1.9 - pertemuan

87 8 0
                                    

Aeyla mengedarkan pandangannya menatap seisi cafe. Mencari seseorang yang sudah membuat janji temu dengannya sejak kemarin.

Kemarin sore Fattan sudah kembali ke rumah mereka, sementara Aeyla dan Azalea masih diam di rumah Syafiq. Tapi tadi pagi Fattan sempat mampir, sekedar menyapa dan menemani Azalea sarapan.

Mata Aeyla akhirnya bertemu dengan mata milik seseorang yang sedang melambaikan tangan ke arahnya.

"Sorry ya nunggu lama, tadi Azalea agak tantrum pas tau aku mau pergi." Ucap Aeyla tak enak saat ia sampai di depan perempuan yang tadi melambaikan tangannya.

"Eh iya gapapa, gak lama kok. Belum ada 10 menit aku duduk disini."

Keheningan menyelimuti keduanya. Hingga seorang pelayan datang memberikan buku menu.

"Saya iced coffee tapi pengen ditambah gula sedikit aja mbak." Ucap Aeyla sambil menutup kembali buku menu. "Kamu apa, Re? bill on me ya."

"Eh nggak usah, aku aja yang bayar, aku kan yang ajak kamu ketemu. Saya mau fresh milk ya mbak, sama cheese cake nya 2."

"Baik, mohon di tunggu ya, Kak." Aeyla dan Regina tersenyum dan mengangguk kecil secara bersamaan.

"Kamu harus cobain cheese cake disini, dari jaman kuliah dulu cheese cake disini udah jadi langganan aku."  Ucap Regina dengan semangat menjelaskan. Aeyla hanya mengangguk sambil tersenyum menanggapi ucapan perempuan di hadapannya. Cukup canggung bagi Aeyla, meskipun pembawaan Regina sangat santai.

"Oh iya, dulu di kampus aku jarang banget liat kamu. Kita satu fakultas tapi beda jurusan ya?" Benar sebenarnya Aeyla dan Regina berada di satu fakultas yang sama, namun sering kali jadwal kelas mereka berbeda, lantai tempat mereka belajar juga berbeda, ditambah Aeyla merupakan mahasiswa kupu-kupu, alias kuliah-pulang-kuliah-pulang.

"Iya, beda jurusan. Dulu jaman kuliah aku kupu-kupu banget. Ke kantin aja jarang, paling mainnya sama Safira sama Martha."

"Oh kenal aku sama Martha! Minggu lalu aku baru ketemu Martha di apartnya Gege."

Bentar.. kalo Regina kenal sama Martha, berarti ga menutup kemungkinan Martha tau hubungan Fattan sama Regina dulu?

"Kita tuh sebenernya sering kumpul-kumpul gitu, ya yang kenal-kenal aja. Minggu lalu juga ada Safira, dia kan sekarang tunangannya Hiro. Aku kenal Martha karena waktu itu dia sempet bantuin aku. Kalo kita-kita kumpul semuanya hadir, kecuali Fattan."

Ucapannya Regina terhenti karena kedatangan waiters yang mengantar pesanan mereka tadi.

"Payment nya pake ini ya, Mbak." Ucap Regina sambil menaruh sebuah kartu di atas meja.

"Baik, Kak."

"Makasih, Mbak." Ucap Regina sambil tersenyum ramah.

"Minum dulu, Ay. Santai aja lah kita, aku hari ini cuman ada jadwal meeting di kantor suami kamu nanti sore, kamu santai kan?"

"S-santai kok.."

Meeting, di kantor Fattan?

"Nanti meeting ada Gege juga kok nemenin, ada Jo sama sekretarisnya Fattan dan sekretaris aku juga. Aku sama Fattan sekarang pure hanya rekan kerja." Ucap Regina lagi seolah tau isi pikiran Aeyla.

Aeyla hanya bisa tersenyum kikuk sambil menganggukkan kepalanya pelan. Sekarang ia merasa seperti tergangkap basah karena pikirannya.

"Tadi sampe mana ya aku ceritanya?"

"Kalian sering kumpul-kumpul tapi Fattan nggak pernah ikut." Jawab Aeyla membuat Regina menjentikkan jarinya.

"Ah iya! Bener, Fattan tuh gak pernah mau dateng kalo di ajak kumpul-kumpul. Aku juga sebenernya baru ikutan kumpul-kumpul tuh beberapa bulan belakangan ini, karena kan tadinya aku tinggal di luar negeri, cuman sekarang balik kesini karena harus temenin Mamiku."

"Aku gak menampik alasan bahwa kepergianku ke luar negeri itu emang karena Fattan. Tapi kembalinya aku ke Indonesia bukan untuk Fattan. Kerjasama perusahaan tempatku kerja dan perusahaan Fattan juga itu diluar kendali aku, Ay. Itu bener-bener pure kerjaan, aku tadinya kerja jarak jauh gitu, terus pas aku mulai work from office atasanku langsung ngasih tugas proyek besar yang bekerjasama sama perusahaan Fattan." Regina menjeda sejenak ucapannya, pikirannya tiba-tiba menerawang jauh saat dimana ia pertama kali bertemu lagi dengan Fattan setelah sekian lama. "And yeah.. we meet again."

Aeyla bingung harus merespon dengan apa. Jadi ia hanya diam sambil terus menatap Regina menyimak ceritanya dengan baik.

"Dulu tuh Fattan segalanya untuk aku, Ay. Makannya waktu Fattan minta aku untuk nunggu dia kembali, aku nurut aja, meskipun aku juga gak menaruh banyak harapan karena aku tau, we're too different, terlalu sulit untuk melawan keberbedaan kami."

"Aku salah karena waktu ketemu Fattan lagi aku malah kebawa sama perasaan masa laluku yang aku rasa emang ada yang belum tuntas. Tapi minggu lalu waktu aku ketemu Fattan untuk yang kedua kalinya, kami berdua menyelesaikan semuanya. Foto yang kamu lihat itu, emang bener itu aku dan Fattan. Tapi aku yang minta untuk dipeluk. Pelukan sewajarnya seorang teman aja, nggak lebih."

"Did you still love him?" Pertanyaan Aeyla menghentikkan aktivitas Regina yang akan menyuapkan cheese cake ke dalam mulutnya.

"Tanpa mengurangi rasa hormatku ke kamu yang merupakan istri Fattan, aku nggak bisa memaksa hatiku untuk berhenti sayang sama Fattan. Karena kenyataannya emang gak ada satupun perasaan yang bisa pergi selamanya. Tapi aku udah nggak mengharapkan Fattan lagi untuk menjadi milik aku."

"He's yours, Ay. Totally yours." Ucap Regina dengan suara rendah. Matanya memancarkan keseriusan.

Aeyla masih diam termenung, mencerna semua perkataan dan penjelasan dari Regina.

Di mata Aeyla, Regina memang terlihat begitu sempurna. Cantik, cerdas, bagaimana caranya menjelaskan tidak menyudutkan pihak manapun, tidak menampik juga bahwa Regina memang masih memiliki perasaan untuk Fattan. Tapi Regina tau porsinya. Regina tau bahwa Fattan bukan lagi miliknya.

"Dimakan deh Ay itu cheese cake nya. Kamu kalo ketagihan nanti minta anterin Fattan aja kesini. Dia tau kok cafe ini." Aeyla sedikit tertegun, tapi ia tetap mengangguk sambil tersenyum simpul.

"Enak kan?"

Aeyla mengerjap pelan, benar, rasanya enak, sangat enak jika dibandingkan dengan semua cheese cake yang pernah ia coba.

"Iya, enak." Jawab Aeyla sambil tersenyum, Regina ikut tersenyum mendengarnya.

"Aku ajakin kamu ketemu karena Gege kasih tau aku kalo kamu sama Fattan lagi berantem, dan feeling aku gak salah, kalian berantem emang karena aku."

"Engga kok, Re. Bukan karena kamu. Masalahku dan Fattan pure karena komunikasi kita yang kurang baik. Salahku juga karena malah nurutin ego." Balas Aeyla dengan tenang. Kemarin sebelum bertemu dengan Regina, Aeyla sudah memikirkan kemungkinan kemungkinan apa yang akan terjadi nantinya. Namun sekarang setelah bertemu dan mengobrol dengan Regina, ternyata Aeyla salah menilai. 

Regina mengusap pelan punggung tangan Aeyla. "Fattan loves you so much, Ay. Aku udah bukan apa-apa lagi untuk Fattan. Aku sekedar cerita dari lembaran masa lalunya yang gak berarti apapun. Karena sekarang kamu dunianya Fattan."

"Perasaanku biar jadi urusanku, karena pada kenyataannya cuman kamu yang ada di hati Fattan. Kalian emang dipertemukan untuk saling memiliki. I'm happy for you both." Ucap Regina dengan tulus membuat Aeyla jadi terharu.

"Thank you so much, Re.. thank you so much." Ucap Aeyla dengan suara parau, ia menundukkan kepalanya sesaat untuk mengatur emosinya. "Maaf karena aku sempat salah menilai kamu. Maaf karena aku yang gak rasional jadi malah merepotkan kamu."

Regina menggeleng pelan sambil tersenyum, "you don't need to say sorry, Aeyla."

"Yang penting sekarang udah gak ada kesalahpahaman lagi. Masalahku dan Fattan juga udah selesai, sekarang tinggal kamu yang selesaiin masalah kamu sama Fattan."

Aeyla mengangguk samar dengan mata yang berkaca-kaca, "I will."

🕊️

HAYOOO MANA KEMARIN YANG SUUDZON SAMA RERE WAKKAKKA

anak baik kok dia🥹🤏🏻

Kita Usahakan Rumah ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang