Kejadian semalam mengingatkan Nabila agar lebih berhati-hati jika pulang malam. Meskipun punya dasar beladiri tapi tak menjadikannya merasa dia akan baik-baiknya saja. Nabila berdoa agar senantiasa selalu di jaga dan dilindungi oleh-Nya.
" Nab kamu denger gak tadi aku cerita apa?"
Nabila menatap Anggis dengan kening berkerut.
" Ha? Engga Gis, maaf ya "
" Iya gapapa, kamu lagi mikirin apa Nab sebenernya? "
" Gaada, cuman aku kepikiran aja hari ini kita kelasnya sampe magrib "
" Iya sih, rumah kamu jauh juga dari kampus. Kenapa gak ngekost aja Nab?"
" Gak dapet izin dari Ibu. Katanya selagi masih satu kota gak usah kost aja. "
Anggis menatap Nabila sendu. Ia takjub pada Nabila yang setiap hari menggunakan motor untuk kuliah terlebih jarak rumahnya dan kampus menghabiskan waktu setengah jam.
" Kamu kenapa Gis? Sekarang kamu yang ngelamun"
" Aku takjub sama kamu Nab. Kamu hebat, kamu mandiri banget "
Nabila tersenyum getir mendengar penuturan Anggis.
" Sebenernya aku mulai cape Gis, tapi gimana lagi? Ibu bilang harus jadi orang yang mandiri jangan bergantung ke yang lain apalagi ke cowok "
Anggia membawa Nabila kedalam pelukannya. Mata keduanya memanas merasa sebuah belati tak kasat mata mengiris suasana bahagia menjadi sendu.
" Udah Gis, gapapa. Aku kuat ko."
_____________Mata kuliah selesai pukul enam. Nabila merasa cukup cape hari ini. Bagaimana tidak cape mulai kelas saja pukul 08.30.
" Gis aku duluan ya, kamu hati-hati ke kost nya."
Anggis menatap Nabila " harusnya aku yang bilang. Nabila Anasera kamu hati-hati ya di jalannya. Kalo udah sampe kabarin aku oke?"
Nabila tersenyum mendengar penuturan sahabatnya.
" Insya Allah aku kabarin. Kamu juga ya. Assalamualaikum ."
Setelah mengendarai sepeda motornya menuju gerbang kampus Nabila melihat banyak pedagang kaki lima yang berjualan. Ada gerobak gorengan yang begitu menggiurkan baginya.
Nabila duduk di kursi yang persis dibelakang gerobak sembari menikmati gorengan yang hangat. Perpaduan yang sempurna bukan?
Di tengah-tengah menyantap gorengan Nabila membuka aplikasi pesan. Ada dua pesan dari Ibu nya.
Ibu
Assalamualaikum Nab, ibu sama ayah gak ada di rumah ya kita berangkat ke Ngawi.Kamu hati-hati di rumah ya, jangan lupa makan.
Nabila
Waallaikumsallam Bu, iya Bu hati-hati
Nabila menatap langit yang melukiskan malam yang indah dengan gemerlap bintang dan bulan. Nabila tersenyum kecut menyadari bahwa ia akan kembali sendirian di rumah. Sebuah hal yang di takutkan olehnya." Jangan sampe kumat ya Nab."
________Tidak ada yang tahu kapan dan dimana akan ada trigger yang membawa pada lubang hitam. Begitupun Nabila Anasera dia tidak pernah menyangka jika kejadian itu terulang kembali. Dan sakit nya belum terobati.
Nabila berusaha mengatur nafasnya agar rasa sesak tidak menyerangnya. Rasanya tidak nyaman dan mengganggu terlebih saat ini ia masih mengendarai motornya. Nabila tidak ingin membahayakan orang lain.
Menepi di halte untuk mencoba menenangkan dirinya adalah sebuah pilihan yang tepat. Di tarik nya nafas panjang dan di hembuskan perlahan berulang-ulang hingga mendapat tenang.
Gemercik air mulai turun di kota Bandung malam ini. Menjadi poin lebih untuk menyelimuti perempuan yang tengah bersedih sendiri. Tidak hanya hujan yang mulai membasahi tapi air yang ada di pelupuk matanya tak lagi sekedar berkaca sekarang telah menjadi bulir bernama air mata.
Nab it's oke, kalo kamu mau nangis, nangis aja ucap Nabila dengan suara parau.
Rasa sesak memang hilang tapi tangis perempuan hebat ini tak kunjung reda. Nabila melakukan butterfly hug untuk mencoba meredakan emosinya. Meskipun belum seutuhnya membaik.
Sebuah tangan terulur, Nabila mendongak untuk melihat siapa yang datang di tengah hujan.
Rony tersenyum manis dan mengangguk seolah meyakinkan bahwa dia tidak sendirian.
Nabila tidak mengerti maksud Rony. Sedangkan pelaku gemas sendiri melihat tatapan polos yang menatapnya dengan mata sembab.
" Aku izin duduk ya Nab. Kamu ngerti gak maksud aku ulurin tangan? "
Nabila menggeleng cepat " Enggak kak "
" Katanya setelah hujan ada pelangi ya? Tapi kenapa orang-orang malah memilih menghindari hujan dan neduh? "
" Karena takut kebasahan kak. Nanti masuk angin "
Rony menatap Nabila, mata sembab hidung merah sangat terpatri. Rony segera mengalihkan matanya. Takut, takut jatuh hati pada mata teduh yang menatapnya.
" Hujan itu sumber kehidupan. Kalo gak ada hujan makhluk hidup gak bisa bertahan. Tapi hujan bisa menjadi bencana jika manusia malah seenaknya mengabaikan hal-hal yang bisa menghambat air hujan. Bagi aku, ujian itu kaya hujan Nab. Menyiram diri kita supaya bisa tumbuh dan berkembang lebih baik lagi. Kalo kita menganggap hujan sebagai hambatan dan hal yang harus kita hindari itu ga akan bisa. Kita gak akan pernah tahu cara bertahan dan berjuang tanpa ujian kan? Kamu hebat Nab, kamu sadar gak sih? Kamu bisa validasi emosi negatif kamu dengan baik. Aku belum tentu bisa dan sekuat kamu. "
Rony melirik Nabila, dilihatnya air mata itu kembali meluap di pelupuk mata. Nabila merasa tersentuh oleh ucapan Rony.
" Mau peluk ?" tanya Rony sembari merentangkan tangannya.
Nabila mendekap tubuh manusia yang tengah berada di sampingnya. Semua bentuk sakit meluap begitu saja ketika dalam dekap.
Rony mengusap puncak kepala Nabila untuk membantu menenangkan seseorang yang tengah butuh ruang.
" Nangis aja Nab. Luapin semuanya. Ada aku disini."
_______Gimana part ini? Kerasa gak sih feel-nya?
Kalo ada kritik saran komen aja ya..Jadi bagaimana kabarmu hari ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
RONA
FantasyAku tak menyangka bisa jatuh hati. Di yakinkan dengan penuh tenang. Kau dapati ku penuh luka, sedang kau datangiku penuh warna. ~Nabila Anasera Kau selalu berharga, bukan aku yang memberimu warna tapi kita menjadi warna indah jika bersama bukan? ~R...