00'06

1.2K 74 6
                                    

Halo
Author balik dengan bagian cerita menarik lainnya!!
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"El" El menoleh ke belakang, mendapati dino yang sedang berdiri di pintu kamarnya.

"Iya kenapa? " Tanya el dengan lembut.

Dino berjalan masuk. Ia mendudukkan dirinya di kasur el, tepat di samping el.

"Kangen" Ujarnya.

El mengerutkan keningnya "perasaan tadi ketemu pas makan siang" Ujar el lalu bangkit dari posisi tengkurap.

"Kangen aja" Dino memeluk tubuh el, menenggelamkan wajahnya di leher el.

El terkekeh, bagaimana bisa kembarannya segemas ini.

"Din, bantuin el nyiapin perlatan sekolah yuk" El beranjak dari duduknya.

Dino beranjak dari duduknya, mengikuti langkah el.

Selang beberapa menit keduanya telah selesai menyiapkan perlengkapan sekolah.

"Nanti dari sekolah di kasih kartu pelajaran sama kartu akses" Ujar dino yang kini sudah merebahkan dirinya di kasur el.

"Kartu akses? " El nampak bingung, sekolah membutuhkan kartu akses?.

"Iya, buat keluar masuk ruangan, kaya perpustakaan. Terus biasanya di isiin duit, buat jajan kantin" Ujar dino.

"Din, yang el denger yang sekolah di sana antara anak yang benar-benar pinter atau anak orang kaya ya? "

"Iya, buat mereka yang pinter pasti ada tes. Dan anak-anak unggulan dalam pelajaran" Ujar dino.

"Buat anak yang kaya raya, ada yang tes ada yang enggak. Biasanya sih anak-anak unggulan non-akademis. Tapi tetep aja, standar di sana tinggi"

El hanya mengangguk mendengar penjelasan dino. El tau karena sudah turun temurun keluarganya bersekolah di sana, dan menjadi salah satu orang penting.

Salah stau temannya juga bersekolah di sana, jadi el tidak terlalu merasa cemas. Dirinya harap ia satu kelas dengan dino atau setidaknya dengan temannya itu.

>>>>>>>>>

Gadis itu terbangun dengan nafas tesenga keringat dingin menyucur dari pelipisnya.

El, gadis itu terbangun karena mimpi buruknya. El mencoba menenangkan dirinya, namun naas ia masih teringat jelas dengan mimpinya.

El memutuskan untuk turun ke dapur dan membuat susu. Salah satu cara yang ia gunakan sejak lama, saat dirinya bermimpi buruk.

El menyalakan lampu dapur, mengambil kotak susu lalu menuangkan bubuk susu itu ke gelas. Menyiramnya dengan air hangat. El meminumnya dengan cepat.

Seventeen // BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang