IBTY part 11
jaemin saat ini berada di perjalanan pulang bersama dengan Mark. pria itu sengaja menawarkan diri untuk mengantar jaemin. bahkan lebih dari itu, Mark menawarkan diri untuk menjadi ayah dari anak yang jaemin kandung ketika mereka berada di rumah sakit tadi.
pria berdarah Canada itu menoleh pada jaemin yang masih diam dengan tatapan mata kosong di sampingnya, sementara dia mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang menuju rumah jaemin.
"pikirkanlah lagi ... aku tahu kau tidak benar-benar ingin kehilangan anak mu "
jaemin menoleh sekilas pada Mark saat pria itu memulai sebuah pembicaraan dengannya
"apa yang terjadi tidak sesederhana apa yang kau pikir ... " jaemin tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya, namun setelah dia membatalkan aborsi tadi kini tangan kirinya seolah dengan refleks mengelus perutnya sendiri, mengingat jika ada kehidupan lain di dalam sana.
dulu jaemin tidak pernah mempermasalahkan jika dia harus mengandung di usia muda, jaemin yakin jika jeno akan menikahinya, dia memiliki keluarga yang begitu hangat yang dia yakin akan membantunya mengurus bayi yang akan dia lahirkan. memiliki keluarga dan pasangan yang begitu menyayangi dan mendukungnya, juga limpahan materi yang sungguh tidak akan pernah membuat jaemin khawatir tentang masa depan anaknya kelak. namun Tuhan tidak pernah berkehendak untuk memberinya titipan pada masa itu, tapi kali ini, di saat jaemin bahkan merasa sukar untuk memperjuangkan nyawanya sendiri, tuhan memberikan dirinya titipan seolah ingin memberikan jaemin hukuman atas semua dosanya atau mungkin Tuhan ingin memberinya satu ujian. mu
"kau tidak akan membiarkan anak itu lahir dengan kolom nama ayah yang kosong pada akta kelahirannya bukan ?!"
jaemin menutup mata, mencoba untuk mengurai satu persatu benang kusut yang membelit di dalam pikirannya untuk sesaat "sekalipun kita menikah sekarang, semua orang akan tahu siapa ayah bayi ini ... aku tidak akan hamil oleh mu dalam sehari "
"ada banyak cara untuk mensiasatinya ... tapi jika itu keputusan mu ... aku akan menghargainya ... dan jika nanti kau berubah pikiran ... kau bisa datang padaku "
jaemin menoleh pada Mark, memperhatikan wajah pria dengan garis rahang tegas itu untuk beberapa saat "apa kau tidak berpikir tentang orang tua mu ... bagaimana dengan mereka jika mereka tau kau tiba-tiba ingin menikahi orang yang baru saja di campakan ?! juga ... apa kau tidak berpikir dengan status mu nanti jika kau menikahi ku dan bercerai setelah anak ini lahir ?! status mu akan berubah menjadi duda dengan seorang anak "
Mark tertawa remeh, dia memutar kemudi untuk berbelok di persimpangan jalan yang tak lama lagi akan sampai pada tujuannya "untuk apa memperdulikan tentang status ku " timpal Mark acuh
jaemin menyerngit bingung "kau tahu...tidak banyak orang yang bisa menerima pasangan dengan status seperti itu ... kau mungkin akan sulit mencari pasangan nanti "
senyum di wajah Mark memudar, berganti dengan wajah sendu "apa kau pernah mendengar ... jika di kehidupan seorang laki-laki ... dia hanya jatuh cinta satu kali ... sisanya hanya melanjutkan hidup " Mark menginjak rem untuk menghentikan laju mobilnya saat mereka sudah sampai di halaman rumah Jaemin.
pria itu lalu berbalik untuk saling bertatapan dengan jaemin yang sejak tadi memperhatikannya bicara "dan untuk melanjutkan hidup ... aku sama sekali tidak perlu untuk menikah atau mencari pasangan "
"Mark... " jaemin menatap Mark khawatir, dia bahkan lupa jika di dalam semua masalah ini dirinya bukanlah satu-satunya orang yang terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] I BELONGS TO YOU | nomin | markhyuck | nohyuck | markmin
Fanfictionsummary : pacar orang emang selalu lebih menarik. itulah sebabnya para anak remaja ini jadi pengen nyobain pacar temen padahal sendirinya udah pada punya pacar masing-masing. kali aja rasanya beda meski bentuk nya sama.. eh, dasar kufur nikmat ini a...