Balwek!!
Lama ya?
Maaf ya....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Yoshi davin galvindo. Pria berwajah menawan yang penuh dengan luka kini tengah duduk di sebuah kafe, menatap keluar jendela yang sedang di banjiri rintikan hujan.
Tatapan kosong yang nampak dingin itu menatap ke arah jalanan yang kini basah karena hujan itu. Wajahnya yang penuh luka itu menambah kesan seram bagi dirinya.
Bugh!
Seseorang menepuk bahunya. Yoshi hanya melihat sekilas lalu mengalihkan pandangannya kembali.
"Nih obat merah, obatin dulu luka lu" Titah pria itu sembari menyodorkan botil obat merah dan beberapa plester luka.
Tak kunjung mendapatkan respon, pria itu menaruh obat merah dan plester itu di atas meja depan yoshi.
"Di cuekin mulu gue" Gerutu pria itu. Pria itu mengikuti arah pandangan yoshi.
"Kata bokap gue, lo pindah sekolah lagi? " Tanya pria itu.
Yoshi menatapnya sebentar "bukan pindah, itukan emang sekolah gue" Ujar yoshi dengan nada dingin.
"Iya juga, gue gak perlu repot repot ikut lo pindah deh! " Riang pria iru.
Pria itu menghela nafas kasar "Masih nyesel? " Tanya pria itu.
"Gue gak tau, bingung" Jawab yoshi dengan acuh.
Pria itu terkekeh pelan "perasaan lo sendiri aja lo gak tau, pantesan" Ujar pria itu sembari menggelengkan kepalanya.
Pria itu berdiri "gue panggilin aries aja, biar dia obatin lu" Ujar pria itu lalu pergi meninggalkan yoshi yang masih menatap ke luar jendela.
"Gue harus kemana lagi leo" Lirih yoshi.
>>>>>>>>
"El ayo bersiap" Titah sang mami yang sudah rapih dengan pakaian bergaya kasual.
El turun dari kamarnya, menggunakan dress yang cukup sederhana dengan warna senada dengan pakaian yoona.
"Iya mi" Ujar el sembari merapihkan rambutnya.
"Wah! Adek abang cantik banget! " Puji jeonghan.
"Nih, buat pegangan el" Ujar junho sembari menyodorkan kartu atm pada el.
"Jajanin sepuas el" Ucap junho.
El awalnya ragu untuk menerimanya, namun pada akhirnya ia terima juga.
"Ayo el, mobilnya udah siap" Ajak sang mami.
"Mi, dino mau ikut" Rengek dino.
"No, ini waktu buat para cewek" Ujar sang mami lalu menarik tangan el.
El hanya melambaikan tangannya sebagai tanda berpamitan.
"Papi, dino mau ikut" Rengeknya pada sang papi. Namun apa boleh buat, sang papi juga sedih krn tidak bisa ikut.
![](https://img.wattpad.com/cover/349661191-288-k170998.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen // Brothers
FanfictionTau grup seventeen? Bayangin gimana kamu jadi adek perempuan satu-satunya diantara laki-laki yang sukanya bercanda gak masuk akal itu. Kehidupan penuh teka teki yang dirasakan leona di hidupnya bersama para abangnya yang gak ada warasnya.