Heyo!!
≥≥≥≥≥≥≥≥
El membuka loker kelasnya begitu sampai di kelas. Niatnya ia ingin mengambil buku tulis yang ia tinggal kamis lalu.
Ketika el membuka lokernya yang ia temui bukan buku tulisnya, melainkan sebuah kotak kecil dengan bau busuk.
El membuka kotak itu dan menemukan sebuah surat yang berlumur warna merah pekat dan sebuah kecoak mati di atas kertas itu.
Ingin rasanya el berteriak, namun saat itu beberapa murid memasuki kelasnya, jadi dengan segera el menutup kotak itu lalu meletakan kotak itu kembali ke loker.
"Leon, kenapa? " Jevano yang beru memasuki kelas menyadari gerak gerik aneh el.
"H-hah gapapa kok no"
"Ohhh oke deh"
"Pagi El!! " Ryujin yang baru datang berteriak, hingga bisa-biaa suaranya terdengar hingga ke lapangan sekolah.
"Fak kata gue teh, telinga gue" Aries berteriak saat mendengar suara ryu yang keras.
"El, kok pucet? " Tanya ryu lalu duduk di bangkunya.
"Hah? Gakpapa, cuman agak pusing aja"
"Yahh, tau gitu lo mending di rumah aja"
"Jangan di paksa masuk sekolah el"
Ryujin dan aries sibuk mengomentari el. Ryu menempelkan punggung tangannya ke dahi el.
"Entar kalo emang gak kuat bilang ya el" Ucap ryu menatap el kasihan.
"Iya ryu" El hanya mengangguk lalu menidurkan kepalanya di atas meja.
≥≥≥≥≥≥
"El, mau ke kantin? " Tanya ryu.
El menggeleng "gak dulu ryu, mau tidur"
"Ya udah, gue sama aries ke kantin dulu ya"
"Iya"
El kembali menidurkan kepalanya di atas meja. Sementara di kelas hanya ada el dan beberapa ank laki-laki yang belum keluar dari kelas.
Tanpa el sadari jevano duduk di bangku ryu, ia ikut menidurkan kepalanya menghadap el yang sedang tertidur.
Ia merapihkan poni el yang menutupi wajahnya.
"Cantik" Kata-kata itu keluar dengan spontan dari mulut jevano, bahkan ia juga terkejut
"Anjir gue ngomong apa barusan" Jevano menutup mulutnya kaget dengan kata-kata yang ia lontarkan.
Sementara jevano masih terkejut, tiba-tiba ada uluran tangan menyentuh dahi el.
"Ck! Anget lagi badannya" Ujarnya
"Astaga! Bjir Yoshinori" Kaget jevano.
"Minggir lo, gue mau bawa el ke uks"
"Gak usha dulu, kasihan masih tidur" Jevano menggeleng menolak beranjak dari duduknya.
"Bact bener lo"
"Lah suka-suka gue suh! "
"Awas, dari pada makin parah el nya" Yoshi marah dengan nada bisik-biaik
"Orang leon lagi tidur" Jevano menjulurkan lidahnya mengejek.
"El! " Seorang laki-laki masuk dengan khawatir.
"Minggir lo, ngalanhin banget" Pria itu mendorong jevano dari duduknya hingga jevano tersungkur.
Laki-laki itu menempelkan punggung tangannya pada dahi el untuk mengecek suhu badan el.
"Eungh, dino kok di sini? " Tanya el yang terbangin karena merasa sesuatu menyentuh
"Kok gak bilang kalo sakit? Dari kapan? Harusnya bilang dari tadi, biar bisa di jemput sama mas atau abang yang lain. Apa yang sakit? " Dino sibuk mengoceh melempari berbagai pertanyaan pada el.
'Abangnya atau kembarannya nih si dino purba? ' batin jevano yang bergantian melirik el dan dino
Sementara yoshi masih bingung, kenapa dino begitu khawatir pada el.
"El gapapa kok, cuman agak pusing dikit. Niatnya kalo emang udh gak kuat, baru el mau ke dino" Ujarnya yang masih biaa tersenyum dengan wajah pucatnya.
"El!! " Tak berselang lama seungkwan dengan heboh masuk ke kelas el diikuti dengan verbon yang berjalan dengan tergesa-gesa.
"El, ih! Badannya anget dek. Kok gak bilang abang? Kamu maksa masuk ya? " Sama halnya, seungkwan terus melempari el pertanyaan.
Sementara vernon hanya duduk di samping el sembari menyodorkan sekotak susu dan roti untuk el.
"Makasih mas"
Vernon hanya mengangguk.
"Sabar, abang telfon mas yang lain biar di jemput kamu" Seungkwan mengeluarkan handphonenya lalu menelfon beberapa, ah bukan hampir semua abang di luar sekolah di telfon oleh kwan.
Untungnya, kelas el berada di pojok dan sedang sedikit orang. Jadi identitas el juga belum terungkap ke banyak orang.
Sebenarnya dari tadi el sedikit khawatir jika ada murid lain yang mendengarkan, namun tenaganya sudah habis untuk menghentikan abangnya.
>>>>>>>
Jagoan kampung
Anda:
Bang, ada yang bisa jemput el?Tukang rusuh:
El kenapa?Bapak kucing:
Eh kenapa diaBang cheol:
Dimana?
Dia kenapa?Anda:
Sakit dia.
Kayaknya maksa masuk dia.Bang (sat)
Hah? El kenapa
Dimana dia?
Gue yang jemput.Bang cheol:
Lo masih kelas ya
Kabur liat lo di rumah gyuAbang waras:
Ya udah gue aja yang jemput.
Sekalian lagi di luar gueAnda:
Oke bang
>>>>≥≥≥≥≥>>>>>>≥≥≥≥≥≥≥>>>>>>"Dek nanti yang jemput bang joshua, kamu ke uks aja dulu. Nanti kalo bang josh udah dateng, biar kamu dianterin sama petugas uks" Seungkwan berbicara sembari membereskan barang-barang el.
"Tapi bang, el ada ujian abis ini" Ujarnya memelas.
"Kamu sakit dek, gak usah maksa" Ujar kwan lalu menyerahkan tas el pada Vernon.
"Ayok, udh pucet banget muka kamu" Dino segera menarik lengan el untuk beranjak dari duduknya.
"Din ben- aww, shh" El memegangi kepalanya yang sakit.
"Eh, pusing ya? " Dengan panik, dino menopang el. "Udah dino gendong aja ya? " Tawarny, dino segera berjongkok di depan el
El mengalah, dan berakhir ia di gendong oleh el.
Mereka ke parkiran lewat tangga belakang, yang jarang di gunakan.
Saat sampai di parkiran, ternyata joshua sudah ada di sana. Vernon memasukan tas el ke dalam mobil sementara dino menurunkan el dari gendonganya.
"Makasih din"
"Iya, sampai rumah langsung istirahat. Nanti di kompresin air anget sama mbak sri" Ucap dino sebelum menutup pintu mobil joshua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen // Brothers
FanfictionTau grup seventeen? Bayangin gimana kamu jadi adek perempuan satu-satunya diantara laki-laki yang sukanya bercanda gak masuk akal itu. Kehidupan penuh teka teki yang dirasakan leona di hidupnya bersama para abangnya yang gak ada warasnya.