IBTY part 16
langkah Mark memelan ketika di memasuki ruang jenazah. padahal sebelumnya pria itu berlari dengan kencang mengerahkan segala kekuatannya untuk menuju ruangan itu sesaat setelah dia menerima.oanggilan telpon dari kantor polisi.
tangan Mark gemetar, ketika dia melihat tubuh yang terbaring di atas meja berbahan logam dengan di tutupi kain putih sepenuhnya.
dia menelan salivanya dengan cepat, tenggorokannya terasa begitu kering secara tiba-tiba. dada yang bergemuruh membuat tangan mark bergetar dengan hebat ketika dia mulai bergerak untuk menyingkap kain putih yang menutup wajah jasad itu.
nafasnya tercekat, dan tubuh Mark terasa kaku ketika dia menurunkan kain putih itu dan mendapati wajah seseorang yang selalu dia lihat setiap hari kini terbaring dengan pucat pasi, terbujur kaku di hadapannya.
Mark berpegangan pada sisi meja logam itu, menahan bobot tubuhnya ketika kedua kaki Mark terasa lemas tak bertulang, namun ternyata semua itu tidak cukup untuk membuatnya tetap berdiri.
tubuhnya merosot hingga bersimpuh di lantai. menatap wajah pucat dengan beberapa luka berdarah di beberapa sisinya. Mark menggelengkan kepalanya dengan kuat. mengingkari apa yang dia lihat. semua ini tidak nyata, ini hanya mimpi dimana Mark harus segera bangun dan semua akan kembali seperti semula.
beberapa orang para medis dan petugas polisi yang juga ada disana hanya bisa menatap mark dengan iba saat pria itu mulai menangis dengan kencang dan meraung tak terkendali saat tangannya yang gemetar menggenggam tangan sedingin es jaemin dan menyadari jika semua ini adalah nyata, tubuh Jaemin terbaring dengan kaku dan begitu pucat seolah tak ada lagi sisa darah di dalam tubuhnya.
"jaemin... jaemin-ah ... aku mohon ... jangan ... jangan lakukan ini padaku ..." suara Mark yang parau memohon dengan pilu dan terbata, namun meski demikian pria cantik itu tetap tidak bergerak. meski Mark terus menangis dan mohon padanya untuk bangun dengan mengguncangkan tubuhnya jaemin tetap tidak menjawab.
Mark terengah, nafasnya memberat ketika dia merasa dadanya terganjal sesuatu yang menyesakan masih dengan sisa tangisnya, tangan Mark yang sejak tadi mengguncang tubuh kaku itu terhenti. Mark tidak bisa membayangkan akan seperti apa hidupnya tanpa jaemin, bagaimana dia bisa melewati semua harinya, dan membesarkan putri mereka sendirian.
"kau ...tidak...tidak akan... meninggalkan yena ... aku tahu itu ... " lirih Mark masih bersikukuh dengan harapan yang dia tahu hanya angan dan khayalan.
Mark memeluknya tubuh tak bernyawa istrinya dan menumpukan wajahnya di pundak jaemin, dia bahkan masih bisa mencium aroma anyir dan karat dari darah yang masih merembes keluar dari jasad itu sedikit demi sedikit "bangunlah ... " lirih Mark putus asa dan mengeratkan pelukannya yang sia-sia
*
*
*
*
*
*"kau tahu na jaemin ... dia pernah berkuliah di sini ... aku dengar dia meninggal karena kecelakaan kemarin " ujar seorang mahasiswi pada temannya ketika mereka tengah makan di cafetaria kampus.
"maksud mu ... salah satu dari pewaris Na corp ?!"
"iya ... dia adalah adik sepupu Jung jaehyun "
renjun dan haechan yang tak sengaja mendengar percakapan kedua mahasiswi itu saling pandangan, dan setelahnya renjun beristri dariniurisnya dan berjalan dengan cepat kearah meja dua siswi tadi.
"apa yang kalian bicarakan ?! gosip gila macam apa itu ? apa kalian tidak bisa mencari gosip yang lebih bermoral di banding menyumpahi orang lain mati ?! " bentak renjun penuh emosi membuat kedua mahasiswi tadi sedikit merengut takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] I BELONGS TO YOU | nomin | markhyuck | nohyuck | markmin
Fanfictionsummary : pacar orang emang selalu lebih menarik. itulah sebabnya para anak remaja ini jadi pengen nyobain pacar temen padahal sendirinya udah pada punya pacar masing-masing. kali aja rasanya beda meski bentuk nya sama.. eh, dasar kufur nikmat ini a...