Sejin tidak pernah menduga akan kedatangan orang asing di meja makannya saat sarapan. Seseorang yang memperkenalkan dirinya sebagai Kim Jungwoo.
Ini adalah pertama kalinya Sejin bertemu dengan lelaki itu.
Dia adalah sosok tinggi yang menawan tapi tak cukup mempesona untuk menggerakkan hati Sejin.Jungwoo datang pagi-pagi sekali untuk mengantarkan buah-buahan. Dan Wendy menyambutnya dengan ramah.
Sejin bersikap pasif, itu seperti apa yang sudah Wendy duga. Sejin tidak akan mudah menerima sebuah hubungan yang telah lama menjadi traumanya.
"Udah mau berangkat??" Wendy bertanya dengan suara halusnya.
Tatapannya mengikuti Sejin yang berjalan kesana kemari mengambil kebutuhannya di dapur.
"Iya." Singkatnya.
"Biar aku antar." Jungwoo cukup peka untuk menawarkan diri tapi Sejin justru bersikap dingin padanya.
"Ga perlu, aku pergi sama Mark. "
Gadis itu masih kesal dengan Wendy soal kemarin, jadi dia langsung pergi tanpa berpamitan. Dia juga mengacuhkan wajah bingung Jungwoo.
Mark telah menunggunya di depan, dengan mobil tua kesayangannya. Sejin langsung masuk tanpa di minta.
"Pagi." Sapanya.
Sejin menjawab itu dengan gumaman.
"Pagi-pagi udah cemberut aja nih tuan putri." Mark melajukan mobilnya secara perlahan, dia sempat melirik mobil asing yang terparkir di halaman rumah Sejin.
"Mobil siapa itu?" Mark kembali bertanya karena Sejin mengacuhkannya.
"Kim Jungwoo."
"Aa..." Mark tau nama itu setelah mencuri dengar percakapan Sejin dengan bibinya kemarin. Dan akhirnya dia tau apa yang membuat Sejin berwajah masam pagi ini.
Mark akhirnya memilih diam untuk sesaat dan mendengar Sejin yang menghela nafas beberapa kali. Itu membuatnya sedikit terganggu.
"Hey... Sejin. Aku tau kamu bukan orang yang tertutup sama orang asing. Kamu bisa tiba-tiba mengobrol dengan orang random di jalanan. Lalu... Kenapa ga coba berkenalan dulu dengan orang itu?"
Lirikan tajam Sejin langsung membuat bibir Mark terkatup. Lelaki itu langsung menatap jalanan karena takut Sejin akan marah.
"Yaa, aku cuma memberi saran."
"Kamu tau kan, pernikahan itu menakutkan untukku."
Mark kembali melirik Sejin. Wajahnya tiba-tiba menjadi sendu, dengan tatapan menunduk gadis itu kembali bicara.
"Hubungan rumah tangga yang harmonis itu ga pernah ada di keluargaku. Papaku seorang tentara, dia sering pergi jauh dan meninggalkan mama sendirian. Pada akhirnya dia menikah lagi tanpa mama tau. Dia berkhianat. "
Mark tidak memberi tanggapan. Dia tetap mendengarkan meskipun dia sudah tau kisah kelam keluarga Sejin. Tapi mungkin ada sederet rasa sakit yang ingin dia pahami. Untuk itu Mark memberikan tatapan empatinya pada Sejin.
"Aku tau bagaimana traumanya kehilangan, memulai sebuah hubungan itu sangat sulit untukku, terutama jika itu dengan orang asing." Sejin tiba-tiba menoleh ke arah Mark. Dan menatapnya seolah meminta persetujuan atas opininya.
"Pernikahan itu janji seumur hidup Mark. Apa masuk akal kalau aku tiba-tiba menggantungkan hidupku sama orang asing yang baru aku kenal dan membuat janji seumur hidup sama dia ??? "
"Iya.. aku akui kamu benar. Berhati-hati itu memang perlu terutama dalam ikatan pernikahan." Kata Mark.
"Di dunia ini satu-satunya laki-laki yang aku percaya cuma kamu. " Tambah Sejin.
Mark meliriknya sebentar sebelum memarkirkan mobilnya di kawasan kampus. Lelaki itu tak kunjung bergerak ketika mobilnya sudah berhenti dan malah diam menatap dashboard mobilnya.
"Park Sejin.."
"Hm." Sejin menggumam dengan intonasi datar. Gadis itu bersandar dengan mata terpejam seolah lelah melihat dunianya.
"Kamu bilang percaya padaku kan?"
"Iya tentu saja. Kita berteman sudah sangat lama dan kamu selalu ada dalam part-part sulit di hidupku."
"Kalau begitu.... Gimana kalau... Aku aja yang melamarmu ??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not an Ordinary Friend | MARK LEE
FanficSejin selalu berpikir, bahwa kebahagiaan itu adalah tanggung jawabnya sendiri. Orang lain tidak memiliki tanggung jawab untuk membahagiakannya. Tapi ada satu orang yang ternyata dengan suka rela bahkan memaksa untuk ikut andil dalam mengurus kebaha...