14. Horny

516 39 4
                                    

Sejin pikir Mark marah padanya. Lelaki itu mendadak diam setelah kejadian di kamar mandi. Tapi hal itu justru membuat Sejin bingung.

Dimana letak kesalahannya ?
Bukankah Mark yang menciumnya duluan? Dan bukankah mereka sama-sama menikmatinya ? Lalu kenapa lelaki itu mengacuhkannya sekarang?

Hari ini Sejin memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Dia membuat janji dengan ibunya agar mengajarinya memasak. Namun bukannya mulai menyiapkan bahan Sejin malah berdiri melamun sambil mengaduk teh di atas meja pantry.

Otaknya di penuhi dengan Mark dan juga sekelumit adegan ciuman mereka di kamar mandi. Gadis itu terus mengintrospeksi dirinya sendiri dan mencari tau apa yang salah dari ciuman mereka. Namun Sejin tetap tidak menemukan jawabannya.

"Emang tehnya kalau di aduk lama bisa berubah jadi susu ?" Suara Jisung yang menginterupsinya membuat kehaluan Sejin buyar. Gadis itu menoleh dengan tatapan tidak senang saat melihat adiknya.

"Ga usah ganggu deh."

Jisung berdecak, lelaki itu berdiri di depan lemari es dan mengambil air dingin disana.

"Masih mending aku sadarkan, kalau enggak pasti ragamu sudah di ambil hantu perawan tua yang ada di gudang." Jisung tertawa renyah, sebelum Sejin mulai memukuli lengannya.

"Akk... Sakit tau !!" Jisung memprotesnya dengan bibir mengerucut.

Sejin tiba-tiba terpikirkan sesuatu ketika Jisung kembali naik ke lantai 2, gadis itu membuntutinya dan ikut menyusup ke kamar ketika Jisung hendak menutup pintu.

"Heh... Mau ngapain???? " Jisung memprotesnya.

" kakak mau ngomong sebentar."

"Aku mau main game."

"Sebentar aja Jie."

Jisung tidak bisa membantah. Pada akhirnya dia membiarkan Sejin masuk dan duduk di ranjang seenaknya.

"Kenapa sih?" Bocah laki-laki berusia 18 tahun itu duduk di depan komputernya dan tatapannya sama sekali tidak beranjak dari komputer.

"Mm.. jadi gini... " Sejin terlihat ragu-ragu untuk memulai.

"... Kemarin kakak sama Mark ciuman..."

"CK... Ga usah pamer ya." Jisung memotongnya dengan nada sarkastik. Lelaki itu bersandar dengan wajah tidak senang.

"Ihhh... Dengerin dulu."  Sejin memposisikan dirinya duduk di pinggiran ranjang dan mengambil tempat yang paling dekat dengan Jisung.

"Jadi setelah ciuman itu tiba-tiba Mark diemin kakak. Nah.. kamu kan laki-laki, menurutmu apa yang salah?"

Alis Jisung terangkat sebelah saat dia menatap Sejin seolah dia tidak percaya kakaknya menanyakan hal sevulgar ini pada dirinya yang masih di bawah umur. Tapi Jisung tidak akan membuatnya kecewa, dia akan memberi tau kakaknya yang tidak tau apapun tentang laki-laki ini.

"Horny kali dia."

Alis Sejin bertaut sementara Jisung kembali menghadap layar komputernya. Jisung kembali bicara tanpa sadar.

"Biasanya aku kalau ciuman tuh jadi Horny."

Mata Sejin seketika memicing, gadis itu langsung berdiri dan meraih kerah kaos Jisung.

"Kamu pernah ciuman??? Sama siapa ?? "

Jisung langsung melotot dengan bibir bawah yang dia gigit kuat-kuat. Habis lah sudah jika sampai Sejin mengadu ke ibunya.

"E-ehh... Enggak, a-aku cuma nebak-nebak."

"Jangan bohong Park jisung. Kamu ciuman sama siapa ?? " Sejin menarik baju Jisung lebih kuat dan membuat lelaki jangkung itu mendongak ke arahnya.

Not an Ordinary Friend | MARK LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang