Kim Jungwoo benar-benar manusia yang pantang menyerah. Sudah kesekian kalinya Sejin mengacuhkan lelaki itu tapi dia tetap datang kerumahnya.
Okey, dia memang bisa mengambil hati ibunya, tapi dia tidak akan dengan mudah mendapatkan hati Sejin. Tidak akan pernah !!
"Sejin.."
Gadis itu tak peduli meski ibunya memanggil, dia tetap berjalan menuju kamarnya di lantai dua dan mengacuhkan tamu mereka.
"Hey !! Park Sejin!!!!" Wendy yang biasanya lemah lembut kali ini tidak tahan untuk tidak berteriak. Wanita itu akhirnya menghela nafas dengan wajah sungkan di depan Jungwoo.
"Maaf ya Jungwoo, Sejin biasanya sangat sopan. "
Jungwoo hanya bisa tersenyum meskipun dia akui dia sedikit tersinggung.
"Gapapa Tante, mungkin Sejinnya lagi capek. Mm.. kalau begitu Jungwoo pamit pulang. " katanya.
Kekecewaan di wajah Jungwoo terlihat jelas dan membuat Wendy kembali menghela nafas.
"Maaf ya."
Jungwoo mengangguk. Dia akhirnya pulang dengan perasaan kecewa sekaligus kesal.
Sementara Wendy tak bisa menahan diri untuk tidak membuat perhitungan dengan putrinya. Wendy masuk begitu saja ke kamar Sejin tanpa mengetuk pintu.
"Park Sejin !! Apa sopan berlaku begitu ke tamu??" Wendy menegurnya dengan tegas. Dia tau mungkin selama ini dia terlalu lembut pada Sejin hingga gadis itu bertindak semaunya sekarang.
"Dia kan tamu mama bukan tamuku." Sejin membela diri.
"Sejin, jangan pura-pura ga tau kalau Jungwoo itu datang buat ketemu kamu."
Sejin yang awalnya sibuk mengganti pakaian, kini memusatkan perhatiannya secara penuh kepada Wendy.
"Aku tau, bahkan aku sangat paham apa maksud kedatangannya kesini. Tapi mama tau kan, aku ga mau di jodohkan. "
"Kamu ga mau karena kamu belum kenal aja.."
"Itu dia masalahnya, aku kenal aja ga mau apalagi di jodohkan mah."
"Park Sejin!!" Wendy susah payah menahan diri. Wanita itu menghembuskan nafas dari mulutnya dan mencoba untuk relax. Percuma saja menghadapi Sejin dengan emosi, bukan jalan tengah yang bisa dia dapatkan tapi pertengkaran yang lebih buruklah yang akan menanti.
"Mama bukannya mau jodohin kamu, tapi Jungwoo yang datang sendiri karena suka sama kamu. Mama cuma berharap kamu ga menutup diri begini."
Sejin akhirnya diam, dia membuang muka ke arah lain dan memilih untuk tidak mendebat ibunya. Wendy mungkin benar, Sejin terlalu menutup diri dan enggan menerima orang baru. Dia mungkin keras kepala dan tidak mau mendengar saran orang lain.
Tapi dalam pembelaannya dia tidak akan melakukan apapun yang tidak dia sukai. Ini adalah hidupnya dan Sejin mau mengatur sendiri ke arah mana dia akan pergi. Orang lain tidak berhak untuk ikut campur dalam kehidupan pribadinya.
"Jungwoo itu anak yang baik dan dari keluarga terpandang. Dia mungkin bisa memberi apapun yang ga kamu punya. Mama cuma ga mau kamu menyesal."
Wendy akhirnya keluar, dia menutup pintu kamar Sejin dengan hati-hati dan membiarkan gadis itu sendirian.
Sementara Sejin memilih untuk duduk termenung di tepi tempat tidurnya. Tatapannya jatuh kebawah, ke arah jaket Mark yang tergeletak di lantai karena terjatuh.
Sejin mengambilnya, meremas jaket itu dengan segenap perasaan frustasi yang berputar di kepalanya.
Situasi ini terlalu memojokkannya, perjodohan, lamaran Mark dan obsesi Jungwoo. Sejin benar-benar merasa sesak berada di tengah tuntutan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not an Ordinary Friend | MARK LEE
FanficSejin selalu berpikir, bahwa kebahagiaan itu adalah tanggung jawabnya sendiri. Orang lain tidak memiliki tanggung jawab untuk membahagiakannya. Tapi ada satu orang yang ternyata dengan suka rela bahkan memaksa untuk ikut andil dalam mengurus kebaha...