16. validate feelings

354 31 12
                                    

"Kenapa kamu bohong?"

Untuk pertama kalinya sejak pertemuan mereka Ryuha yang berinisiatif menemui Sejin terlebih dahulu.

Gadis itu sudah menunggu Sejin di depan kelasnya dan langsung menggandeng Sejin ketika dia keluar.

Ryuha mendesah tidak puas ketika dia tidak mendapat jawaban yang dia inginkan, karena Sejin hanya menunduk dan menggeleng.

Gadis itu pasti trauma, sebagai anak psikologi Ryuha bisa memahami itu.

"Dengar ya, kamu harus cerita semuanya ke suamimu. Mark harus tau ini."

Sejin langsung menoleh, wajahnya masih lesu tapi dia bisa mengikuti pembicaraannya dengan baik.

"Darimana kamu tau kalau aku sama Mark sudah menikah?"

"Suamimu teman suamiku." Kata Ryuha.

Sejin mengerutkan keningnya.

"Siapa suamimu ?"

Bukannya menjawab Ryuha malah menunjuk ke arah koridor dengan dagunya. Dimana Chenle sedang berjalan disana dengan seorang gadis yang merengkuh lengannya.

Sejin mengikuti arah pandang Ryuha lalu dahinya berkerut.

"Zhong Chenle ?" Sejin menatap Ryuha dengan wajah penuh tanya.

"Iya."

Sejin kembali memutar kepalanya menghadap koridor. Pandangannya tak bisa beralih dari gadis yang bergelayut manja di lengan Chenle.

"Siapa cewek yang dia gandeng?"

"Pacarnya."

"Hah???"

"Pacarnya...." Ryuha mengulangi jawabannya dengan intonasi lambat.

"Loh... loh.. bukannya kamu bilang dia suamimu ???"

Dua sudut bibir Ryuha melengkung kebawah ketika dia mengangguk. Tidak ada tatapan sedih yang tergambar di wajahnya selain hanya wajah datar.

"Memang. Tapi kami di jodohkan dan dia sudah punya pacar. Ngomong-ngomong kita sedang membahas tentang masalahmu bukan masalahku."

"Jadi kamu biarin gitu aja ??" Sejin masih berusaha mengalihkan pembicaraan dan membuat Ryuha kesal.

"Ga usah ngalihin pembicaraan!"

Sejin akhirnya menghela nafas. Tidak menyangka jika Ryuha akan secerewet ini padanya. Sejin menatap ke segala arah, menemukan sebuah pijakan beton yang bisa dia jadikan tempat duduk.

"Aku cuma takut memperburuk situasi. Aku yakin Yera pasti mengulangi perbuatanya kalau tau aku ngadu ke Mark. "

"Mark pasti melindungimu."

Kepala Sejin menggeleng.

"Dia pacar Mark."

Rasanya mustahil bagi Sejin bisa membela diri jika yang dia hadapi adalah orang yang di sukai Mark. Baginya pasrah adalah jalan terbaik agar tidak memperburuk situasi.

"Wait... Wait.. wait.. apa maksudmu dia pacar Mark ?? " Ryuha ikut duduk di samping Sejin kemudian menghadiahi gadis itu dengan tatapan tajam.

"Yera bilang Mark punyanya. "

Dagu Ryuha jatuh kebawah dengan tatapan sanksi.

"Kamu ga berpikir itu cuma asumsi Yera ? "

Sejin menggigit bibirnya. Sejujurnya dia sendiri juga bingung apakah dia harus percaya ucapan Yera ataukah percaya pada Mark. Dari yang Sejin tau Mark dan Yera memang cukup dekat tapi Mark tidak pernah menceritakan apapun tentang Yera.

Not an Ordinary Friend | MARK LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang