Guys.. first of all I'm so sorry karena telat banget-banget updatenya😭 aku kadang suka kelupaan gitu huhu.. coba aku mau tanya kalian deh, kalian senengnya aku update berapa hari sekali dan jam berapa?? biar nanti aku sesuaiin hehe (plis dijawab ya😭🙏🏻)
Bab ini spesial khusus neng rere yang lagi galau merana wwakakakakak, aku juga jadi ikutan galau😔
Acungkan tangan buat yg siap ikut bergalau ria sama Regina😆😆
•
•
•Fattan menegakkan tubuhnya saat melihat seorang wanita berjalan ke arah tempat duduknya. Senyum ramah terpatri jelas di wajah cantik itu, menyapa setiap pegawai restoran yang menyapanya.
Rambutnya sudah tidak berwarna merah. Juga kalung yang dilihat oleh Fattan bulan lalu sudah tidak ada di lehernya.
"Sorry nunggu lama, tadi taksi yang aku pake kena macet." Ucapnya sambil menarik kursi di hadapan Fattan.
"It's okay."
"Kamu udah pesen?" Fattan menggeleng pelan, ia belum memesan apapun, bahkan air mineral pun tidak.
"Kamu kalo mau pesen makan, pesen aja, Re. Aku nggak makan sekarang, istriku udah masakin di rumah." Ucap Fattan membuat Regina yang sedang membolak-balikkan halaman menu menjadi terdiam.
Wanita itu kemudian mengangkat kepalanya sambil tersenyum, "yaudah aku juga nggak pesen kalo gitu, aku makan sama Hiro aja nanti."
"Jadi apa yang mau dibicarain?" Tanya Regina sambil melipat kedua tangannya di atas meja. Menunggu apa yang akan diucapkan oleh Fattan.
Fattan menundukkan kepalanya sebentar sebelum akhirnya ia menatap wajah Regina. Gue udah gak cinta sama Regina, gue udah gak cinta sama Regina. Fattan terus berucap seperti itu di dalam hati seperti sebuah mantra. Mantra yang tidak berguna.
"Kita harus menyelesaikan yang belum selesai kan, Re?"
Fattan menatap Regina lurus, tatapan keduanya terkunci cukup lama. Seolah tidak ada satupun dari mereka yang mau memutuskan tatapan itu. Napas Regina seketika memburu.
Rindu.
Satu kata itu yang terus berputar di kepala Regina. Ia merindukan lelaki dihadapannya.
Fattan menunduk lebih dulu, membuat Regina ikut membuang muka. Namun tak berselang lama, Regina kembali menoleh sambil tersenyum.
"Boleh, ayo selesaiin semuanya." Ucapnya tanpa ragu. "Tapi Fattan, fotoin aku dulu boleh? Selama aku di Jakarta belum update apa-apa nih, kalo fotonya nanti pasti udah jelek, soalnya ini berkemungkinan bikin aku nangis semaleman." Lanjut Regina sambil mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.
Tatapan Fattan terhenti pada gantungan kecil pada casing hp yang digunakan oleh Regina.
Seolah tau isi pikiran Fattan, Regina cepat-cepat menyela, "itu aku pake soalnya masih bagus, sayang kalo di buang."
"Fotoin yang bener ya, buat aku post nih soalnya."
Rere just being Rere, she's never changed.
Setelah beberapa jepretan, akhirnya Regina mendapatkan hasil foto yang ia inginkan. Dada Fattan kembali sesak melihat senyum Regina yang begitu tulus.
"Let's talk about our problem."
***
Berpacaran dengan Regina selama hampir 3 tahun tentu saja berhasil menjadikan Regina sebagai pusat dunianya Fattan. Semuanya hanya tentang Regina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Usahakan Rumah Itu
Novela JuvenilSEQUEL LOVE COUNTDOWN Bagi Fattan, pertemuannya dengan Aeyla adalah sebuah takdir, begitupun hubungan mereka. Memang tidak mudah menerima seseorang yang tadinya asing lalu tiba-tiba masuk ke dalam kehidupan kita. Fattan juga sama kesulitannya. Sul...