2.3 - twinnie babies

145 8 0
                                    

Fattan meringis pelan saat remasan tangan Aeyla pada lengannya menguat.

"Sakit banget, Bun.." keluh Aeyla dengan air mata yang bercucuran.

Subuh tadi Fattan dibangunkan oleh Aeyla yang mengatakan bahwa ia sudah sering merasakan kontraksi. Sebenarnya sudah sejak seminggu lalu Aeyla sering merasakan kontraksi, namun yang kali ini sampai membuat Aeyla tidak bisa berjalan saking sakitnya.

Fattan langsung membawa Aeyla ke rumah sakit diantar oleh Pak Deni. Azalea sementara di jaga oleh Bi Ipah sebelum nanti Ersya akan datang ke rumah.

Kini di rumah sakit, kedua orang tua Fattan sudah bersama mereka sejak satu jam yang lalu. Bahkan Karin—Mama Fattan, sudah sejak pagi menemani Aeyla dan Fattan.

"Caesar aja ya, Ay? Aku ngga sampe hati liat kamu kayak gini," ucap Fattan yang sedari tadi merayu Aeyla untuk melakukan tindakan caesar. Pasalnya sudah sejak subuh Aeyla mengalami kontraksi namun sampai pukul 2 siang belum ada tanda-tanda anak-anaknya akan keluar dari perut Aeyla.

"Engga mau, aku pengen lahiran normal," jawab Aeyla dengan wajah yang sudah sembab karena terus menangis.

"Caesar aja ya? Biar cepet ketemu sama adek-adek, ya?" Rayu Fattan sekali lagi, namun jawaban Aeyla masih tidak, ia menggeleng lemah sambil mengencangkan cengkramannya pada Bunda.

"Fattan makan dulu aja, Nak. Aeyla biar ditemenin sama Bunda sama Mama kamu," ucap Sinta yang diangguki oleh Karin.

"Iya, Papa udah nungguin tuh di kantin," timpal Karin sambil mengusap punggung putra nya. "Kalo ada apa-apa, Mama pasti langsung telfon kamu."

Fattan menatap Aeyla yang sudah lebih tenang, matanya terpejam.

Fattan mengecup pelan kening Aeyla membuat istrinya itu membuka matanya yang sayu.

"Aku makan dulu, ya? Nanti aku kesini lagi." Aeyla mengangguk pelan dengan tangan yang mengusap pipi Fattan.

"I Love you, Momma Aye." Bisik Fattan membuat Aeyla tersenyum.

"I love you too, Papap."

Interaksi keduanya membuat Karin dan Sinta membuang muka. Enggan menganggu anak-anak mereka yang sedang berbagi cinta.

"Titip Aeyla ya, Ma, Bun. Fattan ngga akan lama."

***

Pada akhirnya Aeyla tetap harus menjalani operasi caesar. Karena sebenarnya dokter juga menyarankan Aeyla untuk melaksanakan caesar sejak awal, namun Aeyla yang kekeuh ingin melahirkan dengan proses normal.

Sudah 20 menit sejak anak-anaknya dipindahkan ke ruangan yang sama dengan Aeyla. Fattan tidak berhenti memandangi kedua anaknya yang sangat mirip, hanya saja anak perempuannya memiliki tahi lalat kecil di sudut tulang pipinya.

Aeyla masih terpengaruh obat bius dan obat pereda nyeri, jadi ia belum bangun dari tidurnya. Sengaja juga tidak Fattan bangunkan, istrinya itu baru saja melewati hari yang berat.

Kedua anaknya sangat mirip dengan Azalea saat masih bayi, Fattan jadi membayangkan apakah ketika besar nanti mereka akan terlihat seperti kembar 3? Membayangkannya saja sudah membuat Fattan terkekeh pelan.

"Terima kasih sudah lahir ke dunia anak-anaknya Papa."

Fattan belum mau menyentuh anak-anaknta yang sedang tertidur pulas, karena ia juga enggan menganggu Aeyla. Jadilah Fattan hanya berani memandangi kedua anaknya.

Kita Usahakan Rumah ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang