IBTY part 9
jaemin bergerak gelisah dalam tidurnya, keningnya menyerngit dalam keadaan mata tertutup saat merasa sakit di sekujur tubuhnya. perlahan jaemin membuka mata, namun kelopak matanya terasa sulit di buka karena bengkak, mata jaemin juga terasa amat perih karena terlalu lama menangis sebelum dia jatuh pingsan.
dengan susah payah jaemin duduk di atas kasur , melihat keseluruh penjuru kamarnya yang masih berantakan. hati jaemin kembali terasa tercubit ketika mendapati semua yang terjadi adalah kenyataan. sebelumnya jaemin benar-benar berharap jika semua hanyalah mimpi.
tubuhnya terasa sangat lemas, jaemin bahkan tak memiliki tenaga untuk sekedar terisak, namun air matanya tetap mengalir seolah tidak akan pernah habis. mata bengkaknya tanpa sengaja melihat bercak darah yang tercecer di lantai putih kamarnya, dia juga baru menyadari jika baju putih yang dia pakai penuh dengan noda darah yang mengering.
jaemin memeriksa kedua tangannya yang terasa perih, dia lalu melihat seluruh tubuhnya setelah itu. jaemin merasa tidak ada luka pada tubuhnya yang begitu parah hingga bisa mengeluarkan darah sebanyak itu. otaknya melanglang buana mengingat kejadian yang dia alami, dan tangis jaemin kembali pecah saat dia mengingat jika Jeno sengaja menggenggam pecahan vas bunga dengan tangannya ketika jaemin berusaha untuk menggapai benda itu.
jaemin menekuk kedua lututnya hingga dada, dia lalu menenggelamkan wajahnya di sana sementara dirinya menangis dengan pilu.
di lain tempat Jeno hanya duduk bersandar di dalam mobil, mengabaikan panggilan telpon dari sang ibu yang entah sudah keberapa ratus kalinya. Jeno tahu jika semua yang terjadi pasti sudah sampai ketelinga kedua orang tuanya saat ini. dia menarik nafas dalam sebelum bersiap untuk kembali melajukan mobilnya namun tangan kiri jeno terasa begitu nyeri ketika dia memegang kemudi.
jeno membalik punggung tangannya dan dia cukup terkejut saat mendapati pecahan kaca tertancap di telapak tangannya itu. sebelumnya Jeno bahkan tidak menyadari jika dirinya terluka, rasa sakitnya pun bahkan tak terasa sama sekali. dia lalu mencabut pecahan kaca tadi begitu saja membuat darah kembali mengalir dari lukanya hingga menetes dari punggung tangan.
wajah jeno menoleh ke sana kemari, mencari sesuatu dalam mobilnya yang bisa dia gunakan untuk membebat lukanya hingga dia menemukan dasi sekolah yang ada di dalam laci baskboard.
jeno menggulungkan dasi itu dengan asal-asalan untuk membebat tangannya, lalu menyalakan mesin mobil untuk pulang ke apartemen.
jeno tidak pernah menyangka jika dia akan menemukan haechan di apartemennya hari ini. pria itu tidak mengatakan padanya bahwa dia akan datang. jeno juga tidak sekejam itu untuk mengusir haechan saat dia datang hingga dia membiarkan haechan begitu saja.
"Jeno apa yang terjadi ?? tangan mu terluka ??! " haechan terlihat panik saat melihat tangan Jeno yang terlilit dasi berlumuran darah. pria manis itu berjalan dengan tergesa-gesa untuk mengambil kotak obat setelah mendudukan jeno di kursi.
wajah haechan meringis ngilu saat melihat luka di telapak tangan Jeno yang cukup parah ketika dia membuka ikatan dasinya "Jen... ayo pergi ke rumah sakit saja ... "
jeno menggeleng "tidak perlu " jawabnya lemah. Jeno menarik tangannya dari genggaman haechan tapi pria itu menahannya.
"akan ku obati ... diamlah sebentar " haechan akhirnya membersihkan luka Jeno dengan cairan antiseptik sebelum di membubuhkan obat di luka itu dan memasang perban dengan telaten sementara Jeno hanya menatap kosong pada haechan yang tengah sibuk mengobatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] I BELONGS TO YOU | nomin | markhyuck | nohyuck | markmin
Fanfictionsummary : pacar orang emang selalu lebih menarik. itulah sebabnya para anak remaja ini jadi pengen nyobain pacar temen padahal sendirinya udah pada punya pacar masing-masing. kali aja rasanya beda meski bentuk nya sama.. eh, dasar kufur nikmat ini a...