang lain. Belum sempat roti itu digigitnya Prilly menoleh kearah dua kursi kosong di sampingnya yang sama - sama berhadapan.

"Kak .. Bunda gak pulang lagi?"tanya Prilly lesu.

"Kagak .. katanya masih ada bisnis di Ausy jadi paling lusa dia pulang."Ucap Jordan yang tak sedikitpun menoleh ke arah Prilly dan malah pandangannya fokus dengan majalah di tangannya.

"Oh .."

Prilly beranjak dari tempatnya duduk berniat mengambil tasnya dan pergi kampus. Langkahnya terhenti sejenak ketika Jordan mengatakan sesuatu padanya.

"Prill .."

"Hmmm"

"Tadi malem Mami Ali ke rumah."

"Ngapain ?"

"Rawat kamu."

Kata-kata Jordan membuatnya menghentikan langkah kakinya dan berbalik tak percaya. Dengan mulut yang masih menganga dan mata yang melotot.

"Really? You dont lie with me!"ucap prilly sambil melanjutkan langkahnya mengambil tas di dalam kamar.

Setelah itu prilly turun kembali.

"Yes .. im not lie about it."

Prilly tak menghiraukan kata-kata terakhir kakanya tadi dan malah terus melangkahkan kakinya menuju mobil. Dibukanya pintu mobil dan prilly malah melamun.

Ngapain Mami Ali kerumah? Rawat aku? OMG si kakak knpa baru ngsih tau sih ahhhh .. benak Prilly.

Prilly menggaruk-garuk rambutnya yang tak gatal lalu masuk ke mobil dan melajukannya dengan cepat menuju kampus.

*************

Pagi itu Una sudah standby di depan gerbang. Biasa mau lihat tugas hari ini.

"Prill .. pengen .. emmm hhehe "

"Apaann .. wlee ..."

"Ihh prilly .. mana? "ucap Una sambil membalikan tangannya meminta buku tugas prilly.

"Nih .. lain kali gue ga akan ngsih tugas lg .. kita krjain bareng-bareng oke."ucap prilly sambil mengacungkan jempolnya.

Prilly dan Una melangkah melewati setiap koridor kampus . Sesekali mereka berhenti untuk melihat papan pengumuman ,takut-takut hari ini nama mereka menjadi artis yang memalukan alias nama-nama yang nunggak pembayaran kampus.

Prilly menunduk saat seorang pria berjalan di hadapannya seolah tidak mau melihatnya. Yaa pria itu adalah Ali. Selama liburan beberapa hari , mereka sama sekali tak pernah bertemu karna walaupun rumah mereka bersebelahan tapi prilly engga pernah tuh liat Ali keluar rumah or ketemu dia.

Lain hal dengan Ali. Ia slalu melihat Prilly mau itu siang atau malam Ali slalu memperhatikannya dari atas balkon rumahnya. Alipun menunduk ia paham kalau prilly tak ingin melihatnya.

Una yang berjalan di samping prilly heran dengan sikap mereka yang masih dingin dan cuek satu sama lain. Apa mereka masih marahan gara-gara kejadian waktu itu yang membuat prilly menangis? Atau apa? Una benar-benar tak menginginkan kedua sahabatnya itu bertengkar lebih lama.

Akhirnya Una menyusun rencana saat itu juga. Di sapa lah Ali saat dia tengah berjalan di hadapan Una dan Prilly. Membuat ia terpaksa melihat Una dan tentunya prilly di sampingnya. Dengan jelas.

I Love You PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang