5| Jangan sama aku

602 72 4
                                    

Semua berjalan begitu cepat. Tapi berbeda dengan Nabila ia merasa tidak ada perkembangan yang lebih baik. Masih tetap pada garis edar yang sama.

Nabila menghembuskan nafas berat. Hari ini adalah hari terakhir UAS semester ganjil. Mata kuliah yang di senangi sekaligus menjadi trigger bagi dirinya.

" Untuk UAS di mata kuliah Kesehatan Jiwa ibu minta kalian menonton film dokumenter yang telah di buat oleh temen-temen semuanya. Dan saya minta kalian mencatat point penting yang perlu untuk di tulis. Sekarang kita akan menonton film dokumenter dari kelompok 2, judulnya Jalan Pulang."

Nabila mengamati Bu Laras yang tengah berbicara di depan sana, Nabila memilih duduk paling belakang. Sehari sebelum UAS ini akan terlaksana rasa cemas dan takut sudah menghantuinya lebih dulu.

" Gapapa Nab, Insya Allah aman." Gumam Nabila meyakinkan diri.

Film pun mulai tayang di tengah-tengah film suara kereta api terdengar begitu jelas hal ini sudah menjadikan perasaan Nabila tidak nyaman dan sesak. Pada bagian pemuda itu di kamar dan menggores tangannya Nabila berteriak.

Semua orang menoleh pada Nabila, Nabila bergegas keluar kelas ia tidak ingin ke trigger lebih jauh dengan kisah di film itu.

" Temenin temenin " entah suara siapa yah pasti saat membuka pintu kelas dia merasa ada seseorang yang berucap seperti itu.

Nabila berlari ke toilet, dia mengunci diri. Sesak begitu melingkupinya, tangannya sudah bergetar hebat bahkan untuk berdiri saja rasanya dia tidak kuat. Ia berusaha menenangkan diri meskipun dengan cara yang salah dan ia menyadarinya, tapi jika tidak dengan cara ini ia tidak akan tenang dengan cepat.

Nabila mulai mengontrol nafasnya, keluar dari bilik kamar mandi da tersenyum di kaca toilet. Setelah dirasa cukup ia kembali ke kelas.
__________

Nabila memilih tidak langsung pulang, ia menginginkan waktu untuk meluapkan emosi negatifnya, di danau kampus.

Nabila duduk di dekat danau. Melihat ikan yang berenang, suara air serta angin sepoi-sepoi memberi ketenangan bagi Nabila.

" Ikan, hari ini aku kumat lagi. Aku ke trigger pas liat film. Padahal aku tahu alur cerita itu tapi ternyata meskipun aku lebih tahu tahu tetep aja aku merasa sakit nya sangat nyata. Aku melukai diri lagi. " ucap Nabila sembari memberi makan ikan.

Semua emosi negatif rasanya sudah tergantikan dengan emosi positif. Nabila sudah lebih tenang dan kembali merasa bahagia.

" Udah mau sore nih, aku pulang dulu ya kan. Nanti kita ketemu lagi. Makasih udah dengerin cerita aku kan."

Setelah mengatakan itu Nabila melambaikan tangan dan berlalu meninggalkan danau.

Sebuah pesan masuk dan Nabila melihat siapa yang mengirimkannya pesan.

Kak Rony
Nab, kamu dimana?
Aku nyariin kamu

Nabila
Aku di parkiran kak, kenapa?

Tunggu kita pulang bareng, kamu gak bawa motor kan?

Iya kak

Tak lama Rony datang. Nabila menepuk kursi di sampingnya memberitahu Rony agar duduk di kursi.

" Maaf lama. Btw gimana hari ini? "

Desiran yang sakit tiba-tiba dirasakan oleh Nabila. Pertanyaan manis yang tak pernah ia dapatkan, Nabila tersenyum miris.

" Tadi kumat ka di kelas ke trigger."

Rony mengulas senyum " sekarang gimana perasaannya udah membaik?"

Nabila mengangguk dan mengalihkan pandangannya ke depan.

" Yuk kita pulang. Hari ini kita naik damri mau? "

" Serius kak? Ayo kak takut jadwal damri nya keburu habis. Ini udah sore banget " ucap Nabila dengan intonasi yang lebih bersemangat.

Rony terkekeh kecil mendengar jawaban Nabila. " Semudah itu Nab kamu bahagia, maaf untuk yang kesekian kalinya." Monolog Rony.

Di damri Rony dan Nabila duduk bersebelahan. Mereka menikmati sandekala yang begitu indah terlihat begitu jelas dari jendela.

" Indah ya Nab "

" Iyaa kak, indah banget "

Tak lupa Nabila memotret sandekala dan menyimpan kembali handphonenya.

" Kak Rony tadi gak pake motor emang berangkat nya? "

" Pake Nab, cuman tadi aku nitip ke Diman. Kenapa ?"

" Aneh banget, udah tahu bawa motor pulangnya malah pake damri. "

Nabila terkekeh kecil. Melihat itu Rony ikut tersenyum terlebih kedua mata Nabila seperti bulan sabit yang amat cantik.

Saat sudah sampai di perumahan Nabila. Mereka berbincang banyak hal. Hal-hal random bahkan jokes bapak-bapak dilemparkan.

" Udah kak, aku gak kuat ketawa terus. Kok bisa sih lucu terus."

" Aku lucu ya Nab. Makasih loh terharu banget aku denger nya ."

Nabila merasa geli sendiri mendengar ucapan Rony.

" Nab, terus bareng aku ya. Terus bersamai aku. Aku merasa lebih hidup dan berarti ketika kamu ada. Jangan pergi ya, apapun yang akan terjadi suatu hari nanti. Aku harap kamu mau dengerin aku terus. Jangan tinggalin aku ya Nab. "

Nabila menatap Rony. Sebenernya apa yang terjadi kepada Rony padahal seingatnya mereka baru kenal beberapa bulan terakhir.

" Jangan sama aku kak, aku banyak lukanya."

.
.
.
.
.

Ada yang bisa nebak gak nih endingnya gimana?







RONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang