3| Ketauan?

672 72 8
                                    

Pagi ini yang memiliki euforia berbeda bagi Nabila. Rona merah di pipinya tak juga mereda. Memikirkan kejadian semalam membuatnya malu dan salah tingkah.

" Gimana dong, mana aku baru tahu lagi kalo ternyata kak Rony satu kampus cuman beda fakultas. Malu banget sih kalo ketemu " Nabila menggerutu sembari menutup mukanya.

Nabila merasa hormon dopamin ter-stimulus. Nabila berguling-guling di kasur dan terus mengulas senyum. Nabila merasa baru pertama kali merasakan emosi se-positif ini.

" Nab kamu kenapa ?"

Nabila tersenyum kikuk sembari memposisikan diri untuk duduk dan agar terlihat lebih tenang.

" Gis ko gak ketuk kamar sih. Kaget tau " ucap Nabila sembari mengerucutkan bibirnya.

Dahi Anggis mengerut " lah kamu di panggil-panggil gak nyaut-nyaut Nab jadi aku masuk aja deh. Btw kamu kenapa sampe guling-guling gak jelas di kasur?"

Nabila terkejut mendengar perkataan di akhir itu. Nabila seketika bingung harus menjawab apa.

" Emm gapapa Gis, aku baper aja tadi liat status orang liatin scene drakor yang romantis."

" Affa iyya kidz? Kamu liat scene aja atau kamu alami sebenernya? Sejak kapan anak kecil kaya kamu suka drakor?"

Nabila merasa disudutkan dengan perkataan Anggis. Tapi tunggu, Nabila mendelik ke arah Anggis

" Aku bukan anak kecil Gis. Aku udah punya KTP ya. "

Anggis menggelengkan kepala melihat ekspresi lucu yang Nabila tampilkan ketika berbicara seperti itu.

" Iya deh iya, si paling bukan anak kecil "

Keduanya tertawa terbahak-bahak entah karena penuturan Anggis yang lucu atau chemistry yang kuat sudah melekat.

" Ehh btw Nab kamu tahu gak. Diem ya jangan potong pembicaraan aku dulu. "

Nabila mengangguk dan menggegerkan tangan kanannya seperti mengunci mulutnya.

" Semalem aku sama Aldo kan abis beli keperluan buat kerja kelompok ke supermarket terus pas lagi makan aku lihat Twitter lambe kampus. Di Twitter itu ada foto kating yang terkenal sebagai cowok dingin dan bad boy seantero kampus. Tapi anehnya di foto itu ngeliatin kalo kating itu lagi usap kepala cewe pake kerudung di sebuah halte. OMG ini bikin geger sekampus sih. Sang bad boy bertemu pawangnya. Tapi sayang banget sih muka si ceweknya gak keliatan. Fiks sih kalo mereka official bakalan jadi best couple pokonya." Ujar Anggis hiperbola.

Nabila sudah ketar-ketir mendengar cerita Anggis. Sedangkan Anggis tetap melanjutkan ceritanya. Hingga sebuah kalimat yang tidak ingin terdengar malah dengan lantang di ucapkan Anggis.

" Kating itu namanya Rony Ravendra Parulian Nab. Fiks parah sih kalo kamu gak tahu. Nab jawab kek diem mulu dari tadi " kesal Anggis.

" Tadi katanya diem, yaudah aku nurut."

Anggis mencubit pipi chubby Nabila. Anggis gemas dengan tingkah Nabila yang tidak semudah itu faham jalan pikirannya.

" Sakit Gis, ku balas kau mau ?"

" Lho lho ko jadi logat batak. Sejak kapan... Jangan-jangan lo cewe yang ketahuan sama akun lambe itu ya? Wah wah gak bahaya ta?"

Nabila merutuki dirinya, bisa-bisanya cara Rony berbicara menular padanya dengan secepat ini.

" Apaan sih, orang kamu yang duluan. Ya alam bawah sadar aku kan jadi random gini "

" Iya deh iya.. tapi kalo itu beneran kamu Nab. Aku harap kamu bisa menemukan rumah yang selama ini kamu cari. Rumah berupa seseorang."
_________

Seperti ada magnet yang memiliki daya tarik menarik, Nabila merasa hal itu terjadi padanya. Ketika di kantin Nabila melihat Rony tengah berjalan dengan gerombolannya. Nabila berusaha bersembunyi di belakang Anggis.

" Nab kenapa sih? Ko malah ngumpet-ngumpet gitu. "

" Engga Gis gapapa. Gis aku mau ke toilet dulu kebelet. Kamu gak usah nunggu ya."

Setelah mengatakan itu Nabila bergegas pergi. Nabila melakukan defence mechanism regression.

Dia memilih menepi di danau kampus. Merogoh kantong nya dan menemukan uang lima ribu rupiah. Ia akan membeli pakan ikan yang disediakan pihak kampus.

Foto pribadi yang saya simpan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto pribadi yang saya simpan

Nabila tersenyum lebar ketika banyak ikan yang berdatangan. Ikan-ikan melompat dan saling berebut. Nabila terkekeh geli karena cipratan air mengenainya.

" Ikan tahu gak, semalem aku merasa punya rumah. Rumah nya bukan berupa ruang kamu ngerti gak kan? Aku di perkenankan meluapkan emosi negatif aku. Katanya Nangis aja Nab ada aku disini. Aku malu loh kan, gak mau ketemu orangnya. Apa aku layak untuk mendapatkan ini? Tapi dia bisa menenangkan aku. Aku harus gimana?"

Nabila bercerita kepada ikan sembari memberi makan. Terlihat aneh tapi membuatnya lega. Nabila hanya ingin di dengar tak apa meskipun di dengar oleh ikan-ikan yang kelaparan.

" Jangan terlalu deket nanti kecebur."

Nabila terkejut tanpa melihat siapa yang berbicara dia sudah mengenali suaranya. Seseorang yang sedang tidak diharapkan ia temui, dia masih malu.

Nabila hanya melirik sekilas dan kembali memberi makan ikan. Sesekali menyentuh kepala ikan yang lebih besar meskipun ada rasa takut sedikit.

Sedangkan Rony memperhatikan kegiatan gadis tersebut. Hatinya menghangat. Rony berjalan menuju rak pakan ikan untuk melakukan kegiatan yang sama seperti halnya Nabila.

" Gimana perasaan kamu hari ini?" Tanya Rony.

" Lebih baik kak "

Rony mengangguk dan memilih melihat Nabila daripada melanjutkan memberi makan ikan.

" Nab ada waktu luang ?"

Nabila menoleh mendengar pertanyaan itu. Nabila belum faham maksud Rony.

" Waktu luang ya? Paling Minggu depan ka. Kenapa? Mau minta di obatin lagi ?"

Rony terkekeh kecil mendengar penuturan Nabila.

" Bisa gak, gak usah gemesin. Gak kuat aku."

Nabila mengangkat bahu acuh. Lebih baik dia pergi ke kelas nya daripada menghadapi Rony.

" Minta nomor kamu boleh? "

Nabila mengangguk dan memberikan nomor teleponnya. Setelah itu ia bergegas pergi.

" Kamu layak dan pantas mendapatkan itu Nab." Lirih Rony.
_________

Lanjut gak nih?

RONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang