El kembali ke kamarnya setelah mendengarkan atau... Lebih tepatnya menguping pembicaraan kedua kakaknya.
El duduk di meja belajarnya sembari mengotak-atik ponselnya, mencari nomor seseorang yang ingin ia hubungi.
Jevano
No, maaf ya
Hari ini belum bisa kerkom.El menutup ponselnya saat ia merasa bahwa pesannya tidak akan di balas. Ya... Tentu saja siapa yang masih aktif tengah malam begini-- tepatnya pukul satu lewat empat puluh lima menit dini hari.
El menyandarkan tubuhnya, ia menutup matanya menetralkan semua rasa yang memenuhi kepalanya.
Kata-kata yang membuat dirinya tidak tenang terus berputar memenuhi kepalanya, rasanya kepala el bisa pecah sekarang juga.
Saat el hampir terlelap dalam tidur-- dalam posisi masih duduk di kursi, suara notifikasi dari ponselnya berbunyi.
El sempat berfikir sejenak sebelum membuka pesan yang masuk ke ponselnya.
Jevano
Iya gapapa.
Gimana keadaannya?Udah baikan kok.
Oh iya, kerkom nya
mau diganti kpn?Kapan aja bisa
Lo sembuh aja duluOke deh
Nanti aku kasih tau lagi.Iya.
»»»»»»»»»»»»»»»»
El yang merasa kantuknya hilang berpindah tempat ke sofa. Ia merebahkan dirinya di sofa panjang di kamarnya, mengotak atik handphonenya yang seharian ini tidak ia sentuh.
Tak lama el terlelap dalam tidurnya, tentunya ia masih di sofa dengan posisi yang sama.
»»»»»»»»»»»»»»»»
Cahaya matahari masuk ke dalam kamar gadis yang tengah tertidur di sofa itu. Merasa terganggu dengan sinar matahari yang masuk, akhirnya gadis itu terbangun.
Ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Gadis itu mengusap matanya yang sedikit buram saat melihat.
Ia berdiri dari tidurnya niatnya gadis itu ingin berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, namun itu sedikit tertunda saat....
"Aduh... Shhh " Bahu gadis itu menabrak ujung lemarinya karena tidak seimbang saat berjalan yang di sebabkan oleh nyawanya yang belum terkumpul semua.
Gadis itu mengusap bahunya yang tertabrak oleh ujung lemarinya. Ia memukul ujung lemari yang tadi ia tabrak.
"Ck! Ah elah, pake nabrak segala" Gadis itu nampak marah karena telah menabrak lemarinya sendiri.
Sebenarnya jika ada orang yang melihat tingkah el sekarang mungkin orang itu akan berkata 'cantik cantik stress'
El yang sudah puas marah dengan lemarinya kini berjalan ke kamar mandi. Ia membasuh wajahnya lalu menggosok giginya.
"Wuhu!! Libur" El menempuk pipinya pelan, lalu melihat dirinya dalam pantulan cermin.
"Eummm... Aku lebih segar sekarang" El memasang earphone.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen // Brothers
Fiksi PenggemarTau grup seventeen? Bayangin gimana kamu jadi adek perempuan satu-satunya diantara laki-laki yang sukanya bercanda gak masuk akal itu. Kehidupan penuh teka teki yang dirasakan leona di hidupnya bersama para abangnya yang gak ada warasnya.